Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Tema MET Gala 2026 'Costume Art', Kawinkan Keindahan Busana dan Seni Rupa

Daniel Ngantung - wolipop
Selasa, 18 Nov 2025 17:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Lisa menghadiri Met Gala 2025 yang merayakan
Lisa BLACKPINK di MET Gala 2025. (Foto: Getty Images/Jamie McCarthy)
New York City -

Pertanyaan "lukisan mana yang paling bersolek sepanjang masa?" menjadi pemantik bagi Metropolitan Museum of Art (Met) untuk membuka babak baru dalam hubungan antara mode dan seni rupa.

Melalui pameran bertajuk "Costume Art", yang akan dibuka pada 10 Mei 2026 mendatang, museum yang berlokasi di New York City, Amerika Serikat ini, berupaya mengurai keterkaitan keduanya secara lebih eksplisit dan monumental.

Sekitar 200 karya seni akan dipasangkan dengan 200 busana dan aksesori, menjadikan ruang dialog antara tubuh, estetika, dan ekspresi kreatif semakin luas. Pameran ini juga menjadi tema besar ajang mode paling bergengsi di dunia: Met Gala.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kurator Costume Institute, Andrew Bolton, menjelaskan bahwa judul "Costume Art" merujuk pada sejarah lembaga yang ia pimpin. Menurutnya, mode memperoleh status seni justru karena keterikatannya pada tubuh manusia. Bila pameran mode biasanya menjauhkan busana dari konteks pemakainya, Met kali ini menegaskan hubungan itu sebagai aspek yang mengangkat busana sejajar dengan patung Yunani atau ukiran Albrecht DΓΌrer.

ADVERTISEMENT

Ballerina ternama yang baru pensiun, Misty Copeland, turut hadir dalam konferensi pers. Ia mengungkapkan kekagumannya pada konsep kuratorial yang menempatkan tubuh dalam segala bentuknya sebagai karya seni itu sendiri-layak dipuji, dirayakan, dan dilihat tanpa batasan idealisasi.

NEW YORK, NY - MAY 11:  Rihanna attends the Lady Gaga menghadir MET Gala 2019. (Foto: Getty Images)

Ruang Baru, Ambisi Baru

Meski tema "fashion adalah seni" bukan hal baru, justru ruang pameran yang menjadi kabar paling mengejutkan. Met memperluas areal seluas 12.000 kaki persegi yang kini sepenuhnya didedikasikan untuk Costume Institute, berlokasi tak jauh dari Great Hall. Bolton menyebut ini sebagai pengakuan atas peran sentral mode dalam budaya kontemporer.

Galeri baru tersebut diberi nama CondΓ© M. Nast, tokoh pendiri perusahaan yang menerbitkan Vogue, Vanity Fair, dan GQ. Ruang ini terwujud berkat donasi signifikan dari perusahaan tersebut, meski hal ini terjadi di tengah sorotan publik mengenai tantangan internal dan finansial grup media tersebut.

NEW YORK, NEW YORK - MAY 01: An interior view of The 2023 Met Gala Celebrating Pameran fashion 'Karl Lagerfeld: A Line Of Beauty' yang dibuka dengan MET Gala 2023 di Metropolitan Museum of Art. (Foto: Arturo Holmes/MG23/Getty Images for The Met Museum/Vogue)

Dalam acara peluncuran, hadir pula Anna Wintour, yang meski telah melepas jabatan pemimpin redaksi Vogue US, tetap memegang peran global di CondΓ© Nast serta menjadi pengawas tetap Met Gala-ajang yang ia transformasikan menjadi fenomena budaya pop berbalut kemewahan.

Pameran ini disponsori oleh rumah mode Prancis Saint Laurent, CondΓ© Nast, serta pasangan Jeff Bezos dan Lauren SΓ‘nchez Bezos. Keterlibatan Bezos menandai strategi baru pasangan tersebut untuk memperkuat kehadiran mereka di dunia mode, termasuk lewat pendanaan berkelanjutan melalui Earth Fund.

Gala yang Menggerakkan Mode Dunia

Met Gala kini berdiri sebagai karpet merah yang dampaknya menyaingi bahkan melampaui Oscar. Setiap tahun, para desainer berlomba mempersiapkan gaun spektakuler untuk bintang seperti Rihanna hingga Zendaya. Beberapa pameran terdahulu-seperti "Camp" pada 2019 atau tribute untuk Alexander McQueen pada 2011-bahkan memengaruhi tren street style hingga persepsi publik terhadap mode sebagai seni.

Namun, tidak semua tema menuai pujian. Pada 2024, pameran "Sleeping Beauties" dinilai terlalu bergantung pada gimmick kecerdasan buatan, sementara penghargaan untuk Karl Lagerfeld tahun sebelumnya menuai kritik karena mengabaikan kontroversi sang desainer.

Tahun lalu, Met mengusung tema "Superfine: Tailoring Black Style", sebuah tonggak sejarah yang untuk pertama kalinya menyoroti gaya dan kreativitas desainer kulit hitam serta membawa kembali fokus pada busana pria.

Dengan harga tiket yang dilaporkan mencapai US$ 75.000, Met Gala kembali menjadi mesin penggalangan dana utama. Tahun lalu saja, acara ini menghasilkan US$ 31 juta, menopang keseluruhan kegiatan pameran dan akuisisi Costume Institute yang tidak menerima dana dari anggaran museum.

Dengan pameran baru dan ruang baru yang megah, Bolton dan tim Met seolah menegaskan satu hal: mode bukan sekadar pakaian, ia adalah karya seni yang menuntut kejeniusannya sendiri, layaknya mahakarya Renaisans.

(dtg/dtg)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads