Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Forever 21 akan Tutup 200 Toko di Tengah Isu Kebangkrutan

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Senin, 10 Mar 2025 13:07 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

CHICAGO, IL - FEBRUARY 6: Models Elena Greenwell, Deborah Brown, Rada Grocic, and  Forever 21 spokesmodel Kristi Dunn model the companys latest fashions at the State Street store grand opening celebration  on February 6, 2004, in Chicago, Illinois. (Photo by Brian Kersey/Getty Images for Forever 21)
Toko Forever 21 di New York. Foto: AP/Mark Lennihan
Jakarta -

Retailer high street fashion Forever 21 mengumumkan akan menutup kantor pusatnya di Los Angeles serta 200 toko di seluruh Amerika Serikat, termasuk 21 gerai di negara bagian New York. Brand yang populer di pusat perbelanjaan ini telah mengajukan pemberitahuan PHK sebagai langkah awal.

Beberapa toko yang akan ditutup mencakup lokasi di Buffalo, New York City, Niagara Falls, Poughkeepsie dan Yonkers. Sebelumnya, Forever 21 juga telah menutup gerainya di Destiny USA, pada tahun lalu.

Keputusan ini diperkirakan akan berdampak pada ribuan pekerja, dan kemungkinan akan ada lebih banyak PHK di masa mendatang. Seperti diberitakan Syracuse.com, perusahaan induk Forever 21, Catalyst Brands, tengah bersiap mengajukan kebangkrutan untuk kedua kalinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika tidak menemukan pembeli, mereka berencana untuk melikuidasi seluruh toko yang tersisa.

Pada puncak popularitasnya, Forever 21 pernah memiliki lebih dari 800 gerai di berbagai belahan dunia. Namun, dengan gelombang penutupan terbaru ini, lebih dari setengah dari total 350 toko yang masih beroperasi akan ditutup.

ADVERTISEMENT

Para analis industri mengatakan kepada Los Angeles Times bahwa ekspansi Forever 21 yang terlalu agresif menjadi bumerang. Mereka kesulitan mengikuti perubahan tren fast fashion serta harus menghadapi persaingan ketat dari retailer online seperti Shein dan Temu.

Meskipun demikian, Forever 21 masih mencari strategi baru, termasuk upaya untuk mengoptimalkan operasional dan memangkas biaya guna menyesuaikan diri dengan pasar saat ini.

Toko Forever 21 di Walden Galleria, Cheektowaga, New York.Toko Forever 21 di Walden Galleria, Cheektowaga, New York. Foto: AP/Bill Sikes

"Keputusan ini tidak diambil dengan mudah," ujar perwakilan Forever 21 dalam pernyataan kepada USA Today.

"Kami tetap berkomitmen untuk bersikap transparan dan memperlakukan karyawan kami dengan adil selama masa transisi ini," lanjutnya.

Meski banyak toko fisiknya yang ditutup, Forever 21 tidak akan benar-benar menghilang. Sumber menyebutkan bahwa brand ini akan beralih ke model bisnis yang lebih berfokus pada penjualan online agar dapat bersaing dengan raksasa fast fashion lainnya.

Forever 21 pertama kali didirikan oleh pasangan asal Korea Selatan, Do Won Chang dan Jin Sook Chang, pada tahun 1984. Sepanjang era 1990-an hingga awal 2000-an, brand ini menjadi ikon pusat perbelanjaan dan destinasi utama bagi remaja pencinta fesyen.

Namun, dengan perubahan kebiasaan belanja yang semakin mengarah ke ranah digital, terutama di kalangan generasi muda, Forever 21 kini menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan eksistensinya.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads