Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Banjir Kritik, Prada Akhirnya Akui Sendal di Catwalk Terinspirasi India

Daniel Ngantung - wolipop
Rabu, 02 Jul 2025 17:14 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

MILAN, ITALY - JUNE 22: A model, shoe detail, walks the runway at the Prada fashion show during the Milan Menswear Spring/Summer 2026 Fashion Week on June 22, 2025 in Milan, Italy. (Photo by Pietro DAprano/Getty Images)
Koleksi Prada Menswear Spring/Summer 2026 yang menampilkan sendal khas India. Prada dikritik karena tidak menyebut asal dan inspirasi sendal tersebut. (Foto: Victor VIRGILE/Gamma-Rapho via Getty Images)
Milan -

Prada baru-baru ini menjadi bulan-bulanan netizen India. Kemunculan sendal kulit di peragaan koleksi busana pria teranyar rumah mode Italia itu menjadi musababnya.

Sendal tersebut, yang ditampilkan dalam ajang Milan Fashion Week pekan lalu, memiliki bentuk terbuka dengan anyaman kulit yang mirip dengan sandal Kolhapuri buatan perajin di negara bagian Maharashtra dan Karnataka, India.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MILAN, ITALY - JUNE 22: A model, shoe detail, walks the runway at the Prada fashion show during the Milan Menswear Spring/Summer 2026 Fashion Week on June 22, 2025 in Milan, Italy. (Photo by Pietro D'Aprano/Getty Images)Sendal dari koleksi Prada Menswear Spring/Summer 2026. (Foto: Pietro D'Aprano/Getty Images)

Dalam peluncuran resminya, Prada hanya menyebut alas kaki ini sebagai "sandal kulit", tanpa menyebut inspirasi ataupun asal-usul desain yang kental dengan nuansa tradisional India tersebut.

BBC mengabarkan, koleksi tersebut lantas memicu kritik dari berbagai pihak di India yang menilai Prada mengkomersialkan warisan budaya tanpa memberi penghargaan layak kepada para insan kreatif lokal.

ADVERTISEMENT

Menanggapi protes publik, Prada yang digawangi duo desainer Miuccia Prada dan Raf Simons akhirnya mengakui bahwa desain tradisional khas India menjadi sumber inspirasi untuk sendal tersebut.

MUMBAI, INDIA - DECEMBER 16, 2012: Kolhapuri Chappals and markets in Kolhapur district in Maharashtra, India.(Photo by Mahendra Parikh and Vidya Subramanian/Hindustan Times via Getty Images)Perajin membuat sendal Kolhapuri Chappals di Maharashtra, India. (Foto: Mahendra Parikh and Vidya Subramanian/Hindustan Times via Getty Images)

Seorang juru bicara Prada menambahkan bahwa perusahaan "selalu merayakan keahlian, warisan, dan tradisi desain." Mereka juga telah berkomunikasi dengan Kamar Dagang, Industri, dan Pertanian Maharashtra (MCCIA) terkait isu ini.

Sebelumnya, Ketua MCCIA telah bersurat kepada Prada untuk melayangkan keberatannya. Ia menyayangkan Prada tidak memberikan akreditasi yang selaiknya bagi perajin India.

menyoroti bagaimana desain sandal Kolhapuri telah dikomersialkan tanpa kredit terhadap komunitas pengrajin yang telah menjaga warisan tersebut selama berabad-abad.

MILAN, ITALY - JUNE 22: Fashion designers Miuccia Prada and Raf Simons walk the runway during the Prada Ready to Wear Spring/Summer 2026 fashion show as part of the Milan Men Fashion Week on June 22, 2025 in Milan, Italy. (Photo by Victor VIRGILE/Gamma-Rapho via Getty Images)Miuccia Prada dan Raf Simons di fashion show Prada Ready to Wear Spring/Summer 2026. (Foto: Victor VIRGILE/Gamma-Rapho via Getty Images)

Dalam tanggapannya, Lorenzo Bertelli selaku Kepala Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Prada, menyebut bahwa produk tersebut masih berada dalam tahap awal pengembangan desain.

Ia juga menyatakan keterbukaan Prada untuk berdialog secara langsung dengan para perajin lokal India demi pertukaran yang bermakna. Prada turut berencana menggelar pertemuan lanjutan untuk membahas kolaborasi lebih jauh.

Sesuai namanya, kerajinan sendal ini dari kota Kolhapur di Maharashtra, tempat asal pembuatannya. Sejarahnya dapat ditelusuri hingga abad ke-12. Terbuat dari kulit yang terkadang diberi pewarna alami, sendal ini terkenal karena ketahanannya dan kenyamanannya di iklim tropis India.

MUMBAI, INDIA - DECEMBER 16, 2012: Kolhapuri Chappals and markets in Kolhapur district in Maharashtra, India.(Photo by Mahendra Parikh and Vidya Subramanian/Hindustan Times via Getty Images)Bentuk asli sendal khas Maharashtra. (Foto: Mahendra Parikh and Vidya Subramanian/Hindustan Times via Getty Images)

Pada 2019, sendal Kolhapuri mendapatkan status Indikasi Geografis (GI) dari pemerintah India, sebuah pengakuan resmi terhadap keaslian dan asal-usul produk. Menurut Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), label GI diberikan pada barang yang memiliki ciri khas berdasarkan lokasi geografis tertentu dan dianggap sebagai penanda autentisitas.

Para perajin Kolhapuri pun merasa kecewa karena karya mereka digunakan tanpa penghargaan yang semestinya. "Sendal ini dibuat dari kerja keras para perajin kulit di Kolhapur. Mereka pantas mendapatkan pengakuan. Jangan mengambil keuntungan dari jerih payah orang lain," ujar Prabha Satpute, salah satu perajin sendal tersebut, kepada BBC Marathi.

Meski harga sendal Kolhapuri di India hanya berkisar beberapa ratus rupee, versi Prada diperkirakan dijual dengan harga premium meskipun tidak tercantum di situs resmi mereka. Sendal-sendal Prada umumnya dijual antara 600 hingga 1.000 pound sterling (setara Rp 12-21 juta) di Inggris.

Margin penjualan tersebut mendapat kritikan industrialis India Harsh Goenka, yang menyoroti ketimpangan antara pendapatan para perajin dan keuntungan besar yang diraup oleh merek global. "Para perajin kita rugi, sementara merek global meraup untung dari budaya kita," katanya.


Ini bukan kali pertama merek internasional dituding mengapropriasi budaya India. Pada Festival Film Cannes 2025, Gucci mendapat kecaman setelah menyebut sari yang dikenakan aktris Bollywood Alia Bhatt sebagai gaun. Sebelumnya, tren TikTok sempat menuai protes karena menyebut dupatta, selendang tradisional Asia Selatan, sebagai "scarf Skandinavia".

Namun di tengah kritik, beberapa warga Kolhapur melihat sisi positifnya. "Para perajin merasa bangga karena akhirnya ada yang mengenali karya mereka," ujar Dileep More, seorang pelaku usaha lokal, kepada Reuters.

Kontroversi ini membuka percakapan penting soal pengakuan, kredit budaya, dan kolaborasi yang etis dalam dunia mode global.

(dtg/dtg)


Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads