Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Setelah Usia Tak Lagi Muda
Seiring dengan bertambahnya usia, secara tak sadar berbagai permasalahanan kesehatan mulai berdatangan. Mulai dari yang ringan seperti mudah lelah, kekurangan zat besi, hipertensi, kolestrol hingga yang cukup berat seperti osteoporosis, diabetes, hingga kanker.
Namun Anda tidak perlu terlalu khawatir, ada berbagai cara untuk mengatasinya, salah satunya adalah dengan memperhatikan pola makan yang disantap setiap harinya agar selalu dalam kondisi bugar. Seperti apa?
1. Hindari Makanan Cepat Saji
Mengonsumsi makanan cepat saji yang banyak mengandung lemak tak jenuh di dalamnya dapat mengakibatkan pembengkakkan pada tubuh. Selain itu, makanan cepat saji juga menjadi salah satu penyebab utama dari obesitas atau kelebihan berat badan. Kandungan sodium tinggi yang terdapat di makanan cepat saji juga bisa membuat tekanan darah meningkat dan kerja jantung menjadi melemah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Kurangi Makanan Manis
Meski makanan manis memang terasa enak di lidah, namun mengonsumsi terlalu banyak berdampak negatif bagi kesehatan. Asupan gula yang tinggi adalah faktor pencetus utama untuk diabetes.
Suatu penelitian yang dimuat di Journal of American Dental Association menjelaskan, makanan manis seperti gula menghasilkan asam berbahaya jika terjadi kontak langsung dengan plak pada gigi sehingga menimbulkan kerusakan gigi. Selain itu, minuman bersoda yang mengandung asam sitrat atau asam fosfat juga dapat menghasilkan erosi gigi yang menyebabkan kerusakan permanen pada gigi.
Mengonsumsi makanan manis juga memperlambat mekanisme perbaikan alami di dalam tubuh. "Saat tubuh menerima banyak asupan gula, secara langsung kulit kehilangan kemampuannya untuk regenerasi. Molekul di dalam gula mengotori kolagen pada kulit sehingga membuatnya kurang elastis dan berkerut," jelas ahli nutrisi biokimia profesor Shawn Talbott.
Ia menyarankan, pilihlah makanan yang dibuat dengan gula alami, seperti madu, sirup maple, atau sirup beras merah. Jangan mengonsumsi pemanis buatan karena dapat memberikan kerusakan pada tubuh dengan berbagai cara.
3. Perhatikan Asupan Karbohidrat
Asupan karbohidrat yang disantap berlebihan dapat membuat kadar gula darah meningkat sehingga kelenjar pankreas mengeluarkan hormon insulin ke dalam aliran darah untuk membantu sel mengubah glukosa menjadi bahan bakar. Tetapi seringkali tubuh seolah 'salah perhitungan' dengan melepaskan hormon insulin yang terlalu banyak.
"Insulin yang terlalu banyak dilepaskan membuat kadar gula darah menurun dan membuat Anda cepat lapar kembali. Akibatnya, penyakit yang sering dikaitkan dengan usia seseorang seperti diabetes tipe 2, sindrom metabolisme, dan serangan jantung bisa saja menyerang Anda," terang Hendry Lodge, MD, penulis buku Younger Next Year: Live Strong, Fit, and Sexy — Until You’re 80 and Beyond.
Sebaiknya tetaplah mengonsumsi karbohidrat kompleks, seperti sayur-sayuran dan gandum utuh yang kaya akan serat dan nutrisi. Gandum mengandung biji-bijian yang akan lama dicerna oleh tubuh sehingga membuat Anda tetap kenyang.
4. Jangan Makan Berlebihan
Rasa lapar dapat menyebabkan makan berlebihan sehingga menimbulkan obesitas. Saat Anda merasa lapar, perut mengirimkan 'sinyal' ke otak dengan melepaskan hormon ghrelin. Masalahnya, dibutuhkan 30 menit bagi hormon tersebut untuk kembali normal sehingga kemungkinan besar Anda akan makan berlebihan.
Jangan tunggu waktu makan sampai Anda merasa benar-benar lapar. Makanlah dalam porsi kecil sehingga membuat perut selalu kenyang. Mengonsumsi makanan ringan yang menyehatkan bisa menjadi salah satu pilihan. Tetapi Anda juga tetap harus menyeimbangkan kebutuhan protein, karbohidrat, dan lemak pada setiap makanan yang disantap.
5. Fokus Makan Tanpa Lakukan Pekerjaan Lain
Di usia yang tak lagi muda, stres seringkali dialami oleh banyak orang. Menurut profesor Kevin Spelman, ilmuwan dari University of North Carolina Amerika, hal tersebut dapat mengakibatkan nafsu makan semakin membesar dengan melepaskan hormon kortisol, yakni hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenalin.
Hormon tersebut membuat penyerapan nutrisi menjadi tidak maksimal dan menekan mekanisme perbaikan tubuh. Selain itu, kortisol juga mengalihkan darah ke anggota tubuh jauh dari perut dan usus sehingga menghambat usus untuk mencerna makanan. Hasilnya, proses pencernaan menjadi terhambat.
Cara mengatasinya adalah memperlambat proses makan dengan mengunyah perlahan. Daripada Anda makan di balik kemudi atau di meja kantor, carilah tempat khusus di mana Anda bisa santai dan fokus menikmati makanan Anda.
Jika memungkinkan, makanlah dengan orang-orang yang membuat Anda nyaman atau makan di tempat yang membuat Anda senang. Saat di rumah, ciptakanlah suasana yang menenangkan, seperti menaruh lilin pada meja makan yang dapat mengasimilasikan efek menyenangkan pada tubuh.
(itn/eny)
Hobbies & Activities
Benston vs Rixton : Keyboard Foldable 88 Key, Mana yang Lebih Worth It untuk Pemula?
Health & Beauty
Rahasia Untuk Kulit Cerah & Kenyal dengan Dr Schatz Phyto Cell Mask
Home & Living
Rumah Lebih Rapi Tanpa Ribet? Rekomendasi 3 Storage Box Andalan yang Wajib Kamu Punya!
Home & Living
Panci Ini Layak Masuk Dapur Kamu! Stein Cast Iron Enamel Pot Hadir Bikin Makanan Cepat Matang
Penelitian Ungkap Minuman Kesehatan Trendi Ini Bisa 'Membalikkan' Penuaan
6 Bulan Makan Menu yang Sama Demi Kurus, Wanita Ini Berakhir Masuk UGD
Sering Memar Tanpa Sebab? Ini 10 Penyebabnya Menurut Ahli Kesehatan
Pahami Jam Makan yang Baik untuk Diet, dari Sarapan sampai Makan Malam
Ini Sayuran Paling Sehat Menurut Sains, Rendah Kalori Bisa untuk Diet
Beda Gaya Maia Estianty & Mulan Jameela, Calon Nenek di Pengajian Al-Alyssa
Kim Da Mi Tanggapi Kritik Film The Great Flood, Ceritanya Bikin Bingung
7 Foto Seo Ye Ji Curi Atensi dengan Penampilan Terbaru, Siap Menyambut Natal
Tipe Zodiak Saat Liburan: Aries Paling Hobi Jalan-jalan, Aquarius Si FOMO











































