Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Jakarta Modest Summit 2025

Ini Rahasia di Balik Melonjaknya Penjualan Brand: Afiliator, Bukan Influencer

Gresnia Arela Febriani - wolipop
Kamis, 11 Des 2025 15:15 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Acara Jakarta Modest Summit (10/12/2025) di Djakarta Theater, Jakarta Pusat.
Acara Jakarta Modest Summit (10/12/2025) di The Ballroom at Djakarta Theater, Jakarta Pusat. Foto: Gresnia/Wolipop.
Jakarta -

Affiliate marketing kini tak lagi sekadar strategi sampingan, melainkan telah menjadi mesin pertumbuhan utama bagi banyak brand lokal, khususnya di sektor modest fashion. Peran para afiliator, mulai dari content creator hingga pemilik bisnis, terbukti mampu meningkatkan sales secara signifikan, bahkan melampaui efek branding yang dihasilkan oleh influencer.

Hal ini terungkap dalam talkshow Jakarta Modest Summit bertema The Modest Revolution: Affiliate Marketing as the Engine of Local Impact. Dalam diskusi tersebut, narasumber ternama seperti Ria Ricis (Artist & Content Creator), Fihan Kenan (Founder Kenan Hijab), dan Miss Konten (Educator & Trainer Certified TikTokShop by Tokopedia) berbagi pandangan tentang bagaimana brand dapat memaksimalkan potensi para afiliator.

Affiliate Marketing adalah strategi pemasaran di mana individu (disebut afiliator atau mitra afiliasi) mempromosikan produk atau layanan milik pihak lain (disebut merchant atau penjual). Afiliator akan mendapatkan komisi setiap kali berhasil menghasilkan penjualan, pendaftaran, atau tindakan tertentu lainnya (sesuai perjanjian program afiliasi) melalui tautan unik (affiliate link) milik mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi Fihan Kenan, seorang brand owner yang merasakan langsung dampak affiliate marketing, kesiapan operasional adalah pondasi utama. Ia menekankan bahwa afiliasi hanya akan sukses jika didukung oleh logistik dan strategi harga yang matang.

Berikut tips agar brand sukses saat bekerjasama dengan affiliator:

1. Kesiapan Stok

ADVERTISEMENT

Fihan menjelaskan setiap brand yang ingin menggaetafiliator, sebaiknya mempunyai stok dalam jumlah yang besar. Tanpa stok yang memadai, lonjakan permintaan dari afiliator justru bisa menjadi bumerang.

"Stoknya harus banyak, inventory-nya harus dijaga, jaga ketepatan produksi, dan kalau mau dijual harus banyak stoknya," ucap Fihan dalam talkshow Jakarta Modest Summit bertema The Modest Revolution: Affiliate Marketing as the Engine of Local Impact, di Djakarta Theater, Rabu (10/12/2025).

2. Harga dan Komisi Kompetitif

Untuk menarik afiliator berkualitas, brand wajib menetapkan harga jual yang kompetitif sekaligus menawarkan komisi yang menarik. Fihan menjelaskan bahwa saat menetapkan harga jual, brand harus menghitung secara cermat biaya operasional, biaya afiliasi, dan juga biaya iklan.

3. Strategi Afiliator yang Beragam

Ia juga memberikan saran strategis terkait pemilihan afiliator. "Sebetulnya kalau afiliator jangan bikin yang brand setipe karena nanti penontonnya bingung," jelasnya.

Sebaliknya, brand perlu membuat kontrak dan memberikan reward produk untuk afiliator yang sudah memiliki basis audiens yang kuat, meskipun jenis brand mereka berbeda.

4. Fokus Sales Beralih ke Afiliator

Fihan menutup strateginya dengan menyatakan pergeseran fokus. "Begitu ada produk baru, bikin strategi yang senyap... sekarang itu pelanggan itu malah ke afiliator. Aku masih pakai influencer tapi orang itu saat ini lebih percaya dengan afiliator. Influencer itu kan lebih branding dan tidak berpengaruh kepada sales," ungkapnya.

Dari sudut pandang edukator dan trainer, Aggy Maulidya yang dikenal dengan julukan Miss Konten menyoroti pentingnya edukasi audiens dan penyesuaian strategi dengan karakter platform e-commerce. Berikut penjelasannya:

1. Kenali Target Audiens

Ia mewanti-wanti brand owner agar jangan membudayakan mengumpulkan konsumen dengan daya belinya rendah, yang artinya brand harus fokus mengenali dan menjangkau target audiens dengan daya beli yang sesuai dengan produk.

2. Afiliasi Sebagai Kaki yang Berjalan Sendiri

Miss Konten melihat affiliate marketing sebagai percepatan bisnis yang luar biasa.

"Pertumbuhannya sangat cepat, kita dibantu sehingga produk kita sangat mempermudahkan brand. Kalau ada barang baru langsung booming, punya kaki yang bisa berjalan sendiri. Makanya kita ada tim afiliator," ujarnya, menyinggung bahwa biaya komisi biasanya disesuaikan dengan ketentuan dari aplikasi e-commerce.

3. Karakter Platform Berbeda

Terakhir, ia mengingatkan bahwa gaya penjualan di setiap platform berbeda. "Gaya Shopee dan TikTok itu berbeda," katanya.

Ia menyarankan di TikTok, konten harus memiliki standar, menekankan pentingnya jualan secara natural dan tidak terlalu estetik agar terasa lebih otentik dan dipercaya oleh audiens.

(gaf/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads