Suguhan Kisah Kain di JFW 2024, Merayakan Tradisi dan Aksi Bela Alam
Masalah kerusakan alam di Indonesia masih terus membelenggu. Namun, kreativitas tiga desainer dan jenama ini setidaknya memberi secercah harapan untuk menyelamatkan bangsa ini dari krisis lingkungan yang lebih parah.
Hari kedua Jakarta Fashion Week 2024, Selasa (24/10/2023) di Pondok Indah Mall 3, ditutup dengan peragaan bertajuk 'Kisah Kain' yang menampilkan kreasi terbaru dari Adrie Basuki, Tobatenun, dan Sejauh Mata Memandang. Seperti judulnya, kain Nusantara sebagai salah satu warisan budaya menjadi benang merah ketiganya.
Lebih dari itu, semangat menelurkan karya yang ramah lingkungan juga sama-sama mereka usung. Tak sekadar menciptakan sebuah koleksi yang berestetika, tapi dampaknya terhadap alam pun diperhitungkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peragaan yang terjadwal pukul 21.00 itu baru berlangsung 30 menit setelahnya. Rasa kantuk sudah mendera, tapi antusiasme belum memudar. Bangku penonton penuh, tanda karya mereka sungguh sangat dinantikan.
Adrie Basuki
Dua bulan yang sibuk bagi Adrie Basuki. Baru akhir September lalu ia ambil bagian di Fashion Nation 2023, sebelum bertolak ke Paris untuk pamer karya.
Di JFW 2024, ia mempersembahkan 'Garden of Joy' yang masih melanjutkan komitmennya dalam mengeksplorasi kain perca marmer untuk meminimalkan limbah mode. Industri garmen pernah masuk tiga besar penyumbang limbah terbesar di dunia.
Koleksi Adrie Basuki di peragaan 'Kisah Kain' dalam rangkaian Jakarta Fashion Week 2024. (Foto: Dok. JFW 2024) |
Ia juga merasa miris bila melihat sisaan wastra atau kain tradisional terbuang begitu saja. Maka beberapa tahun terakhir sejak ia merintis karier sebagai desainer pada 2013, busana dengan aplikasi potongan kain sisa menjadi ciri khasnya.
'Garden of Joy' menonjolkan tampilan busana yang lebih jenaka dengan permainan warna yang mencolok, disertai padanan batik cap dan aplikasi pom-pom sebagai pemanis. Terusan panjang, rok maksi, hingga dress bergaya kebaya melengkapi koleksi ini.
Foto: Dok. JFW 2024 |
Terlihat tekniknya kian matang, terutama setelah menjuarai Lomba Perancang Mode (LPM) 2022 yang sekaligus termasuk bagian dari JFW tahun lalu.
Lagu 'Tik Tik Tik Bunyi Hujan' yang mengiringi langkah para model di sekuen singkat itu sukses membangkitkan nostalgia masa kecil. Lebih dari itu, Jakarta yang langka hujan beberapa bulan terakhir, tiba-tiba diguyur air dari langit selepas bubaran peragaan.
(Foto: Dok. JFW 2024) |
2. Tobatenun
Pertama kali memamerkan karya di JFW 2024, Tobatenun yang berdiri sekitar lima tahun lalu menyuguhkan 'Masa Rani'.
Baru pada kesempatan kali ini pula, jenama besutan Kerri Na Basaria itu, mencoba menggarap ragam motif tenun di luar Toba. Giliran Karo, satu dari enam puak atau kelompok entis Batak.
Foto: Dok. JFW 2024 |
Dalam bahasa Karo, 'Masa Rani' berarti musim panen. Kerri menjelaskan budaya agrikultura sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat Karo dibanding suku batak lainnya.
Keunikan tersebut yang lantas menginspirasi Kerri dan tim Tobatenun. Sehari menjelang presentasi koleksi tersebut, Kerri mengajak ke studio Tobatenun di Gedung Sopo Del untuk melihat lebih dekat proses kreatifnya.
Di mood board, terpajang potret lawas dari abad ke-18 yang menampilkan wanita Karo berpakaian adat yang sedang memanen. Foto hasil panen khas Karo seperti buah apel ikut menghiasi.
Foto: Dok. JFW 2024 |
Manifestasi berupa 16 looks atau set busana bergaya modern dalam palet alam sekali lagi mengingatkan betapa warisan Indonesia dapat terus berelevansi mengikuti perkembangan zaman berkat fashion dan insan kreatif di baliknya.
"Kadang-kadang, seni tradisional dan kontemporer terpisah oleh batasan. Jadi kami ingin breaking the barrier," Kerri yang merupakan putri dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan itu.
Dari awal Tobatenun berdiri, ia senantiasa berpegang pada spirit wirausaha sosial yang mengedepankan sinergi hulu ke hilir komunitas perajin tenun Batak atau partonun. Pewarnaan alam secara mandiri termasuk di dalamnya.
Kerri Na Basaria dan Melvi Tampubolon dari Tobatenun usai presentasi koleksi 'Masa Rani' di JFW 2024. (Foto: Dok. JFW 2024) |
Komitmen tersebut terwujud ketika Tobatenun memperkenalkan rumah pewarnaan alam Jabu Borna tahun lalu. Berlokasi di Pematang Siantar, Jabu Borna mengawali komitmen Tobatenun untuk menghasilkan pewarnaan alami buat benang-benang yang bakal diolah sebagai produk tenunan.
"Kami percaya bahwa melalui pendekatan berkelanjutan, kita dapat menciptakan perubahan yang signifikan dalam kehidupan para perajin, khususnya di Sumatera Utara," ujar Melvi Tampubolon, Partner dan COO Tobatenun.
3. Sejauh Mata Memandang (SMM)
Sebagai pemungkas 'Kisah Kain', hadir koleksi 'Tarum' yang memperlihatkan sisi 'berbeda' dari jenama besutan Chitra Subyakto ini. Untuk pertama kali, 'denim' masuk dalam perbendaharaan materialnya.
Tentu materialnya bukan denim biasa yang menghabiskan bergalon-galon air untuk pembuatan sepasang jeans saja. Setia dengan konsep pakaian yang bertanggung jawab, Chitra dan SMM menyertakan empat jenis benang di antaranya benang daur ulang (recycled yarn), benang katun yang dipintal secara manual dengan tangan (handspun yarn), serta dua benang katun dari pewarnaan alam indigo.
Foto: Abduh/detikcom |
'Tarum' merujuk pada warna biru indigo yang menghiasi koleksi secara keseluruhan. Di luar itu, warna coklat dari kulit pohon secang ikut menyertai sebagai aksen.
Benang-benang tersebut lantas melalui proses penenunan sehingga hasilnya menyerupai tekstur denim. Adapun benang yang dipakai adalah hasil daur ulang dari pogram pengumpulan pakaian bekas tidak layak pakai yang digagas SMM bersama EcoTouch sejak 2021 lalu. Hingga Agustus 2023, total 23,8 ton pakaian telah terkumpul.
Foto: Abduh/detikcom |
Chitra menjelaskan, proses tenun tangan yang autentik membuat kain cenderung tebal. Jangan bayangkan kain-kain luwes khas Sejauh yang tipis dan ringan di tubuh yang terasosiasi sejak Sejauh eksis pada 2014 lalu.
Akan tetapi, tak ada rasa khawatir yang terbesit di benak Chitra bila nantinya koleksi ini kurang disambut pencintanya.
Koleksi Sejauh Mata Memandang di JFW 2024 Foto: Abduh/detikcom |
"Sebenarnya malah lebih ke excited karena akhirnya bisa mencoba sesuatu yang baru. Dan banyak juga Sahabat Sejauh yang sudah menanyakan kapan Sejauh punya koleksi denim.
Tawaran baru dari SMM tentu memberi angin segar tanpa meninggalkan ciri khasnya yang membawa semangat ke-Indonesia-an. Kebaya but make it denim.
Foto: Abduh/detikcom |
Di penghujung peragaan, finale tiba-tiba berubah menjadi aksi 'unjuk rasa'. Para model dan muse SMM keluar sambil membawa papan dengan tulisan ajakan untuk mencintai alam lebih serius lagi.
Pesan yang digaungkan antara lain "Pukul mundur krisis iklim", "Reuse, Rewear, Repair". Membentang pula spanduk: "Menolak Punah". Semoga ajakan tersebut benar-benar membuka mata orang agar tak menyia-nyiakan alam dan kekayaan budaya Indonesia lagi.
(dtg/dtg)
Home & Living
Ravelle Airy Premium Air Purifier HEPA13 + Aromatherapy: Udara Bersih, Mood Tenang, Hidup Lebih Nyaman
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Fashion
3 Padel Bag Stylish & Fungsional yang Bikin Kamu Makin Siap Turun ke Lapangan!
Kain Antik 100 Tahun Jadi Primadona di Koleksi 4 Dekade Adrian Gan Berkarya
Belum Setahun, Desainer Baru Versace Keluar Setelah Prada Resmi Akuisisi
Pantone Umumkan Tren Warna 2026: Cloud Dancer, Warna Putih Jernih
Prada Resmi Akuisisi Rivalnya, Versace, Senilai Rp22,2 Triliun
A$AP Rocky Jadi Brand Ambassador Terbaru Chanel
8 Foto Alyssa Daguise-Al Ghazali Baby Moon di Thailand, Bumil Tampil Stylish
Foto: Pesona Winter aespa yang Digosipkan Pacaran dengan Jungkook BTS
Studi Ungkap Kencan Online Bikin Wanita Tergoda Operasi Plastik, Ini Alasannya
Cita-cita Lisa BLACKPINK Terwujud, Bintangi Film Action Pertama Sejak Debut





















































