Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

7 Fakta Greta Thunberg, Aktivis Ditangkap Israel saat Bawa Bantuan untuk Gaza

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Rabu, 08 Okt 2025 08:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Swedish activist Greta Thunberg, who was part of the Global Sumud Flotilla seeking to deliver aid to Gaza and was detained by Israel, gestures as she is greeted by supporters upon her arrival to the Athens Eleftherios Venizelos International Airport, in Athens, Greece, October 6, 2025. REUTERS/Louisa Gouliamaki
Foto: REUTERS/Louisa Gouliamaki
Jakarta -

Greta Thunberg sedang menjadi sorotan dunia. Di usianya yang baru 22 tahun, ia makin dikenal bukan hanya karena advokasinya soal perubahan iklim, tapi juga aksi berani dalam Global Sumud Flotilla untuk mendukung Palestina.

Wanita asal Swedia ini ditangkap militer Israel setelah armada tersebut dicegat saat berusaha memecah blokade di Gaza. Dalam penahanan itu, banyak laporan menyebut bahwa dia diperlakukan 'seperti binatang'. Tidak diberi makanan/minuman bersih, ditahan di sel, hingga dipaksa mencium bendera Israel.

Meski begitu, Greta tetap lantang menyuarakan solidaritasnya untuk rakyat Palestina, menyebut bahwa, "keadilan iklim dan keadilan kemanusiaan adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siapa sosok Greta Thunberg? Ini fakta-faktanya:

Lahir dari Keluarga Seni

ADVERTISEMENT

Greta Tintin Eleonora Ernman Thunberg lahir pada 3 Januari 2003 di Stockholm, Swedia. Ia tumbuh dari keluarga seni-ibunya seorang penyanyi opera, sementara ayahnya aktor teater.

Mengidap Sindrom Asperger

Greta Thunberg didiagnosa mengidap sindrom Asperger, salah satu bentuk gangguan spektrum autisme. Greta pernah berkata bahwa kondisinya membuatnya melihat dunia dari sudut yang berbeda, dan justru itu yang menumbuhkan rasa tanggung jawab besarnya terhadap Bumi.

Ketertarikan Greta pada isu lingkungan muncul sejak usia delapan tahun. Saat teman sebayanya sibuk dengan media sosial, ia malah membaca laporan tentang krisis iklim dan merasa panik memikirkan masa depan bumi. Dari sana, dia mulai mengubah gaya hidupnya-menjadi vegan dan berhenti naik pesawat karena sadar dua hal itu berkontribusi besar terhadap emisi karbon.

Pada usia 15 tahun, Greta memutuskan untuk bertindak lebih besar. Ia duduk di depan parlemen Swedia sambil membawa papan bertuliskan "Skolstrejk fΓΆr Klimatet" atau "Mogok Sekolah untuk Iklim."

Aksi kecil itu kemudian memicu gerakan global Fridays for Future, di mana jutaan siswa di berbagai negara ikut turun ke jalan menuntut tindakan nyata terhadap perubahan iklim. Dalam waktu singkat, Greta menjelma menjadi simbol generasi muda yang berani bersuara untuk bumi.

Jadi Pembicara di Forum Internasional

Dideportasi Israel, Greta Thunberg Tuding Pelanggaran yang Disengaja

Foto: DW (News)

Atas konsistensinya menyuarakan perubahan iklim, Ia diundang berbicara di berbagai forum internasional-mulai dari Parlemen Eropa hingga Konferensi PBB. Salah satu momen paling ikoniknya terjadi di New York pada 2019, ketika ia menatap para pemimpin dunia dengan kalimat tajam, "You have stolen my dreams and my childhood with your empty words."

Kalimat itu menggema di seluruh dunia dan menandai lahirnya istilah "Efek Greta", yang menggambarkan bagaimana satu suara bisa menggerakkan perubahan global.

Jadi Penulis

Selain berorasi, Greta juga menuangkan pikirannya lewat tulisan. Ia merilis buku No One Is Too Small to Make a Difference pada 2019, berisi kumpulan pidato yang menggetarkan dunia, lalu The Climate Book pada 2023, yang merangkum solusi konkret menghadapi krisis iklim.

Kisah hidupnya diangkat dalam film dokumenter I Am Greta (2020), yang memperlihatkan perjuangannya dari aksi tunggal di depan parlemen hingga berdiri di panggung dunia.

Jadi Salah Satu Tokoh Paling Berpengaruh Dunia

Greta Thunberg bersama sebagian awak kapal Madleen, sesaat sebelum berangkat ke Gaza.

Foto: Getty Images/Fabrizio Villa

Majalah TIME menobatkannya sebagai Tokoh Tahun Ini 2019 dan salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia. Hingga kini, Greta terus konsisten menyuarakan kepedulian terhadap iklim, membuktikan bahwa suara seorang pemuda dapat menggema hingga panggung global.

Pernah Ditangkap karena Protes Iklim

Keberanian Greta sering membuatnya berhadapan langsung dengan aparat. Pada April 2024, ia ditangkap di Den Haag, Belanda, saat memimpin aksi protes menentang subsidi bahan bakar fosil.

Kala itu, Greta ikut memblokade jalan bersama ratusan pengunjuk rasa untuk menekan pemerintah agar menghentikan keringanan pajak bagi industri energi besar seperti Shell dan KLM. Dia sempat dibawa ke dalam bus polisi bersama sejumlah demonstran lain, tapi tetap tersenyum dan melambaikan tangan saat digiring aparat.

Aksi Global Sumud Flotilla & Penangkapan

Armada Global Sumud Flotilla adalah konvoi internasional (sekitar 40-45 kapal) yang membawa bantuan (dan sekaligus misi politik/humaniter) untuk Gaza, dengan tujuan mematahkan blokade Israel. Greta ikut dalam flotilla ini.

Pada 1-2 Oktober 2025, angkatan laut Israel mencegat kapal-kapal flotilla tersebut. Greta dan banyak aktivis lain ditahan, sebelum akhirnya dibebaskan dan dideportasi.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads