Diet Turun Berat Badan Tapi Tetap Makan Enak, Ini Dia Caranya
wolipop
Kamis, 03 Apr 2014 09:47 WIB
Jakarta
-
Diet menurunkan berat badan tidak harus membuat Anda kelaparan atau mengonsumsi makanan dengan bumbu seadanya. Banyak orang yang akhirnya gagal menjaga diet karena bosan dengan makanan yang terasa hambar, atau merasa lemas akibat porsi makan terlalu sedikit.
Padahal pola makan sehat agar berat badan turun bisa jadi menyenangkan asalkan Anda tahu batasan dan teknik moderasi (makan secukupnya). Pakar gizi Emilia E. Achmadi, MS. RD., mengatakan, Anda bisa diet dengan tetap mengonsumsi makanan kesukaan asalkan diubah cara pengolahan maupun penambahan bumbunya.
"Misalnya minum kopi, tidak pakai gula atau sirup. Menurut saya itu satu hal yang bisa saya kurangi untuk membantu menurunkan kalori. Biasanya suka ayam goreng tepung tapi karena mau turunkan berat badan maka diganti ayam bakar. Proses menggoreng itu memasukkan kalori tambahan ke ayam," tutur wanita yang akrab disapa Emil ini, saat berbincang dengan Wolipop di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Penggunaan minyak pada ayam goreng bisa menambah jumlah kalori yang masuk ke tubuh cukup signifikan. Misalnya saja paha ayam yang dibakar hanya mengandung 150 kalori. Namun jika digoreng bersama tepung, jumlahnya bisa mencapai 250 kalori. Emil menjelaskan, satu sendok makan minyak goreng saja sudah mengandung 100-150 kalori.
Wanita yang sudah menjadi pakar gizi sejak 21 tahun lalu ini menganjurkan untuk makan lima kali sehari, jika ingin penurunan berat badan yang stabil; 3 kali makan utama dan 2 kali camilan. Namun perlu diperhatikan juga jenis makanan yang diasup, terutama untuk camilan.
"Kalau kita mengonsumsi makanan 3 kali sehari dan 2 kali snack kita tidak akan mengalami fase dimana kita kelaparan sekali. Tapi kalau mau turunkan berat badan kita nggak boleh kebanyakan makan gulai, kari, pakai santan, gorengan. Harus tahu diri karena itu kalori jumlahnya besar sekali," tutur nutritionist lulusan Oklahoma State University, Amerika Serikat ini.
Untuk camilan mulai dari sarapan, biasanya pukul 07.00 hingga 11.00, Emil menyarankan untuk konsumsi buah-buahan seperti pisang, jambu, apel, jeruk, semangka atau melon. Jenis buah tersebut banyak kandungan serat dan airnya sehingga aman dikonsumsi sebanyak apapun. Tapi khusus untuk durian, alpukat atau mangga jenis harum manis, konsumsinya perlu dibatasi karena kalori dan gulanya cukup tinggi. Untuk makan malam, Emil menyarankan untuk mengonsumsi makan malam setidaknya empat jam sebelum tidur.
Satu hal lagi yang paling penting adalah tidak melewatkan sarapan. Makan pagi penting untuk menjaga kestabilan tubuh dan memberikan energi yang cukup untuk beraktivitas sebelum makan siang. Sarapan juga mencegah kita makan terlalu banyak di siang hari maupun sore.
"Kalau kita nggak sarapan justru makannya bisa lebih gragas. Itu pasti karena kita tidak bisa mengontrol ketika tubuh terlalu lapar. Yang dicari makanan dengan gula atau minyak yang tinggi, bukan buah, tahu atau tempe. Tapi tahu isi goreng karena minyaknya, donat karena gulanya, kue cokelat. Itu alami, isnting, nggak bisa kita lawan dan itu berdampak buruk buat tubuh. Sudah metabolismenya rendah kemudian makan makanan yang kalorinya tinggi, minyaknya tinggi, penumpukan lemak terjadi lebih cepat. Makanya orang cepat gemuk karena itu," urai Emil.
Selain itu diet juga harus diiringi dengan olahraga. Tubuh harus beraktivitas untuk membakar lemak dan kalori, serta membentuk massa otot yang lebih banyak. Olahraga juga penting untuk meningkatkan metabolisme sehingga tubuh lebih cepat mengolah asupan makanan yang masuk.
(hst/hst)
Padahal pola makan sehat agar berat badan turun bisa jadi menyenangkan asalkan Anda tahu batasan dan teknik moderasi (makan secukupnya). Pakar gizi Emilia E. Achmadi, MS. RD., mengatakan, Anda bisa diet dengan tetap mengonsumsi makanan kesukaan asalkan diubah cara pengolahan maupun penambahan bumbunya.
"Misalnya minum kopi, tidak pakai gula atau sirup. Menurut saya itu satu hal yang bisa saya kurangi untuk membantu menurunkan kalori. Biasanya suka ayam goreng tepung tapi karena mau turunkan berat badan maka diganti ayam bakar. Proses menggoreng itu memasukkan kalori tambahan ke ayam," tutur wanita yang akrab disapa Emil ini, saat berbincang dengan Wolipop di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wanita yang sudah menjadi pakar gizi sejak 21 tahun lalu ini menganjurkan untuk makan lima kali sehari, jika ingin penurunan berat badan yang stabil; 3 kali makan utama dan 2 kali camilan. Namun perlu diperhatikan juga jenis makanan yang diasup, terutama untuk camilan.
"Kalau kita mengonsumsi makanan 3 kali sehari dan 2 kali snack kita tidak akan mengalami fase dimana kita kelaparan sekali. Tapi kalau mau turunkan berat badan kita nggak boleh kebanyakan makan gulai, kari, pakai santan, gorengan. Harus tahu diri karena itu kalori jumlahnya besar sekali," tutur nutritionist lulusan Oklahoma State University, Amerika Serikat ini.
Untuk camilan mulai dari sarapan, biasanya pukul 07.00 hingga 11.00, Emil menyarankan untuk konsumsi buah-buahan seperti pisang, jambu, apel, jeruk, semangka atau melon. Jenis buah tersebut banyak kandungan serat dan airnya sehingga aman dikonsumsi sebanyak apapun. Tapi khusus untuk durian, alpukat atau mangga jenis harum manis, konsumsinya perlu dibatasi karena kalori dan gulanya cukup tinggi. Untuk makan malam, Emil menyarankan untuk mengonsumsi makan malam setidaknya empat jam sebelum tidur.
Satu hal lagi yang paling penting adalah tidak melewatkan sarapan. Makan pagi penting untuk menjaga kestabilan tubuh dan memberikan energi yang cukup untuk beraktivitas sebelum makan siang. Sarapan juga mencegah kita makan terlalu banyak di siang hari maupun sore.
"Kalau kita nggak sarapan justru makannya bisa lebih gragas. Itu pasti karena kita tidak bisa mengontrol ketika tubuh terlalu lapar. Yang dicari makanan dengan gula atau minyak yang tinggi, bukan buah, tahu atau tempe. Tapi tahu isi goreng karena minyaknya, donat karena gulanya, kue cokelat. Itu alami, isnting, nggak bisa kita lawan dan itu berdampak buruk buat tubuh. Sudah metabolismenya rendah kemudian makan makanan yang kalorinya tinggi, minyaknya tinggi, penumpukan lemak terjadi lebih cepat. Makanya orang cepat gemuk karena itu," urai Emil.
Selain itu diet juga harus diiringi dengan olahraga. Tubuh harus beraktivitas untuk membakar lemak dan kalori, serta membentuk massa otot yang lebih banyak. Olahraga juga penting untuk meningkatkan metabolisme sehingga tubuh lebih cepat mengolah asupan makanan yang masuk.
(hst/hst)
Home & Living
Bikin Suasana Natal Makin Hangat! Sentuhan Dekorasi Lampu Natal Ini Bikin Sudut Rumah Estetis
Fashion
Mau Tampil Cantik Saat Natal? Pilihan Baju Ini Bisa Bikin Kamu Tampil Elegan
Fashion
Tampil Kompak dan Hangat di Hari Natal dengan Family Set Maroon Favorit!
Home & Living
Pohon Natal Pop Up Portable Full Set: Solusi Dekorasi Natal Cepat & Tanpa Ribet!
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Sering Memar Tanpa Sebab? Ini 10 Penyebabnya Menurut Ahli Kesehatan
Pahami Jam Makan yang Baik untuk Diet, dari Sarapan sampai Makan Malam
Ini Sayuran Paling Sehat Menurut Sains, Rendah Kalori Bisa untuk Diet
Angelina Jolie Buka-bukaan soal Mastektomi, Perlihatkan Bekas Operasi di Dada
Johnson & Johnson Dihukum Bayar Rp 628 M Terkait 2 Wanita Kena Kanker Ovarium
Most Popular
1
8 Potret Shandy Aulia yang Gaya Hidup Mewahnya Jadi Sorotan
2
Adu Gaya Suzy, Park Bo Gum, dan V BTS Bersinar di Acara Akhir Tahun CELINE
3
Kaleidoskop 2025
5 Istilah Dunia Kerja yang Viral di 2025, Gen Z Wajib Tahu
4
Momen Manis Tasya Farasya & Mantan Suami Ambil Rapor Anak
5
Dateability, Kencan Online Inklusif untuk Difabel dan Pengidap Sakit Kronis
MOST COMMENTED











































