Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Liputan Khusus Langsing dengan Lari

Rutin Lari 3 Kali Seminggu, Ukuran Baju Pria Ini Berubah dari XXXL Jadi M

wolipop
Jumat, 31 Okt 2014 16:22 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Dok. Pribadi
Jakarta -

Memiliki ukuran tubuh yang tergolong cukup 'besar', menjadi problema tersendiri bagi para pria, khususnya Fachry. Bayangkan saja, dengan tinggi 180 cm dan bobot seberat 97 kilogram, ia seringkali mendapat cemoohan dari teman-temannya. Meski hanya candaan, tak jarang hal ini mengganggu pikirannya.

Mahasiswa jurusan hubungan internasional di salah satu universitas swasta di Jakarta ini mengatakan, dirinya memang sudah gemuk sejak kecil karena faktor turunan dari keluarga sang ayah. Sejak duduk di bangku sekolah menengah, beratnya sudah mencapai angka 75 kilogram dan terus merangkak naik hingga SMA.

Karena padatnya aktivitas yang dilakukan, pria muda ini mampu menyantap nasi hingga lima kali dalam sehari. "Dulu makannya gila-gilaan banget. Pagi dua kali makan jam setengah 7 sama jam 10 pagi. Siang, sore, sama malem juga makan nasi lagi," ceritanya pada Wolipop ketika ditemui di kediamannya di Bekasi, Kamis (30/10/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walau keluarganya tidak terlalu mempermasalahkan bentuk badannya, tetapi Fachry bertekad ingin menurunkan berat badan demi hidup yang sehat. Berbagai olahraga sudah ditekuninya, mulai dari berenang, bulu tangkis, hingga pergi ke pusat kebugaran. Namun usahanya ini tidak membuahkan hasil apapun. Merasa putus asa, pria yang hobi bermain musik ini justru malah semakin rajin ngemil hingga tak sadar beratnya saat itu mencapai angka 90 kilogram lebih.

Suatu saat, ia diajak oleh beberapa temannya untuk berlari di pagi hari. Awalnya ia malas karena tak terbiasa beraktivitas terlalu pagi di akhir pekan. Apalagi jarak yang ditempuh cukup jauh dan ia belum bisa mengimbangi teman-temannya yang memang terbiasa lari. Namun entah mengapa, ada kepuasaan tersendiri ketika dirinya berhasil menyelesaikan lari hingga akhir, meski saat itu masih diimbangi dengan berjalan cepat.

Hinga akhirnya di pertengahan 2012, pemilik nama lengkap Fachry Abdis ini mulai rutin berlari setiap pagi atau sore selama tiga hingga empat kali dalam seminggu. Ia juga mengimbangi dirinya dengan mengurangi porsi makan nasi menjadi 2 kali dalam sehari serta memperbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan. Tanpa terasa beratnya perlahan menyusut hingga 88 kilogram.

Merasa semakin terpacu, pria berkacamata ini semakin menggiatkan dirinya untuk berlari. "Aku biasanya lari selama satu jam di sekitaran rumah sampai ke daerah Pekayon. Kalau dihitung-hitung total jaraknya sekitar 8 kilometer," paparnya lagi.

Meski sudah rutin berlari, pria yang juga hobi menonton ini mengaku sempat menjalani diet yang cukup ekstrem. Dirinya sama sekali tidak memakan nasi, daging ayam, telur, makanan yang digoreng dan mengandung santan. Ia hanya menyantap kentang rebus, sayur dan buah-buahan setiap harinya. Dalam kurun waktu 6 bulan, beratnya sempat berada di angka 76 kilogram.

Diet ekstrim ini sempat ditentang oleh sang ibu yang mengkhawatirkan kesehatannya karena jadwal kuliah yang padat. Benar saja, ia pun jatuh sakit karena kurangnya asupan protein dan karbohidrat. Setelah berkonsultasi ke dokter ahli gizi, kini pria yang akrab disapa Abdis ini beralih kepada pola makan sehat sesuai anjuran dokter hingga beratnya bertahan di 79 kilogram.

Anak terakhir dari dua bersaudara ini mengaku dirinya kini masih menjalani lari walau tidak intens seperti dulu. Walau tidak pernah mengikuti lomba lari maraton atau tergabung kedalam komunitas pecinta lari, baginya berlari menjadi suatu keharusan. Menurutnya, berlari adalah olahraga mudah yang tidak menyita waktu karena dapat dilakukan kapanpun. Bahkan ia juga semakin rajin mengoleksi beberapa sepatu lari agar memacu semangatnya.

Banyak sekali manfaat yang dirasakannya berkat berlari. Bajunya yang dulunya berukuran XXXL turun drastis hingga ukuran M. Ia juga biasanya memakai celana jeans dengan ukuran 42, kini ukurannya menjadi 33. Di samping itu, tubuhnya kini lebih lentur, otot-ototnya lebih kuat serta tidak cepat lelah dalam beraktivitas.

(int/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads