Sejauh Mata Memandang dan Misi Menjadikan Kebaya Sebagai Busana Sehari-hari

Di tengah gempuran modernisasi, mustahil rasanya bagi kebaya untuk dilirik anak muda sebagai busana keseharian. Bisa melihat kebaya mejeng di sampul majalah internasional yang tersohor pun terasa seperti sebuah angan yang tak berkesudahan. Sampai akhirnya, hadir Sejauh Mata Memandang atau Sejauh besutan Chitra Subyakto.

Sudah menjadi misi Chitra untuk mengembalikan lagi pamor kebaya sebagai busana nasional dengan mendirikan Sejauh pada 2014. Ketika itu, Chitra yang meninggalkan profesi lamanya sebagai stylist demi merintis Sejauh ingin menghadirkan busana kekinian yang berciri khas Indonesia tapi tetap fungsional dan relevan dengan aktivitas keseharian.

"Misalkan kebaya. Bagaimana kita membuatnya agar nyaman dipakai di dunia sekarang yang segala sesuatu bergerak serba cepat. Bisa untuk naik motor atau angkutan umum," ujar adik sutradara Jay Subyakto ini saat berbincang dengan Wolipop di kantor Sejauh di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pekan lalu.

Perjalanan Chitra ke India turut memberinya ilham. Ia melihat semua perempuan di sana, mulai dari yang bekerja sebagai petugas kebersihan jalanan hingga bintang Bollywood bangga memakai sari.

Chitra Subyakto, pendiri dan direktur kreatif Sejauh Mata Memandang (Foto: Faisal Fahriansyah/detikcom)

"Saya pikir kita kurang (mengapresiasi kebaya). Padahal kebaya bisa menggantikan kemeja atau blazer. Jadi bagaimana caranya mengembalikan kebaya lagi buat keseharian. Bukan hanya untuk acara-acara spesial," katanya.

Tak sekadar mengangkat kebaya, Chitra juga memberdayakan perajin lokal. Koleksi perdana Sejauh terbuat dari kain-kain batik cap dan tulis kreasi UMKM di Pekalongan, Jawa Tengah.

Koleksi tersebut menawarkan daya tarik tersendiri lewat motif ayam yang biasa menghiasi mangkuk bakso. Ide datang dari hobi Chitra yang doyan kulineran.

Tak disangka oleh Chitra bahwa motif tersebut mengawali kesuksesan Sejauh saat pertama kali muncul setelah berhasil memikat banyak orang.

Pameran Sayang Sandang, Sayang Alam persembahan Sejauh Mata Memandang di ASHTA 8 at SCBD (Foto: Dok. Sejauh Mata Memandang)

"Sampai sekarang, kami terus memakai motif ini dan menjadi maskot kami. Mungkin karena punya arti yang bagus. Kalau di Indonesia Timur, ayam artinya harapan baru. Kalau pagi, ayam kan berkokok. Jadi, hari baru harapan baru," katanya.

Konsisten berkolaborasi dengan perajin kain tradisional, Chitra tersadar bahwa Indonesia ternyata sudah melakoni gaya hidup yang ramah lingkungan. Kain-kain terbuat dari material katun yang mudah terbaur dengan tanah, pewarnaan pun menggunakan bahan natural yang tidak merusak alam.

Sejak itu, Chitra mulai fokus untuk menggarap koleksi busana yang sejalan dengan upaya menjaga kelestarian alam. Sebagai landasan dalam berkarya, ia dan Sejauh berpedoman pada lima pilar: Sirkulitas, transparansi dan ketertelusuran, rantai pasok beretika, memberi kembali, dan aksi iklim.

"Kami tidak mengklaim diri sebagai brand yang sustainable karena menurut saya pribadi apapun yang kita lakukan, baik itu bernapas, makan, atau berpakaian, pasti meninggalkan jejak karbon," tuturnya.

Koleksi Sejauh Mata Memandang di JFW 2020. (Foto: Agus Purnomo/detikcom)

Namun, lanjutnya, Sejauh berusaha untuk lebih bertanggung jawab dalam setiap keputusan. Dimulai dari proses desain, produksi, dipakai, sampai pakaian tidak dipakai lagi. "Kami memikirkan supaya pakaian tidak menjadi sampah abadi dan bisa didaur ulang. Istilahnya, kami sudah memikirkan sesuatu yang sifatnya circular," kata perempuan kelahiran Jakarta, 3 Desember 1972 itu.

Komitmen tersebut lantas mempertemukan Chitra dengan sosok-sosok yang memiliki kepedulian yang sama. Salah satunya, Farwiza Farhan yang adalah pendiri Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAKA).

Chitra kagum dengan sosok Farwiza sebagai aktivis lingkungan yang getol melawan eksploitasi dan ekspansi yang mengancam ekosistem Leuser, Aceh Timur.

Kekaguman tersebut lantas mendorong Chitra untuk menghubungi Farwiza pada 2019. Gayung bersambut, Farwiza ternyata juga penggemar karya Sejauh.

"Kebetulan kami sama-sama orang Aceh, tapi aku orang Aceh yang jarang ke Aceh," kata Chitra berseloroh.

Keduanya pun berkolaborasi dalam bentuk penanaman satu pohon di Leuser dari setiap produk Sejauh yang dibeli. Sejak program tersebut terinisiasi pada 2020, setidaknya area hutan seluas 20 hektar sudah ditumbuhi sekitar 8.000 pohon.

Foto: Dok. Sejauh Mata Memandang

Dua tahun setelahnya, sosok Farwiza yang inspiratif sempat masuk dalam daftar tokoh TIME100 Next 2022 versi majalah Time. Muncul di sampul majalah tersebut, Farwiza bersolek dalam balutan kebaya biru-merah Sejauh.

"Benar-benar nggak nyangka. Ada kebaya Sejauh di sampul Time," ungkap Chitra.

Semangat Chitra untuk terus berkarya secara bertanggung jawab juga tak lepas dari kekagumannya pada desainer dunia seperti Stella McCartney dan mendiang Vivienne Westwood yang berpegang teguh pada prinsip keberlanjutan.

[Gambas:Instagram]

Dari Indonesia, ada nama Iwan Tirta dan Edward Hutabarat yang mengilhaminya untuk terus melestarikan kain Indonesia sebagai warisan budaya.

Tahun depan, Sejauh akan genap berusia satu dekade. Bagaimana Chitra memaknai pencapaian tersebut? Saksikan wawancara lengkapnya dalam program Wolipop Fashion Warrior di sini.