Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kisah Inspiratif 5 Kartini Modern Penerus Perjuangan Perempuan

Inkana Putri - wolipop
Selasa, 22 Apr 2025 11:47 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Menteri Luar Negeri periode 2014-2024 Retno Marsudi memberi seminar nasional di Universitas Pancasila, Jakarta. Seminar itu bertajuk Diplomasi Pancasila Bagi Dunia.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April kerap menjadi momen refleksi untuk mengenang perjuangan R.A. Kartini dalam memperjuangkan hak dan kesetaraan perempuan. Hingga kini, perjuangan Kartini masih hidup dan menginspirasi banyak perempuan.

Semangat Kartini hadir dari berbagai bidang, mulai dari pendidikan, lingkungan, hingga pemberdayaan masyarakat. Semangat ini hadir lewat kelima sosok Kartini modern dengan berbagai kisah inspiratifnya berikut.

1. Eks Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Retno Marsudi merupakan perempuan pertama yang berhasil menjadi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, tepatnya pada masa kabinet 2014-2019. Setelah masa jabatannya berakhir, ia pun kembali diminta meneruskan kinerjanya sebagai Menlu untuk masa bakti 2019-2024.

Selama menjabat sebagai Menlu, Retno kerap menunjukkan kiprah besarnya saat konflik Israel-Palestina yang pecah 2023, lewat perjuangannya memastikan keselamatan para WNI yang terjebak di medan perang. Ia juga merupakan sosok yang aktif memperjuangkan hak perempuan.

ADVERTISEMENT

Pada tahun 2017, Retno pun menerima penghargaan UN Women dan Partnership Global Forum (PGF) di bidang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan. Kini, Retno ditunjuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai Utusan Khusus untuk isu air dunia.

2. Co-Founder Sokola Institut Butet Manurung

Sebagian orang mungkin tak asing dengan film 'Sokola Rimba'. Dirilis pada tahun 2013, siapa sangka film ini diadaptasi dari cerita Saur Marlina Manurung atau yang akrab disapa Butet Manurung.

Sejak akhir '90-an, Butet sudah masuk ke hutan-hutan di Jambi. Ia mengajari anak-anak suku anak dalam membaca dan menulis. Pada tahun 2003, ia bersama lima praktisi pendidikan dan fasilitator masyarakat mendirikan Sokola Rimba.

Sokola mengembangkan metode dan pendekatan yang kontekstual dan peka budaya untuk membantu masyarakat adat dan lokal mengatasi perubahan dan mempertahankan hak atas budaya dan habitat mereka. Saat ini, Sokola Rimba telah berubah nama menjadi Sokola Institute dan memberikan manfaat kepada lebih dari 15.000 masyarakat adat untuk dapat mengenyam pendidikan formal.

3. Co-Founder Toleransi.id Ayu Kartika Dewi

Nama Ayu Kartika Dewi mungkin sudah tak asing terdengar oleh sebagian masyarakat. Selain pernah menjadi Staf Khusus Presiden RI, Ayu juga merupakan sosok dibalik gerakan Sabang Merauke.

Pada tahun 2013, telah mendirikan sebuah gerakan bernama 'Sabang-Merauke' yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, pendidikan, dan keindonesiaan. Ayu juga mendorong kisah-kisah inspiratif tentang aksi, gerakan, dan tokoh yang berperan penting dalam menjaga toleransi di Indonesia melalui komunitas Toleransi.id.

Saat ini, banyak generasi muda Indonesia yang mulai merintis dalam membawa perubahan bagi lingkungan dan masyarakat dengan membawa semangat juang Ibu Kartini, siapa saja ya?

4. Founder Kolaborasi Bumi Indonesia, Gita Saraswati

Ni Putu Gita Saraswati Palgunadi mendirikan Kolaborasi Bumi Indonesia sebagai komunitas yang fokus dalam bidang kesehatan dan lingkungan. Melalui organisasi ini, Gita konsisten mengajak anak muda untuk aktif melestarikan keberlangsungan bumi.

Ia merupakan salah satu pemenang dalam program 'Every U Does Good Heroes' dari Unilever Indonesia pada tahun 2021, Gita pertama kali mengusulkan program bertajuk 'Menstrucaraka'. Program ini menargetkan seluruh sekolah menengah pertama di Bali memilih duta manajemen kebersihan menstruasi (MKM) sebagai agen peer educator selama satu tahun.

Gita percaya seluruh hal yang berkaitan dengan kesehatan bukan merupakan sesuatu yang tabu, termasuk menstruasi. Sejak 2022 sampai saat ini, Menstrucaraka telah menjangkau dan mengedukasi 11.609 siswi kelas 1 SMP di provinsi Bali mengenai MKM.

5. Direktur Eksekutif FeminisThemis, Nissi Taruli Felicia

Lewat komunitas Feminis Themis, Nissi Taruli Felicia dan teman-temannya berupaya mewujudkan komunitas feminis tuli yang aksesibel dan edukatif bagi tuli dalam melawan ketidakadilan, serta memperjuangkan kesetaraan gender.

Nissi menilai akses teman-teman tuli terkait feminisme masih minim, banyak dari mereka, terutama perempuan, merasa belum berdaya atas pilihan sendiri. Untuk itu lewat komunitas ini, Nissi memberikan edukasi kepada teman-teman tuli baik tentang pendidikan seksual, kepemimpinan, validasi data, dan advokasi.

Nissi banyak berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki visi yang sejalan, salah satunya Unilever Indonesia. Tahun lalu, Feminis Themis menggelar program FeminisThemis Academy untuk kedua kalinya di Bandung, Yogyakarta, Malang sebagai forum edukasi yang bertujuan meningkatkan literasi kesadaran diri dan keadilan gender untuk mencegah kekerasan seksual yang kerap menimpa perempuan Tuli.

Nah, itulah kelima sosok Kartini modern masa kini. Mereka hadir membuktikan bahwa perempuan bisa menciptakan perubahan di berbagai bidang, baik pendidikan, lingkungan hingga hak perempuan.

(ega/ega)
Tags


Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads