Sering Terbangun dari Tidur di Malam Hari? 4 Hal Ini Penyebabnya
Hestianingsih - wolipop
Kamis, 26 Mar 2015 13:20 WIB
Jakarta
-
Pukul 10 atau 11 malam, Anda dengan mudahnya tertidur lelap. Namun begitu pukul 3 pagi, Anda terbangun dengan mata terbuka lebar dan tidak sedikit pun merasa ngantuk. Sering atau bahkan setiap malam mengalami kejadian serupa? Kondisi ini disebut dengan mid-insomnia atau kesulitan menjaga tidur yang terbilang normal.
Dijelaskan James Findley, Ph.D., direktur klinis dari Behavioral Sleep Medicine Program di University of Pennsylvania, ada tiga siklus tidur yang terjadi setiap malamnya. Dimulai dari tidur nyenyak yang dalam, tidur dengan kesadaran sedang hingga tidur ringan. Tapi ada kalanya ketika sedang tidur lelap, fase tidur tiba-tiba bergerak ke tahapan tidur yang lebih ringan sehingga besar kemungkinan akan terbangun. Alhasil banyak orang yang mengalami 'tidur terpecah' saat dini hari.
"Biasanya Anda akan bangun, mengubah posisi tidur dan kembali tidur. Itu hal yang normal dan bukan masalah," ujar James, seperti dikutip dari Huffington Post.
Namun jika Anda terbangun di malam atau dini hari, dan sulit tertidur lagi lebih dari 30 menit selama tiga sampai empat hari dalam seminggu, maka kemungkinan Anda mengalami gangguan tidur yang lebih serius. Apa saja penyebabnya?
1. Faktor Usia
Seiring bertambahnya usia, jam tidur akan berkurang misalnya dari 7-8 jam sehari menjadi 4-5 jam sehari. Hal ini dikarenakan orang-orang yang paruh baya cenderung terbangun di tengah-tengah tidur. Frekuensi terbangun tiba-tiba ini lebih sering ketimbang yang usianya lebih muda. Semakin tua, kesulitan tidur biasanya akan semakin bertambah.
2. Gangguan Tidur
Orang yang menderita insomnia tidak hanya mengalami kesulitan untuk tidur nyenyak, tapi juga cenderung sering terbangun di malam hari. Terbangun di malam hari bisa juga karena sleep apnea, yaitu kondisi dimana seseorang berhenti bernapas selama beberapa detik (jeda napas) ketika tidur. Jeda napas itulah yang membuat orang secara tak sadar membuka matanya.
"Orang dengan sleep apnea mungkin tidak menyadarinya kecuali pasangan tidurnya mengatakan kalau dia mengalami jeda napas saat tidur," tutur James.
3. Kondisi Tubuh
Kondisi tubuh terkadang juga jadi salah satu penyebab Anda terbangun dari tidur di malam haru. Misalnya saja perut yang terasa melilit atau kembung akibat terlalu banyak makan di siang harinya. Orang dengan masalah kepanikan atau gangguan bipolar (perubahan mood yang tiba-tiba) juga bisa menjadi penyebabnya.
Pada pria, pembengkakan pada prostat juga memungkinkan untuk terbangun di tengah malam karena keinginan buang air kecil. Begitu pula dengan konsumsi obat-obatan yang bersifat diuretik yaitu memperbanyak frekuensi buang air kecil. Stres dan depresi pun bisa jadi penyebabnya. Ketika orang mengalami stres, mereka cenderung sering terbangun di malam hari karena ada sesuatu yang dipikirkannya di alam bawah sadar.
4. Faktor Lingkungan
Kondisi kamar amat menentukan kualitas tidur Anda. Lingkungan di sekitar tempat tidur yang bersih dan nyaman, akan menciptakan suasana kondusif untuk tidur lelap dari malam hingga keesokan paginya. Misalnya saja terpaan cahaya yang masuk dari ruangan lain ke kamar Anda, bisa membuat Anda terbangun tanpa menyadarinya.
"Kadang cahaya yang masuk lewat tirai kamar bisa menjadi masalah. Jadi sebaiknya Anda memasang tirai yang bahannya lebih tebal," jelas James.
Cahaya dari lubang pintu atau jendela juga bisa membuat jam tidur jadi terganggu. Jadi sebaiknya hadapkan tubuh Anda ke sisi yang tidak terpapar cahaya. Selain cahaya, suara bising dari luar pun bisa menyebabkan Anda terjaga di malam hari. Misalnya saja bunyi kendaraan atau ambulans yang melintas di depan kompleks maupun rumah. Anda bisa memasang karpet peredam suara, atau menyetel suara pengantar tidur seperti bunyi air mengalir atau gemerisik dedaunan di hutan.
Apa yang bisa dilakukan ketika terbangun di malam hari agar segera tidur kembali? James memaparkan dua caranya. Pertama, jangan diam saja di tempat tidur. Jika Anda tidak bisa tidur lagi setelah lebih dari 20 menit terbangun, James merekomendasikan untuk bangkit dari tempat tidur dan lakukan relaksasi. Misalnya dengan peregangan otot, membaca buku atau memecahkan teka-teki puzzle.
Cara kedua, hindari melihat smarpthone atau tablet Anda. Layar dari perangkat elektronik tersebut memancarkan cahaya spektrum biru yang menstimulasi otak untuk lebih aktif. Akibatnya, mata pun semakin 'segar' dan semakin sulit terpejam.
(hst/hst)
Dijelaskan James Findley, Ph.D., direktur klinis dari Behavioral Sleep Medicine Program di University of Pennsylvania, ada tiga siklus tidur yang terjadi setiap malamnya. Dimulai dari tidur nyenyak yang dalam, tidur dengan kesadaran sedang hingga tidur ringan. Tapi ada kalanya ketika sedang tidur lelap, fase tidur tiba-tiba bergerak ke tahapan tidur yang lebih ringan sehingga besar kemungkinan akan terbangun. Alhasil banyak orang yang mengalami 'tidur terpecah' saat dini hari.
"Biasanya Anda akan bangun, mengubah posisi tidur dan kembali tidur. Itu hal yang normal dan bukan masalah," ujar James, seperti dikutip dari Huffington Post.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Faktor Usia
Seiring bertambahnya usia, jam tidur akan berkurang misalnya dari 7-8 jam sehari menjadi 4-5 jam sehari. Hal ini dikarenakan orang-orang yang paruh baya cenderung terbangun di tengah-tengah tidur. Frekuensi terbangun tiba-tiba ini lebih sering ketimbang yang usianya lebih muda. Semakin tua, kesulitan tidur biasanya akan semakin bertambah.
2. Gangguan Tidur
Orang yang menderita insomnia tidak hanya mengalami kesulitan untuk tidur nyenyak, tapi juga cenderung sering terbangun di malam hari. Terbangun di malam hari bisa juga karena sleep apnea, yaitu kondisi dimana seseorang berhenti bernapas selama beberapa detik (jeda napas) ketika tidur. Jeda napas itulah yang membuat orang secara tak sadar membuka matanya.
"Orang dengan sleep apnea mungkin tidak menyadarinya kecuali pasangan tidurnya mengatakan kalau dia mengalami jeda napas saat tidur," tutur James.
3. Kondisi Tubuh
Kondisi tubuh terkadang juga jadi salah satu penyebab Anda terbangun dari tidur di malam haru. Misalnya saja perut yang terasa melilit atau kembung akibat terlalu banyak makan di siang harinya. Orang dengan masalah kepanikan atau gangguan bipolar (perubahan mood yang tiba-tiba) juga bisa menjadi penyebabnya.
Pada pria, pembengkakan pada prostat juga memungkinkan untuk terbangun di tengah malam karena keinginan buang air kecil. Begitu pula dengan konsumsi obat-obatan yang bersifat diuretik yaitu memperbanyak frekuensi buang air kecil. Stres dan depresi pun bisa jadi penyebabnya. Ketika orang mengalami stres, mereka cenderung sering terbangun di malam hari karena ada sesuatu yang dipikirkannya di alam bawah sadar.
4. Faktor Lingkungan
Kondisi kamar amat menentukan kualitas tidur Anda. Lingkungan di sekitar tempat tidur yang bersih dan nyaman, akan menciptakan suasana kondusif untuk tidur lelap dari malam hingga keesokan paginya. Misalnya saja terpaan cahaya yang masuk dari ruangan lain ke kamar Anda, bisa membuat Anda terbangun tanpa menyadarinya.
"Kadang cahaya yang masuk lewat tirai kamar bisa menjadi masalah. Jadi sebaiknya Anda memasang tirai yang bahannya lebih tebal," jelas James.
Cahaya dari lubang pintu atau jendela juga bisa membuat jam tidur jadi terganggu. Jadi sebaiknya hadapkan tubuh Anda ke sisi yang tidak terpapar cahaya. Selain cahaya, suara bising dari luar pun bisa menyebabkan Anda terjaga di malam hari. Misalnya saja bunyi kendaraan atau ambulans yang melintas di depan kompleks maupun rumah. Anda bisa memasang karpet peredam suara, atau menyetel suara pengantar tidur seperti bunyi air mengalir atau gemerisik dedaunan di hutan.
Apa yang bisa dilakukan ketika terbangun di malam hari agar segera tidur kembali? James memaparkan dua caranya. Pertama, jangan diam saja di tempat tidur. Jika Anda tidak bisa tidur lagi setelah lebih dari 20 menit terbangun, James merekomendasikan untuk bangkit dari tempat tidur dan lakukan relaksasi. Misalnya dengan peregangan otot, membaca buku atau memecahkan teka-teki puzzle.
Cara kedua, hindari melihat smarpthone atau tablet Anda. Layar dari perangkat elektronik tersebut memancarkan cahaya spektrum biru yang menstimulasi otak untuk lebih aktif. Akibatnya, mata pun semakin 'segar' dan semakin sulit terpejam.
(hst/hst)
Home & Living
Bikin Suasana Natal Makin Hangat! Sentuhan Dekorasi Lampu Natal Ini Bikin Sudut Rumah Estetis
Fashion
Mau Tampil Cantik Saat Natal? Pilihan Baju Ini Bisa Bikin Kamu Tampil Elegan
Fashion
Tampil Kompak dan Hangat di Hari Natal dengan Family Set Maroon Favorit!
Home & Living
Pohon Natal Pop Up Portable Full Set: Solusi Dekorasi Natal Cepat & Tanpa Ribet!
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Sering Memar Tanpa Sebab? Ini 10 Penyebabnya Menurut Ahli Kesehatan
Pahami Jam Makan yang Baik untuk Diet, dari Sarapan sampai Makan Malam
Ini Sayuran Paling Sehat Menurut Sains, Rendah Kalori Bisa untuk Diet
Angelina Jolie Buka-bukaan soal Mastektomi, Perlihatkan Bekas Operasi di Dada
Johnson & Johnson Dihukum Bayar Rp 628 M Terkait 2 Wanita Kena Kanker Ovarium
Most Popular
1
8 Potret Shandy Aulia yang Gaya Hidup Mewahnya Jadi Sorotan
2
Adu Gaya Suzy, Park Bo Gum, dan V BTS Bersinar di Acara Akhir Tahun CELINE
3
Momen Manis Tasya Farasya & Mantan Suami Ambil Rapor Anak
4
Kaleidoskop 2025
5 Istilah Dunia Kerja yang Viral di 2025, Gen Z Wajib Tahu
5
Dateability, Kencan Online Inklusif untuk Difabel dan Pengidap Sakit Kronis
MOST COMMENTED











































