Studi Ungkap Beberapa Jenis Fetisisme Dalam Seks Adalah Perilaku Wajar
Hestianingsih - wolipop
Jumat, 18 Mar 2016 19:35 WIB
Jakarta
-
Fetisisme, merupakan ketertarikan yang tidak biasa terhadap objek secara seksual. Beberapa jenis fetisisme dikenali sebagai perilaku yang janggal dalam ilmu psikologi. Namun berdasarkan hasil studi terbaru, fetisisme dianggap hal yang normal bagi kalangan umum.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Edisi Kelima (DSM-5), ketertarikan seksual terbagi menjadi dua kategori yakni normal (normopholic) dan anomali (paraphilic). Untuk mengetahui sejauh mana sebuah ketertarikan seks dianggap normal atau abnormal, peneliti melibatkan 1.040 responden yang berdomisili di Kanada.
Hasil studi yang dipublikasikan dalam The Journal of Sex Research mengungkapkan, dari delapan tipe ketertarikan seks yang masuk dalam kategori abnormal, empat diantaranya dinilai wajar. Sebanyak 45,6 persen partisipan tertarik mencoba satu jenis fetisisme yang dianggap janggal.
"Sementara 33 persen responden pernah melakukan perilaku tersebut sedikitnya satu kali seumur hidup," jelas Profesor Christian Joyal, salah satu penulis penelitian tersebut, seperti dikutip dari Daily Mail.
Christian menambahkan bahwa beberapa fetisisme seks ternyata dianggap wajar dari yang banyak orang kira. Tidak hanya untuk fantasi seks tapi juga hasrat dan perilaku seks secara umum.
Ada 35 persen orang yang tertarik dengan voyeurisme (dorongan tak terkendali untuk mengintip atau melihat lawan jenis telanjang atau menanggalkan busana). Sementara itu ada 19 persen responden yang tertarik dengan masokism, yakni kesenangan seksual yang berasal dari rasa sakit fisik atau psikologis yang ditimbulkan pada diri sendiri baik oleh diri sendiri atau orang lain.
Dalam studi tersebut, masokisme juga dianggap sebagai salah satu keberagaman dalam ketertarikan seksual. Bukan sesuatu yang janggal atau abnormal. Bahkan pada beberapa orang ditemukan masokisme justru bisa meningkatkan kepuasan seksual.
Perilaku fetisisme ini lebih banyak dialami pria ketimbang wanita. Tapi bukan berarti wanita tidak memiliki ketertarikan pada fetisisme sama sekali.
Namun ada yang harus digarisbawahi. Penelitian ini tidak serta merta menyatakan bahwa fetisisme adalah hal yang benar-benar normal. Tetap ada batasan, kapan fetisisme dinyatakan masih wajar atau sudah jadi janggal, pun tidak ada 'pakem' yang menetapkan hal tersebut. Semuanya harus melalui proses pemeriksaan dan konsultasi secara individual dengan ahli, seperti psikolog atau psikoseksual. (hst/kik)
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Edisi Kelima (DSM-5), ketertarikan seksual terbagi menjadi dua kategori yakni normal (normopholic) dan anomali (paraphilic). Untuk mengetahui sejauh mana sebuah ketertarikan seks dianggap normal atau abnormal, peneliti melibatkan 1.040 responden yang berdomisili di Kanada.
Hasil studi yang dipublikasikan dalam The Journal of Sex Research mengungkapkan, dari delapan tipe ketertarikan seks yang masuk dalam kategori abnormal, empat diantaranya dinilai wajar. Sebanyak 45,6 persen partisipan tertarik mencoba satu jenis fetisisme yang dianggap janggal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Christian menambahkan bahwa beberapa fetisisme seks ternyata dianggap wajar dari yang banyak orang kira. Tidak hanya untuk fantasi seks tapi juga hasrat dan perilaku seks secara umum.
Ada 35 persen orang yang tertarik dengan voyeurisme (dorongan tak terkendali untuk mengintip atau melihat lawan jenis telanjang atau menanggalkan busana). Sementara itu ada 19 persen responden yang tertarik dengan masokism, yakni kesenangan seksual yang berasal dari rasa sakit fisik atau psikologis yang ditimbulkan pada diri sendiri baik oleh diri sendiri atau orang lain.
Dalam studi tersebut, masokisme juga dianggap sebagai salah satu keberagaman dalam ketertarikan seksual. Bukan sesuatu yang janggal atau abnormal. Bahkan pada beberapa orang ditemukan masokisme justru bisa meningkatkan kepuasan seksual.
Perilaku fetisisme ini lebih banyak dialami pria ketimbang wanita. Tapi bukan berarti wanita tidak memiliki ketertarikan pada fetisisme sama sekali.
Namun ada yang harus digarisbawahi. Penelitian ini tidak serta merta menyatakan bahwa fetisisme adalah hal yang benar-benar normal. Tetap ada batasan, kapan fetisisme dinyatakan masih wajar atau sudah jadi janggal, pun tidak ada 'pakem' yang menetapkan hal tersebut. Semuanya harus melalui proses pemeriksaan dan konsultasi secara individual dengan ahli, seperti psikolog atau psikoseksual. (hst/kik)
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Home & Living
Tidak Perlu Repot Bawa Setrika Besar! Setrika Ini Harus Kamu Bawa saat Traveling
Health & Beauty
Bulu Mata Lentik Instan Tanpa Ribet! Cek 3 Produk Ini, Praktis untuk Pemula
Home & Living
SANKEN HWN-K13: Dispenser Portable Ringan, Higienis & Hemat Listrik!
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Studi: Rutin Bercinta 2 Kali Seminggu Kurangi Risiko Sakit Jantung pada Pria
Dokter Ungkap Rahasia Agar PD Saat Bercinta: Rawat Area Intim Ini
Tunda Buang Air Kecil Setelah Bercinta Bisa Sebabkan ISK, Mitos atau Fakta?
Alasan Tak Terduga Istri Tolak Ajakan Bercinta Menurut Survei, Suami Perlu Tahu
Dokter Ungkap Posisi Seks Paling Berbahaya, Memicu Cedera Serius
Most Popular
1
Pesona Kate Middleton di Acara Christmas Carol, Anggun Pakai Baju Lama
2
Sosok Zhong Huijuan, Mantan Guru Kimia yang Jadi Wanita Terkaya Asia 2025
3
Viral Foto Pangeran Mateen Ikut SEA Games, Ditemani Istri yang Sedang Hamil
4
Sinopsis 211, Film Nicolas Cage di Bioskop Trans TV Hari Ini
5
Jakarta Modest Summit 2025
Ini Rahasia di Balik Melonjaknya Penjualan Brand: Afiliator, Bukan Influencer
MOST COMMENTED











































