Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

11 Bahan Aktif Skincare yang Tidak Boleh Dicampur, Hindari Kesalahan Ini!

Anggi Mayasari - wolipop
Sabtu, 05 Okt 2024 14:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Skincare yang tidak boleh dicampur retinol
Foto: Getty Images/Aja Koska
Jakarta -

Beberapa bahan aktif dalam skincare sebaiknya tidak dicampur karena bisa menyebabkan iritasi, mengurangi efektivitas, atau menghasilkan reaksi yang tidak diinginkan. Apa saja bahan aktif skincare yang tidak boleh dicampur?

Merawat kulit wajah kini bukan lagi sekadar rutinitas, melainkan telah menjadi bagian dari gaya hidup yang mendukung penampilan dan kesehatan. Berbagai jenis produk skincare hadir menawarkan manfaat beragam, lengkap dengan kandungan aktif yang dirancang untuk mengatasi masalah kulit tertentu.

Namun, dalam memilih produk, penting untuk memahami bagaimana kombinasi bahan aktif tersebut bekerja demi mencapai hasil yang optimal. Setiap komponen dalam skincare memiliki peran tersendiri, mulai dari eksfoliasi, hidrasi, hingga perlindungan kulit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada kalanya penggunaan beberapa bahan secara bersamaan justru dapat menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan.Beberapa bahan tidak cocok satu sama lain. Bahan-bahan yang tidak boleh berlapis adalah bahan-bahan yang sulit dipertahankan kestabilannya dalam formula, meningkatkan risiko iritasi jika digunakan bersamaan.

ADVERTISEMENT

Berikut adalah bahan aktif skincare yang tidak boleh dicampur:

1. Retinol dan AHA

Turunan vitamin A seperti retinol dan asam alfa hidroksi (AHA) adalah pilihan utama dokter kulit untuk anti-penuaan, karena mempercepat pergantian sel kulit dan meningkatkan produksi kolagen untuk kulit bercahaya dan bebas garis-garis halus. Namun, kedua bahan aktif skincare ini tidak boleh dicampur, karena Retinol dan AHA mengelupas lapisan luar kulit.

Keduanya berpotensi menimbulkan efek samping, terutama jika dikombinasikan. Kamu bisa menggunakan produk topikal ini pada hari-hari yang berbeda misalnya AHA pada hari Senin, retinol pada hari Selasa, dan seterusnya.

2. Retinol dan Benzoil Peroksida

Retinol dikenal sebagai anti-penuaan dini, tetapi juga merupakan kekuatan yang ampuh dalam menghilangkan jerawat, karena dapat mengelupas kulit untuk mencegah pori-pori tersumbat. Karena itu, kamu mungkin tergoda untuk menggunakan retinol dan benzoil peroksida.

Pikirkan dua kali sebelum melakukannya. Benzoil peroksida dapat menonaktifkan molekul retinoid, artinya niat baik kamu untuk melawan jerawat justru menjadi bumerang. Namun, ada beberapa formulasi retinoid tretinoin yang lebih baru yang tetap stabil dengan benzoil peroksida, menurut penelitian.

3. Retinoid atau Retinol dan Vitamin C

Kombinasi ketiga yang tidak boleh digunakan bersamaan adalah retinoid dan vitamin C. Vitamin C merupakan bahan yang sulit diformulasikan karena paling efektif dalam lingkungan pH asam. Retinol bekerja pada pH yang lebih tinggi (lebih basa). Jika menggunakannya bersamaan, keduanya tidak akan bekerja secara optimal.

Cara mudahnya adalah dengan menggunakan keduanya pada waktu yang tepat. Retinol paling baik digunakan pada malam hari (retinol membuat kulit lebih fotosensitif, sehingga meningkatkan risiko kerusakan akibat sinar matahari), dan vitamin C berfungsi paling baik pada siang hari, karena merupakan antioksidan yang melindungi dari serangan sinar matahari, seperti efek polusi dan sinar UV yang merusak kulit.

4. Retinol dan Asam Salisilat

Sangat umum untuk memiliki kulit dewasa yang juga dibebani jerawat. Dalam upaya mengurangi munculnya garis-garis halus dan kerutan, kamu mungkin telah diminta untuk menggunakan retinoid. Untuk melawan jerawat, kamu juga dapat menggunakan asam salisilat, asam beta hidroksi (BHA) yang meningkatkan pergantian sel kulit, agar pori-pori tetap bersih. Namun, masing-masing dapat mengeringkan kulit, jadi keduanya harus dikombinasikan dengan hati-hati.

Risikonya adalah kulit menjadi terlalu kering, yang dapat menyebabkan iritasi dan memperburuk keadaan. Saat mengimbangi kulit yang terlalu kering, kulit akan meningkatkan produksi minyak, yang dapat menciptakan siklus kekeringan dan jerawat yang tidak terkendali.

5. Pembersih Berbasis Sabun dan Vitamin C

Vitamin C dirancang sebagai produk pagi hari. Namun, apa yang kamu gunakan untuk membersihkan wajah sebelumnya juga penting. Seperti yang disebutkan sebelumnya, vitamin C paling baik jika diformulasikan dengan pH rendah. Namun, penggunaan pembersih berbasis sabun, yang memiliki pH tinggi, pada akhirnya akan menurunkan kemampuan kulit untuk menyerap vitamin C.

6. Dua Produk dengan Bahan Aktif yang Sama

Ilustrasi wanita memakai serum wajah alternatif pengganti retinol.

Foto: Getty Images/yacobchuk

Tidak ada alasan untuk menggunakan beberapa bentuk obat yang sama. Salah satu contohnya adalah menggunakan dua produk jerawat benzoil peroksida. Contoh lainnya adalah mengoleskan masker asam glikolat dan kemudian diakhiri dengan krim yang mengandung asam mandelic, karena keduanya adalah AHA.

Menggandakan bahan aktif yang sama dapat menyebabkan iritasi. Jika kamu melakukan ini tanpa masalah misalnya, kulit kamu tidak memerah dan perih setelah menggunakan dua produk yang mengandung AHA, dan kamu mendapatkan hasil yang diharapkan, maka kamu bisa melanjutkan. Namun, bagi kebanyakan orang, ini akan terlalu keras.

7. Niacinamide dan Vitamin C

Avoskin Your Skin Bae Vitamin C

Foto: Dok. Instagram @avoskinbeauty.

Niacinamide adalah bentuk vitamin B3 yang dapat membantu menyamarkan kerutan, garis-garis halus, dan warna kulit yang tidak merata. Niacinamide juga dapat membantu mengurangi kemerahan yang terkait dengan kondisi seperti rosacea dan jerawat. Selain itu, niacinamide adalah antioksidan efektif yang dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan lingkungan, dan dapat mengurangi produksi minyak.

Niacinamide dan vitamin C adalah bahan aktif skincare yang tidak boleh dicampur. Niacinamide larut dalam air dan vitamin C adalah vitamin yang larut dalam minyak, jadi keduanya tidak akan bisa bercampur! Jika kamu mencoba mencampur bahan-bahan ampuh ini, hasilnya akan berantakan dan menggumpal.

Namun, kamu dapat menggunakannya secara berurutan dalam rutinitas perawatan kulitmu, pastikan untuk menggunakan niacinamide terlebih dahulu, lalu lanjutkan dengan vitamin C. Dengan menggunakannya dalam urutan ini, kamu akan tetap mendapatkan semua manfaat dari kedua bahan tersebut tanpa perlu khawatir mencampurnya.

8. Niacinamide + AHA dan BHA

serum niacinamide brand lokal

Foto: Instagram

Niacinamide, AHA dan BHA merupakan bahan skincare yang ampuh mengatasi jerawat. Tapi bahan aktif skincare ini tidak dapat dicampur, meskipun niacinamide dan AHA/BHA dapat bermanfaat bagi kulit, keduanya tidak boleh digunakan bersamaan. Niacinamide sebenarnya dapat menghambat efek pengelupasan AHA dan BHA serta menyebabkan kemerahan dan iritasi

9. Vitamin C dan Asam Glikolat

Skincare Asam Glikolat

Foto: Getty Images/John Kevin

Ada beberapa alasan mengapa kamu tidak boleh mencampur vitamin C dan asam glikolat. Pertama, vitamin C bersifat asam, dan asam glikolat juga bersifat asam. Jika kamu mencampurnya, keduanya dapat saling meniadakan dan membuat kamu rentan terhadap kerusakan lapisan kulit. Kedua, asam tersebut dapat memecah vitamin C, sehingga kurang efektif. Ketiga, jika kamu menggunakan terlalu banyak, hal itu justru dapat menyebabkan peradangan dan iritasi.

10. Vitamin C dan Asam Salisilat

Salicylic Acid

Foto: Dok. Amazon

Kita semua tahu bahwa vitamin C sangat bagus untuk kulit. Vitamin C merupakan antioksidan yang membantu melindungi dari kerusakan akibat radikal bebas, dan juga dapat membantu mencerahkan kulit, mendorong pergantian sel kulit, dan meratakan perubahan warna. Di sisi lain, asam merupakan eksfoliator kuat yang dapat membantu membuka pori-pori dan menghilangkan bakteri penyebab jerawat.

Ternyata kedua bahan ini justru dapat saling meniadakan. Bila keduanya digabungkan, keduanya dapat menimbulkan reaksi kimia yang meniadakan manfaat kedua zat aktif tersebut.

11. Vitamin C dan Benzoil peroksida

Bahan-bahan skincare

Foto: Getty Images/Kittisak Kaewchalun

Benzoil peroksida adalah zat pengoksidasi yang sangat kuat. Jika bersentuhan dengan vitamin C, zat ini dapat menyebabkan vitamin terurai menjadi komponen-komponennya, yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Selain itu, benzoil peroksida juga dapat menyebabkan kulit kering dan bersisik, yang keduanya merupakan efek samping umum dari perawatan jerawat.

Itulah bahan aktif skincare yang tidak boleh dicampur. Memahami kombinasi bahan aktif dalam skincare adalah langkah penting untuk mendapatkan kulit yang sehat dan terawat

(eny/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads