Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Viral Pengakuan Pabrik: Tas Gucci Hingga Louis Vuitton Ternyata Made in China

Rahmi Anjani - wolipop
Kamis, 17 Apr 2025 14:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Cara merawat tas branded
Ilustrasi Tas Gucci Foto: Dok. Instagram @zetabags.
Jakarta -

Kebijakan tarif impor yang dibuat Amerika Serikat membuat sejumlah pabrik di China ikut murka. Di TikTok, banyak manufaktur mengungkap rahasia di balik barang-brand branded mahal yang dijual di Negeri Paman Sam. Sebuah video jadi viral karena menyebut tas dari Louis Vuitton hingga Gucci sebenarnya dibuat di China bukan Italia.

Sebelumnya Presiden Donald Trump mengumumkan akan menaikkan tarif pada barang-barang buatan China sebesar 145 persen. Setelah itu, China memberi balasan dengan ikut melipatgandakan tarif untuk produk Amerika menjadi 125 persen. Perang tarif tersebut membuat kedua negara semakin bersitegang.

Perang tarif Amerika Serikat dimanfaatkan perusahaan di China untuk membeberkan sisi gelap fashion 'luxury'. Mereka seolah mengatakan bahwa orang Amerika tidak perlu membeli tas-tas buatan Italia yang mungkin harganya akan semakin mahal setelah kena tarif impor Donald Trump. Akun supplier tas dari China @senbags2 menyebut jika barang-barang branded itu dibuat oleh mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT


"Selama lebih dari tiga dekade, kami menjadi OEM (produsen peralatan asli) di balik beberapa nama besar - Gucci, Prada, Louis Vuitton. Meskipun kami yang membuat tas-tas ini dengan presisi, keuntungannya dikantongi di tempat lain. Yang benar-benar aku banggakan adalah kualitas kami, tenaga kerja terampil kami, dan rantai pasokan kami terintegrasi sepenuhnya," kata pria dalam video yang vira;.

Pria tersebut mengatakan jika sejumlah negara Barat sebelumnya pernah mencoba memutuskan hubungan dengan manufaktur China. Beberapa merek disebut berencana merelokasi pabrik tapi tak butuh waktu lama untuk mereka menyadari bahwa pabrik-pabrik di luar China tidak bisa menyamai standarnya.

"Biaya lebih tinggi, efisiensi lebih rendah, dan infrastrukturnya tidak tersedia. Itulah sebabnya sebagian besar brand mewah terus mengandalkan kami, meskipun mereka tidak mengatakannya dengan lantang. Jadi, mengapa tidak membeli langsung dari kami?" tutur produsen itu.

Terungkapnya sisi gelap luxury brand membuat netizen menyadari adanya masalah transprarasi dari pernyataan 'made in'. Umumnya, merek-merek tersebut mempromosikan asal-usul mereka dari Eropa, menekankan keterampilan dan warisan budaya dari negara asli. Berbagai brand pun mencantumkan bahwa pusat produksi dilakukan di Eropa Barat.

Selagi menjual nama besar dan imej brand juga kesan misterius, terungkapnya proses pembuatan tas-tas branded yang belakangan viral menunjukkan bahwa selama ini pabrik-pabrik Cina lah yang membuatnya secara diam-diam. Bukan tidak mungkin jika permintaan akan barang-barang mahal tersebut bakal menurun dalam waktu dekat.

(ami/ami)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads