Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Tren Belanja Perhiasan Emas Second, Ini Tipsnya Agar Tidak Tertipu Toko

Rahmi Anjani - wolipop
Senin, 15 Des 2025 13:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

The Palace, Paragon Square Mall Sorong
Foto: Rahmi Anjani/Wolipop
Jakarta -

Perhiasan bukan hanya bisa menambah gaya dan percaya diri tapi juga investasi karena bisa dijual kembali. Kamu bisa membeli opsinya yang second atau bekas dengan harga lebih terjangkau tapi penampilan dan kualitasnya masih baik. Tapi sayang, beberapa toko kerap menutupi bahwa barang yang disebut baru sebenarnya sudah beralih ke tangan kedua atau lebih.

Perhiasan emas atau berlian second bisa menjadi pilihan untuk kamu yang ingin tetap bergaya dengan harga miring. Di berbagai toko, barang baru atau bekas memang bahkan kadang tidak ada bedanya. Hal itu lah yang dikatakan sering dimanfaatkan penjual untuk menjual barang second dengan harga tinggi. Karenanya, pembeli harus jeli memilih.

"Kalau pakai kasat mata second sudah kelihatan apalagi kalau sudah 5 kali putaran. Tapi tidak semua toko itu transparan, harusnya diedukasi. Beda harganya bisa sampai 20persen," kata Jelita Setifa sebagai General Manager The Palace saat ditemui Wolipop dalam pembukaan toko perhiasan itu di Paragon Square Sorong, Papua beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perhiasan The PalacePerhiasan Baru vs Second Foto: Rahmi Anjani/Wolipop


Lebih lanjut Jelita menjelaskan beberapa tanda sebuah perhiasan sudah second yakni adanya bekas stretch dan warnanya pudar. Jelita pun menyarankan agar pembeli bertanya dan memastikannya terlebih dahulu kepada penjual.

ADVERTISEMENT

"Tanyakan langsung kepada penjualnya apakah ini baru atau second dan tanyakan juga kadarnya karena itu jarang dipertanyakan," tutur Jelita.

"Kalaupun kita suka sama modelnya, pertama kita tanya kadarnya. Nggak peduli, sedang, rendah atau tinggi yang penting sesuai. Terus apakah dia bisa membuktikannya,"

"Kedua kondisi barangnya baru atau preloved kadang prakteknya perhiasan baru atau lama di mixed. Dan bila perlu, kalau beli di toko perhiasan, transparan harganya," lanjutnya.

Dikatakan jika membeli perhiasan second belakangan semakin diminati. Daripada membeli baru tapi dengan harga mahal dan kadar rendah disarankan memilih second tapi kadar tinggi. Untuk perhiasan emas, kadar yang disarankan adalah 75% atau setara 18 karat.

"Kenapa sekarang orang nggak masalah pakai tas second, The Palace bikin terobosan kalau harga emas lagi tinggi masih doyan belanja, bisa consider yang second. Kalau masih bersikeras, bisa turunin kadar. Kalau nggak masalah pernah dipakai orang, ya kita cuci," ujarnya.

Perhiasan The PalaceFoto: Rahmi Anjani/Wolipop


Tren tersebut juga diakui oleh Petronella Rantedatu Soan selaku Chief Operating Officer Central Mega Kencana (CMK) yang membawahi The Palace. Menurutnya, banyak orang tidak gengsi lagi membeli barang preloved atas alasan ekonomi atau keberlangsungan.

"The Palace dulu kita nggak jual barang bekas ketika pertama kali buka. Pada zamannya semua barang yang balik ke customer kita gunting depan customer. Tapi sekarang kita lihat preloved itu jadi tren kan karena ada sustainabilty. Bahkan kalau kita ke mol, kita lihat bazaar barang preloved bahkan trifting bukan hal yang gengsi lagi bahkan dilakukan artis,"

"Kenapa kita nggak lihat ini sebagai opportunity. That's why produknya kita ubah tapi kita disclaimer kalo itu produk preloved. itu menjadi value yang kita edukasi ke customer. Dan normalnya harganya second lebih murah itu yang kita lakukan.kita tidak mengambil keuntungan atas ketidaktahuan pelanggan," ujar Nella.

(ami/ami)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads