Duh, Studi Ungkap Wanita Kurus Dianggap Lebih Menarik
Hestianingsih - wolipop
Jumat, 05 Agu 2016 18:37 WIB
Jakarta
-
Hal yang wajar jika pria maupun wanita menginginkan pasangan yang tubuhnya ideal serta terlihat sehat. Namun seperti apa tubuh ideal dan sehat itu?
Peneliti dari Macquarie University, Sydney, Australia, pun mencoba mencari tahu. Mereka melibatkan 63 pelajar pria dan wanita sebagai responden penelitian. Para responden diminta memanipulasi foto menggunakan program komputer untuk menciptakan bentuk tubuh yang menurut mereka paling menarik.
Saat diminta membuat tubuh pria yang dinilai paling menarik, sebagian besar responden memilih figur dengan jumlah lemak dan otot yang sehat. Kadar normal lemak pada pria berusia 20 hingga 40 tahun adalah 8 - 19 persen dari keseluruhan komponen tubuh. Tapi ketika responden diminta mendesain tubuh wanita yang dianggap paling menarik, mereka secara konsisten memilih figur yang jumlah lemak tubuhnya jauh di bawah normal, yakni kurang dari 21 persen.
Temuan ini cukup mengejutkan peneliti. Dalam jurnal PLOS One, salah satu tim peneliti Ian Stephen, PhD, menulis, "Apa yang dianggap sehat dan atraktif seharusnya juga berbanding lurus dengan apa yang sebenarnya sehat secara fisik."
Ian menjelaskan bahwa lemak tubuh sangat penting bagi wanita. Dibandingkan pria, wanita memerlukan lebih banyak lemak karena mereka perlu jumlah lemak yang cukup untuk berovulasi, mengandung bayi dan menyusui. Jika lemak kurang dari batas normal maka wanita tak bisa menjalankan fungsinya dengan optimal.
Masih dalam penelitian yang sama, responden juga memilih wanita yang tubuhnhya kurang lemak sebagai standar 'tubuh sehat'. Hal ini dianggap para peneliti sedikit aneh dan jika mengacu pada standar kecantikan, pilihan mereka cukup menyedihkan.
Dikatakan Ian lagi, ada perbedaan persepsi antara masyarakat miskin dan di pedesaan dengan masyarakat urban tentang imej tubuh. Ia menjelaskan bahwa komunitas di desa, dimana makanan sulit dicari, tubuh yang besar bisa dianggap lebih menarik.
"Bertubuh gemuk mungkin dinilai sehat di daerah seperti ini, karena kelaparan dan tingginya risiko penyakit cenderung membuat berat badan turun," ujarnya seperti dikutip dari Health.
Berbeda dengan masyarakat perkotaan, atau di lingkungan yang lebih sejahtera penduduknya, obesitas dianggap bisa lebih mengganggu kesehatan ketimbang mereka yang bertubuh kurus. Dalam masyarakat urban, orang gemuk cenderung lebih banyak mendapatkan perlakuan negatif karena lemaknya terlalu banyak.
"Kurus berarti makmur, di masyarakat urban oleh karena itu bisa menjadi tanda dia sehat," tambah Ian. (hst/hst)
Peneliti dari Macquarie University, Sydney, Australia, pun mencoba mencari tahu. Mereka melibatkan 63 pelajar pria dan wanita sebagai responden penelitian. Para responden diminta memanipulasi foto menggunakan program komputer untuk menciptakan bentuk tubuh yang menurut mereka paling menarik.
Saat diminta membuat tubuh pria yang dinilai paling menarik, sebagian besar responden memilih figur dengan jumlah lemak dan otot yang sehat. Kadar normal lemak pada pria berusia 20 hingga 40 tahun adalah 8 - 19 persen dari keseluruhan komponen tubuh. Tapi ketika responden diminta mendesain tubuh wanita yang dianggap paling menarik, mereka secara konsisten memilih figur yang jumlah lemak tubuhnya jauh di bawah normal, yakni kurang dari 21 persen.
![]() |
Temuan ini cukup mengejutkan peneliti. Dalam jurnal PLOS One, salah satu tim peneliti Ian Stephen, PhD, menulis, "Apa yang dianggap sehat dan atraktif seharusnya juga berbanding lurus dengan apa yang sebenarnya sehat secara fisik."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masih dalam penelitian yang sama, responden juga memilih wanita yang tubuhnhya kurang lemak sebagai standar 'tubuh sehat'. Hal ini dianggap para peneliti sedikit aneh dan jika mengacu pada standar kecantikan, pilihan mereka cukup menyedihkan.
Dikatakan Ian lagi, ada perbedaan persepsi antara masyarakat miskin dan di pedesaan dengan masyarakat urban tentang imej tubuh. Ia menjelaskan bahwa komunitas di desa, dimana makanan sulit dicari, tubuh yang besar bisa dianggap lebih menarik.
"Bertubuh gemuk mungkin dinilai sehat di daerah seperti ini, karena kelaparan dan tingginya risiko penyakit cenderung membuat berat badan turun," ujarnya seperti dikutip dari Health.
Berbeda dengan masyarakat perkotaan, atau di lingkungan yang lebih sejahtera penduduknya, obesitas dianggap bisa lebih mengganggu kesehatan ketimbang mereka yang bertubuh kurus. Dalam masyarakat urban, orang gemuk cenderung lebih banyak mendapatkan perlakuan negatif karena lemaknya terlalu banyak.
"Kurus berarti makmur, di masyarakat urban oleh karena itu bisa menjadi tanda dia sehat," tambah Ian. (hst/hst)
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Home & Living
Tidak Perlu Repot Bawa Setrika Besar! Setrika Ini Harus Kamu Bawa saat Traveling
Health & Beauty
Bulu Mata Lentik Instan Tanpa Ribet! Cek 3 Produk Ini, Praktis untuk Pemula
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Bukan karena Pewarnaan, 80% Rambut Wanita Indonesia Rusak karena Ini
Fakta! Kentut Wanita Lebih Bau Dibanding Pria, Ada Penjelasan Ilimiahnya
Viral Wooyoung ATEEZ Komentari Kalori Susu Pisang Setara Nasi, Picu Kritik
Ini Waktu Terbaik untuk Makan Sebelum Tidur agar Tidak Bikin Gemuk
5 Minuman yang Sebaiknya Dihindari saat Perut Kosong, Bisa Serang Lambung
Most Popular
1
Foto Blue Ivy yang Beranjak Dewasa Makin Mirip Beyonce
2
Foto: Miss Universe Thailand Pimpin Tim RI di SEA Games, Anggun Bersongket
3
Reuni Reply 1988 Penuh Haru, Go Kyung Pyo Mewek Lihat Si Adik Jinjoo Jadi ABG
4
Viral Verificator
Viral Pernikahan 'Satset' ala Gen Z, Cuma Akad di Masjid Tanpa Resepsi
5
10 Artis Drama China Pendek Terpopuler di 2025, Pesonanya Bikin Jatuh Cinta
MOST COMMENTED












































