Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Tantangan Ivan Gunawan - Ghea Panggabean Gaet Pasar di New York Fashion Week

Gresnia Arela Febriani - wolipop
Rabu, 30 Agu 2023 15:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Konferensi pers 7 desainer lokal yang akan menampilkan koleksi wastra Indonesia di New York Fashion Week.
7 desainer yang akan menampilkan karyanya di New York Fashion Week The Show. Foto: Dok. Gresnia/Wolipop.
Jakarta -

Tujuh desainer lokal akan memamerkan rancangan terbaiknya di runaway New York Fashion(NYFW) The Shows - Spring/Summer 2023/2024. Mereka membawa nama Indonesia dengan mengangkat kain tradisional (wastra) dalam grup show bertajuk Indonesia Now.

Fashion show tujuh desainer Indonesia di NYFW itu akan digelar di Spring Studios, New York, Amerika Serikat, pada tanggal 13 September 2023 pukul 11.00 waktu New York. NYFW The Shows sendiri merupakan rangkaian resmi dari New York Fashion Week.

Ketujuh desainer tersebut adalah Merdi Sihombing, Ghea Panggabean, IKAT Indonesia by Didiet Maulana, Ivan Gunawan, LAVANI by AMERO X LIVETTE, AYUMI, dan Kimberly Tandra X Mandy's Shoes. Pamer karya di New York Fashion, para desainer ini mengungkapkan tantangan dan strategi mereka menggaet pasar global.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konferensi pers 7 desainer lokal yang akan menampilkan koleksi wastra Indonesia di New York Fashion Week.Konferensi pers 7 desainer lokal yang akan menampilkan koleksi wastra Indonesia di New York Fashion Week. Foto: Dok. Gresnia/Wolipop.

Ghea Panggabean, Merdi Sihombing dan Ivan Gunawan mengungkapkan strategi untuk bisa bersaing di kancah internasional. Ketiga desainer ini ingin mengubah stigma dan ingin mengajak masyarakat Indonesia sendiri bisa mendukung setiap karya budaya lokal.

ADVERTISEMENT

Lalu apa saja strategi desainer lokal untuk bisa menggaet pasar global?

Ghea Pangabean yang sudah lebih dari 40 tahun berkarya mengungkapkan sudah mempersiapkan strategi untuk menggaet pasar global di New York. Dia melihat pada selera masyarakat setempat.

"Kita melihat marketnya dulu. What's next market yang dituju dan selera orang setempat. Setiap negara mempunyai pasar yang berbeda-beda. Kalau tujuan saya kali ini menjadi tantangan karena saya untuk test market saya di New York. Saya akan mengikuti trend show untuk melihat market kita," saat konferensi pers Indonesia Now untuk New York Fashion Week di Semaja Restaurant, Gondang Dia, Jakarta Pusat.

Ghea akan membuka booth untuk pengunjung melihat karyanya di New York Fasion Week. Ghea optimistis karyanya bisa diterima di pasar global karena desainer lokal mempunyai tingkat kreativitas yang beragam.

Konferensi pers 7 desainer lokal yang akan menampilkan koleksi wastra Indonesia di New York Fashion Week.Konferensi pers 7 desainer lokal yang akan menampilkan koleksi wastra Indonesia di New York Fashion Week. Foto: Dok. Gresnia/Wolipop.

Ghe menuturkan tendensi arahan untuk New York Fashion Week salah satunya biru, putih dan bright color sebagai tren forecasting. Selain itu, Ghea juga berusaha untuk menyesuaikan market atau pasar yang ada di New York.

"Tidak mudah menghadapi buyer. Saya pernah buka di Malaysia dan Singapura. Kita harus siap dengan produksi, belum siap ekspor besar-besaran. Memang buyernya itu beda-beda. Tapi kita harus siap. Sebelum kita akan mengikuti fashion show apapun itu intinya kita harus sudah siap. Harus mengerti harga ekspor," tambahnya.

Tampil di New York, Merdi mengungkapkan tren forecasting untuk New York Fashion Week menjadi acuan lima bulan kemudian. Para desainer dituntut untuk membawa desain Indonesia ke New York. Tren forecasting merupakan sebuah metode untuk memprediksi trend atau memproyeksikan trend untuk beberapa waktu ke depan.

"Buat saya ini pencapaian karena tidak gampang untuk tampil di New York. Ketika dikirim ke IMG lalu kemudian dari situ tren forecasting dan base on karya, tekstilnya, bahannya, moodboard koleksi kita, target untuk ke New York Fashion Week ini dua-duanya karena kita pendatang baru. Bagaimana kita itu jarum ditumpukkan jerami. Kalau kain tenun di dunia juga sudah ada," ungkapnya.

"Jadi kita benerin dulu kain tenunnya. Kalau kita membuat tren forecasting harus sesuai dengan buyernya, karena akan dilirik oleh media di luar sana. Kalau saat ini, spiritnya itu sekarang adalah kolaborasi dan empowerment woman. Itu dulu jawabannya branding selanjutnya selling," lanjut Merdi.

Ivan Gunawan menambahkan agar bisa menggaet pasar internasional, para desainer sebaiknya mengerti keinginan pasar atau pelanggan. Sebab setiap negara mempunyai pasar yang berbeda.

"Setiap profesi apapun bisa membuka peluang karena kalau saya pertama ketika membuat koleksi, apakah di Indonesia marketnya ada atau tidak. Saya bisa bilang selama 20 tahun market saya adalah masyarakat Indonesia sendiri. Kenali pasarnya terlebih dahulu. Alhamdulillah tidak ada yang menawar," jelasnya.

(gaf/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads