Apresiasi Keelokan Tenun Nusantara di Jalinan Lungsi Pakan Persembahan CTI
Selasa, 06 Sep 2022 05:09 WIB
Bicara wastra Indonesia bukan hanya batik. Jangan lupakan tenun kita yang kaya dengan teknik pembuatannya. Keragaman tenun tersbut yang diapresiasi Cita Tenun Indonesia (CTI) dalam perhelatan JF3 Fashion Festival 2022.
CTI kembali mempersembahkan pagelaran mode bertajuk "Jalinan Lungsi Pakan", Senin (5/9/2022). Untuk peragaan ini, lima desainer digandeng untuk membuat koleksi dari kain-kain tenun karya perajin binaan CTI.
Lewat partisipasinya di JF3 2022, CTI yang sudah hampir 14 tahun mendedikasikan diri dalam upaya pelestarian tenun di bidang mode, kriya, dan interior, ingin kembali mengajak masyarakat lebih mengenal keindahan kain tenun Nusantara. Tak sekadar bagian dari budaya bangsa yang begitu bernilai, tetapi juga merupakan salah satu elemen penting dari industri mode saat ini, seperti yang ditampilkan pada koleksi lima perancang mode yang turut serta.
"Perlu diingat bahwa Indonesia memiliki beragam teknik tenun dan nama Jalinan Lungsi Pakan diambil dari nama benang pada tenun. Lungsi adalah benang lurus ke depan, sedangkan benang kiri ke kanan disebut pakan. Judul ini dipilih untuk mengatakan bahwa menenun adalah sebuah proses pekerjaan yang panjang, memasukkan benang lungsi dan pakan. Bukan hal yang mudah," ujar Dewan Pengurus Cita Tenun Indonesia (CTI) Sjamsidar Isa.
Dalam kesempatan ini, CTI dan JFFF juga memberi kesempatan bagi pemenang dari kompetisi Next Young Promising Designer (NYPD) 2019, untuk mengembangkan kreatifitasnya dengan tampil bersama desainer kenamaan Indonesia.
Para perancang mode yang ikut serta untuk peragaan mode CTI kali ini adalah Eridani yang mengangkat tema "Sri Daya" sebuah implementasi dari sebuah karya dengan menggunakan Tenun Songket Palembang.
Juara 2 NYPD 2019 M. Rizky Julpra Yengky mempersembahkan "Robe De Mariee" yang mengolah tenun songket pakan dari Lombok dengan konsep wedding dress. Sementara itu, Juara 3 NYPD 2019 Uswa Khasanah mengusung koleksi bertema "Sekuel" dengan menggunakan tenun ikat endek dari Bali.
Liliana Lim menggunakan Tenun Songket Lungsi dari Sambas, Kalimantan Barat dengan tema "Reinterpreted". Sebagai pamungkas, hadir karya Didi Budiardjo dari tenun khas Wajo, khas Sulawesi Selatan, dalam tema "Passompe". Masing-masing desainer menampilkan delapan set busana (looks).
Seperti apa karya mereka? Nantikan di artikel selanjutnya.
Simak Video "Potret Jokowi Beli Sepatu Kets Corak Tenun di Bali"
[Gambas:Video 20detik]
(dtg/dtg)