Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Lagi, Wanita Berhijab Diserang Haters di Pesawat

Arina Yulistara - wolipop
Selasa, 17 Mei 2016 08:39 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Ghaith Abdul-Ahad/Getty Images
Jakarta - Meski fashion hijab semakin berkembang di dunia namun hal tersebut belum menghapuskan kasus penyerangan oleh para haters Islam kepada wanita berjilbab. Seperti yang dialami oleh seorang wanita berinisial KA, beberapa waktu lalu. Kasus penyerangan terhadap KA berakhir di meja pengadilan.

Dilansir dari Huffington Post, kasus tersebut terjadi di dalam pesawat Southwest Airlines. Jelang mendarat di Albuquerque, New Mexico, dengan keberangkatan dari Chicago, seorang pria bernama Gill Parker Payne melakukan tindakan kasar kepada seorang wanita berjilbab.

Pria 37 tahun itu melihat KA mengenakan jilbab dan duduk beberapa baris di depannya. Ia tahu jilbab adalah simbol keagamaan yang biasa dipakai oleh wanita muslim. Entah pikiran apa yang sedang merasukinya saat itu, Payne langsung berjalan di lorong pesawat dan berdiri tepat di samping KA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiba-tiba Payne berteriak "Lepas! Ini adalah Amerika!", kemudian langsung menarik paksa jilbab yang dikenakan KA. Hijabers muda itu terkejut dan langsung memakai kembali jilbabnya yang terlepas. KA pun mengalami trauma.

Baca Juga: 30 Inspirasi Dekorasi Pernikahan Unik

Aksi penyerangan tersebut membuat Payne harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di pengadilan. Ia mendapatkan hukuman penahanan untuk rehabilitasi selama dua bulan dari pengadilan New Mexico. Pengacara Payne, Amber Fayerberg, mengatakan bahwa pria itu merasa menyesal dengan perbuatannya.

"Payne telah mengambil tanggungjawab atas tindakannya dan dia menyesal. Dia siap untuk direhabilitasi," ujar Amber.

Vanita Gupta selaku kepala divisi Hak Sipil untuk Departemen Hukum AS memberikan pernyataan bahwa semua orang Amerika Serikat berhak hidup damai terlepas dari apa agama mereka. Untuk itu, ia memperingatkan agar tidak terulang lagi kejadian serupa yang hanya didasari dengan motif kebencian.

"Tidak peduli apa iman seseorang, semua warga Amerika Serikat berhak hidup damai, bebas dari diskriminasi dan kekerasan. Mengancam atau melakukan tindak kekerasan karena agama adalah sebuah penghinaan terhadap nilai-nilai fundamental bangsa ini. Divisi Hak Sipil akan terus waspada dalam melindungi kebebasan beragama dan menjamin semua warga Amerika Serikat," paparnya.

Penyerangan yang dilakukan Payne diduga karena terbawa suasana setelah terjadinya teror di San Bernandino, California, Amerika Serikat, dan satu bulan pasca kasus serangan teroris di Paris, Prancis.  (aln/hst)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads