Liputan Khusus Pola Makan Saat Puasa
Makanan Manis yang Dianjurkan untuk Berbuka Puasa
Hestianingsih - wolipop
Jumat, 11 Jul 2014 16:02 WIB
Jakarta
-
Makanan manis seperti kolak, es buah, kurma, atau kue menjadi snack pilihan kebanyakan orang sebelum buka puasa. Namun ada anggapan yang mengatakan bahwa berbuka dengan makanan manis itu anjuran yang keliru. Benarkah berbuka dengan yang manis tidak disarankan?
Menurut pakar gizi dan nutrisi, Prof. Hardinsyah, MS, berbuka dengan mengonsumi makanan yang manis boleh saja, bahkan dianjurkan asalkan tidak berlebihan. Pria yang kerap disapa Hardin itu menjelaskan, ketika tubuh tidak diisi asupan makanan dan cairan selama seharian maka gula darah turun terutama di sore hari. Untuk kembali meningkatkan gula darah dengan cepat maka bisa mengonsumsi makanan manis seperti buah.
"Kalau makan sekadarnya saja nggak masalah asal nggak berlebihan saja. Buah itu kan manis, kalau mau buah tapi ingin makanan bergula silakan saja tapi dibatasi," tutur Hardin saat dihubungi Wolipop, Kamis (10/7/2014).
Hardin melanjutkan, buah menjadi hidangan yang baik untuk berbuka puasa. Kurma, pepaya, dan pisang menjadi pilihan yang baik karena memiliki tekstur lembut sehingga mudah dicerna oleh usus. Namun ada beberapa buah yang sebaiknya dihindari karena memiliki kandungan asam tinggi.
Buah-buahan yang mengandung asam bisa membuat lambung perih sehingga menimbulkan rasa sakit serta perasaan tidak nyaman. Selain buah yang asam, semua buah bisa menjadi pilihan asalkan tidak terlalu banyak.
Jika tidak ada buah, Anda bisa menggantinya dengan kolak. Pada umumnya kolak berisi labu, ubi, pisang, dan kolang-kaling. Pilih kolak dengan isi yang lembut dan tidak keras supaya mudah dicerna. Namun bagaimana dengan kandungan santan di dalamnya yang mungkin bisa memengaruhi lambung?
Tenang saja, pria lulusan University of Queensland, Australia ini mengatakan santan yang tercampur dalam kolak cenderung encer, sehingga aman di lambung. Berbeda dengan santan yang ada pada gulai atau kari yang biasanya lebih kental. Namun sekali lagi Hardin mengingatkan untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Hal itu juga diakui oleh dr. Johannes Chandrawinata, SpKG.
"Seperti kolak, ada gula dan santan boleh saja dimakan tapi jangan terlalu banyak. Kebanyakan orang puasa malah pada naik berat badannya karena makannya ekstra, lebih daripada biasanya," ujar dr. Johannes kepada Wolipop, Kamis (10/7/2014).
(aln/hst)
Menurut pakar gizi dan nutrisi, Prof. Hardinsyah, MS, berbuka dengan mengonsumi makanan yang manis boleh saja, bahkan dianjurkan asalkan tidak berlebihan. Pria yang kerap disapa Hardin itu menjelaskan, ketika tubuh tidak diisi asupan makanan dan cairan selama seharian maka gula darah turun terutama di sore hari. Untuk kembali meningkatkan gula darah dengan cepat maka bisa mengonsumsi makanan manis seperti buah.
"Kalau makan sekadarnya saja nggak masalah asal nggak berlebihan saja. Buah itu kan manis, kalau mau buah tapi ingin makanan bergula silakan saja tapi dibatasi," tutur Hardin saat dihubungi Wolipop, Kamis (10/7/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buah-buahan yang mengandung asam bisa membuat lambung perih sehingga menimbulkan rasa sakit serta perasaan tidak nyaman. Selain buah yang asam, semua buah bisa menjadi pilihan asalkan tidak terlalu banyak.
Jika tidak ada buah, Anda bisa menggantinya dengan kolak. Pada umumnya kolak berisi labu, ubi, pisang, dan kolang-kaling. Pilih kolak dengan isi yang lembut dan tidak keras supaya mudah dicerna. Namun bagaimana dengan kandungan santan di dalamnya yang mungkin bisa memengaruhi lambung?
Tenang saja, pria lulusan University of Queensland, Australia ini mengatakan santan yang tercampur dalam kolak cenderung encer, sehingga aman di lambung. Berbeda dengan santan yang ada pada gulai atau kari yang biasanya lebih kental. Namun sekali lagi Hardin mengingatkan untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Hal itu juga diakui oleh dr. Johannes Chandrawinata, SpKG.
"Seperti kolak, ada gula dan santan boleh saja dimakan tapi jangan terlalu banyak. Kebanyakan orang puasa malah pada naik berat badannya karena makannya ekstra, lebih daripada biasanya," ujar dr. Johannes kepada Wolipop, Kamis (10/7/2014).
(aln/hst)
Hobbies & Activities
Benston vs Rixton : Keyboard Foldable 88 Key, Mana yang Lebih Worth It untuk Pemula?
Health & Beauty
Rahasia Untuk Kulit Cerah & Kenyal dengan Dr Schatz Phyto Cell Mask
Home & Living
Rumah Lebih Rapi Tanpa Ribet? Rekomendasi 3 Storage Box Andalan yang Wajib Kamu Punya!
Home & Living
Panci Ini Layak Masuk Dapur Kamu! Stein Cast Iron Enamel Pot Hadir Bikin Makanan Cepat Matang
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Penelitian Ungkap Minuman Kesehatan Trendi Ini Bisa 'Membalikkan' Penuaan
6 Bulan Makan Menu yang Sama Demi Kurus, Wanita Ini Berakhir Masuk UGD
Sering Memar Tanpa Sebab? Ini 10 Penyebabnya Menurut Ahli Kesehatan
Pahami Jam Makan yang Baik untuk Diet, dari Sarapan sampai Makan Malam
Ini Sayuran Paling Sehat Menurut Sains, Rendah Kalori Bisa untuk Diet
Most Popular
1
Outfit Check, Gaya Chic Aura Kasih Liburan Akhir Tahun di Luar Negeri
2
Mantan Ratu Tenis Anna Kournikova Melahirkan Anak ke-4 di Usia 44
3
Potret Cantik Zhao Lusi Terima Penghargaan Artis China Paling Berpengaruh 2025
4
Beda Gaya Maia Estianty & Mulan Jameela, Calon Nenek di Pengajian Al-Alyssa
5
Kim Da Mi Tanggapi Kritik Film The Great Flood, Ceritanya Bikin Bingung
MOST COMMENTED











































