Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

5 Hal yang Sebaiknya Tidak Kamu Ucapkan kepada Orang Introvert

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Kamis, 03 Jul 2025 08:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Ilustrasi pemalu/ berse,mbunyi
Ilustrasi orang introvert. Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes
Jakarta -

Situasi sosial yang canggung bisa bikin siapa saja merasa tak nyaman. Tapi bagi orang introvert, momen seperti ini sering terasa jauh lebih melelahkan.

Seseorang dengan kepribadian introvert butuh waktu menyendiri untuk mengisi ulang energi, berbeda dengan orang ekstrovert yang justru merasa 'hidup' saat bersama banyak orang.

Menariknya, menurut para terapis, tidak semua introvert itu pendiam, dan tidak semua ekstrovert selalu supel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena itulah, kadang sulit menebak apakah seseorang, termasuk keluarga atau teman dekat sendiri, cenderung introvert atau ekstrovert.

Kate Roberts, terapis di Self Space Therapy di Washington, seperti dilansir HuffPost menjelaskan, "Perbedaan klasik antara ekstrovert dan introvert terletak pada cara mereka mengisi energi. Seorang introvert merasa terisi ulang dengan menghabiskan waktu sendirian, bukan bersama banyak orang."

ADVERTISEMENT

Orang introvert bisa merasa sangat lelah setelah menghadiri acara sosial, lebih memilih menghabiskan waktu sendirian atau hanya bersama satu teman dekat. Mereka juga tidak suka menjadi pusat perhatian dan butuh waktu lebih lama untuk akrab dengan orang lain.

Sayangnya, masih banyak orang tidak memahami hal ini dan melontarkan komentar yang tanpa disadari bisa melukai perasaan orang introvert, terutama anak-anak. Para terapis membagikan beberapa kalimat yang sebaiknya tidak diucapkan kepada orang introvert, agar mereka tak merasa salah menjadi diri sendiri.

1. "Bicara lebih banyak dong," atau "Cobalah lebih ramah."

Hampir semua introvert, baik anak-anak maupun orang dewasa, pasti pernah mendengar komentar seperti ini. Menurut Rachel Wolff, terapis sekaligus pemilik Flow Wellness di Philadelphia, dua kalimat ini bisa berdampak buruk.

"Kalimat seperti itu membuat seorang introvert merasa apa yang mereka lakukan salah. Seolah-olah mereka harus mengorbankan rasa nyaman demi menyenangkan orang lain. Entah itu orangtua, teman, atau lingkungan sosial," jelasnya.

2. "Kok kamu diam saja? Nggak sopan, lho."

Komentar semacam ini seolah menuduh anak introvert menyakiti orang lain hanya karena mereka mengikuti naluri diri sendiri.
Selain itu, kata Roberts, kalimat seperti ini menanamkan kesan bahwa rasa malu atau introversi adalah hal memalukan atau salah.

"Di masyarakat yang mengagungkan ekstroversi, sikap pemalu sering dianggap kelemahan, tanda tidak tertarik, atau bahkan sebuah cacat kepribadian. Padahal, semua itu sama sekali tidak benar," tegasnya.

3. Kalimat yang menjadikan 'pemalu' sebagai label

Wolff menyarankan untuk menghindari kalimat yang melabeli seseorang sebagai pemalu atau membuat mereka merasa malu dengan kepribadiannya. Contoh kalimat yang sebaiknya dihindari seperti, 'Kenapa sih kamu pemalu banget?' atau 'Udah deh, jangan malu-malu.'

"Kalimat-kalimat ini menganggap sifat pemalu atau pendiam sebagai sesuatu yang buruk. Padahal menjadi pendiam itu bukan kekurangan, melainkan ciri kepribadian," ujar Wolff.

Roberts pun menambahkan, "Aku berharap rasa malu bisa lebih dilihat dengan cara yang berbeda-dan sebenarnya sangat berharga-untuk merasakan dunia. Banyak anak pemalu atau introvert punya 'kekuatan super' dalam mengamati sekeliling mereka dan memerhatikan hal-hal yang sering terlewat oleh orang lain."

4. Komentar yang menganggap introversi akan membuat hidup mereka terhambat

Sudah jadi rahasia umum bahwa masyarakat cenderung mengidolakan ekstrovert-mereka yang populer di sekolah, sering tampil sebagai tokoh utama di film, atau selalu jadi pusat perhatian di pesta. Tapi bukan berarti hanya ekstrovert yang bisa sukses dan bahagia.

Introvert pun menjalani hidup yang sama-sama penuh cinta dan kepuasan, meski budaya populer jarang memperlihatkannya. Karena itu, Wolff menekankan jangan pernah mengatakan hal-hal yang mengisyaratkan introversi akan membuat hidup mereka terbatas.

5. Kalimat yang mempertanyakan mengapa mereka begitu

Kalimat seperti, "Kenapa sih kamu pemalu banget?", "Kenapa nggak mau ngomong sama mereka?", atau "Kenapa nggak ikut main aja bareng yang lain?" sering terdengar sepele, tapi sebenarnya sangat berbahaya.

Menurut KaiLi McGrath, pekerja sosial di Thriveworks, Michigan, pertanyaan-pertanyaan semacam ini langsung menciptakan kesan ada yang salah dengan perilaku alami si anak atau seseorang.

Lebih dari itu, McGrath mengatakan," Kata-kata seperti itu bisa membuat anak merasa malu dan bersalah hanya karena menjadi diri sendiri."

Satu hal yang harus digarisbawahi adalah Introversi bukanlah kekurangan. Itu hanyalah cara berbeda seseorang berinteraksi dengan dunia. Banyak introvert justru punya kepekaan, empati, dan pengamatan mendalam yang sangat berharga.

Jadi, lain kali saat ingin memberi saran pada teman, anak, atau saudara yang introvert, pastikan kata-kata kita tidak membuat mereka merasa harus berubah menjadi orang lain. Karena dunia ini butuh segala macam kepribadian, termasuk mereka yang lebih senang diam, mengamati, dan merasa nyaman di dunia batinnya sendiri.

(hst/hst)


Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads