Cerita 2 Ibu Dirikan Brand Lokal Bantu Perajin Batik Pekalongan Berbuah Cuan
Terlepas dari berbagai macam masalah yang ditimbulkan, pandemi COVID-19 membuka peluang usaha baru yang menjanjikan. Jenama mode lokal Lalua justru lahir di tengah kemelut wabah Corona.
Semuanya bermula saat salah seorang pendiri Lalua, Merry Putrian, berkunjung ke Pekalongan, Jawa Tengah, pada medio 2020, beberapa bulan setelah virus Corona mulai merebak di Indonesia.
Kala itu, ia sempat berkunjung ke sebuah rumah batik milik temannya yang sudah tidak beroperasi lagi karena terdampak pandemi. Akibatnya, banyak perajin dirumahkan sehingga mereka kehilangan sumber mata pencaharian. Padahal, karya mereka sudah diekspor sampai ke Jepang dan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sana, Merry juga melihat banyak kain batik cap yang terbengkalai. "Bisa dibilang kayak melihat harta warisan budaya yang cuma didiami di gudang. Semuanya batik cap," kata Merry saat berbincang dengan Wolipop baru-baru ini.
Prihatin dengan situasi itu, Merry terpikirkan untuk membuat sebuah usaha baru berupa fashion brand yang melibatkan para perajin tersebut sehingga mereka bisa memeroleh pemasukan lagi.
Ia lantas menceritakan ide tersebut ke teman-temannya dan mengajak mereka untuk bergabung. Rencany Indra Martani, sahabatnya sejak remaja, yang paling antusias dengan ajakan Merry. Mereka pun sepakat untuk berbisnis bersama.
Sejak itu, bolak-balik Jakarta-Pekalongan menjadi santapan mereka sehari-hari. Selain batik cap, mereka juga mencari perajin yang bisa membuat batik lain.
"Awalnya kami memakai batik cap, lalu kami juga mencoba hand-screen. Kalau digital printing pakai mesin, kain batik hand-screen seperti dicetak manual," kata Rencany yang sebelumnya punya pengalaman bisnis busana muslim.
Mencari perajin batik bukanlah hal yang mudah. Rencany mengatakan banyak di antara mereka yang sudah punya standarisasi tersendiri sehingga sulit menerima desain motif yang baru.
Koleksi Cahaya Lalua. (Foto: Dok. Lallua) |
Bahan baku juga menjadi tantangan tersendiri. Sulit mendapatkan kain dengan warna yang diinginkan karena warna batik sangat bergantung pada alam. Warna bisa berubah saat proses penjemuran bergantung terangnya cahaya matahari.
Untuk nama, mereka memilih Lalua dari kata 'alaula'. Dalam bahasa Hawaii, 'alaula' bermakna sinar matahari pagi. Filosofinya, terang Merry, Lalua dapat menjadi terang di tengah situasi yang penuh tantangan seperti saat ini.
Produk pertama mereka adalah koleksi loungewear berpotongan clean yang hadir dalam motif cap bambu. Diproduksi sebanyak 300 potong, pakaian yang dijual dari harga Rp 250.00 itu laris manis lewat promosi dari mulut ke mulut.
Menyusul kesuksesan tersebut, Merry dan Rencany meluncurkan koleksi busana Lebaran pada 2021. Konsepnya lebih matang karena Lalua menggandeng konsultan fashion Indonesia, The Bespoke Fashion Consultant.
Koleksi Cahaya dari Lalua. (Foto: Dok. Lallua) |
"Kami sadar kami bukan fashion designer, pengetahuan bisnis juga masih cetek. Oleh karena itu, kami minta bantuan TBF. Kami belajar dan duduk bareng mematangkan desain dan motif untuk koleksi Cahaya," kata Merry.
Koleksi Cahaya terdiri dari pilihan busana bermotif kontemporer yang dibuat dengan teknik batik cap dalam varian warna biru indigo, merah dan jingga kecoklatan. Pakaian yang ditawarkan hadir dalam potongan tunik, outer, long-vest, shirt-dress dan celana palazzo untuk wanita. Lalua juga menyertakan kemeja untuk mengakomodasi konsumen pria.
Gayung bersambut, koleksi Cahaya mendapat sambutan positif dari konsumen. Saking tingginya permintaan, Lalua harus memproduksi ulang. Setelah koleksi Cahaya, sempat hadir koleksi yang berbeda dengan pilihan warna yang lebih vibrant.
Namun, kata Merry, konsumen terlanjur mendefinisikan koleksi Cahaya sebagai ciri khas Lalua sehingga permintaannya tak pernah habis. "Penggunaan pewarnaan alami dan teknik printing yang natural serta pemberdayaan para perajin batik di pesisir utara Jawa selama pandemi ini menjadi bagian penting dalam proses mewujudkan koleksi Cahaya serta menjadi identitas kuat dari Lalua," ungkap ibu dua anak itu tentang kekuatan koleksi tersebut.
Saat ini, Lalua sedang menyiapkan koleksi terbaru untuk Lebaran 2022. Tentu saja, koleksinya lebih kurang seperti Cahaya tapi dengan twist yang berbeda.
Rencany Indra Martani dan Merry Putrian. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom) |
Health & Beauty
Gajian Cair? Saatnya Beli Skincare, Mediheal Skincare Pad Ini Layak Kamu Lirik!
Hobbies & Activities
Benston vs Rixton : Keyboard Foldable 88 Key, Mana yang Lebih Worth It untuk Pemula?
Health & Beauty
Rahasia Untuk Kulit Cerah & Kenyal dengan Dr Schatz Phyto Cell Mask
Home & Living
Rumah Lebih Rapi Tanpa Ribet? Rekomendasi 3 Storage Box Andalan yang Wajib Kamu Punya!
Harga Diprediksi Naik, Ini Alasan Investasi Hermes Lebih Untung Dibanding Emas
Rayakan Emily in Paris Musim 5, Fendi Rilis Tas Baguette dan Peekaboo Edisi Spesial
Eksplorasi Organza Transparan Dalam Balutan Busana Tropis di Runway BFT 2025
Tak Hanya Narapidana, Karya Anak Down Syndrome Warnai Hari Terakhir BFT 2025
Busana Pengantin Menerawang Curi Atensi di Bali Fashion Trend 2025
Foto Natal Keluarga Meghan-Harry Jadi Perbincangan, Detail Ini Dinilai Aneh
Foto: Dekorasi Pohon Natal Seleb Dunia, Punya Michael Buble Matching Sama Baju
Ramalan Zodiak 24 Desember: Taurus Perbaiki Hubungan, Gemini Berikan Dukungan
Diet Tanpa Tersiksa! Ini 15 Makanan Berserat Tinggi yang Bikin Kenyang












































Koleksi Cahaya Lalua. (Foto: Dok. Lallua)
Koleksi Cahaya dari Lalua. (Foto: Dok. Lallua)
Rencany Indra Martani dan Merry Putrian. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)