Cerita Oscar Lawalata Soal Tantangan Pamer Batik di UNESCO Paris
Daniel Ngantung - wolipop
Selasa, 08 Mei 2018 15:12 WIB
Jakarta
-
Awal Juni mendatang, batik akan naik pentas di panggung dunia saat tiga desainer Indonesia mempersembahkan pameran 'Batik for the World' di markas UNESCO, Paris, Prancis. Oscar Lawalata, desainer sekaligus penggagas acara tersebut, menceritakan tantangan di balik persiapannya.
Ide untuk menggelar 'Batik for the World' berangkat dari kepedulian dan apresiasi Oscar terhadap batik sebagai warisan budaya Indonesia. Menurut desainer berdarah Ambon-Minahasa ini, melestarikan batik tak hanya cukup dengan mempromosikannya di negeri sendiri.
Batik harus keluar kandang agar keindahannya bisa menggaung sampai ke seluruh dunia. Kantor pusat UNESCO sebagai organisasi PBB yang mengurusi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan PBB pun menjadi lokasi ideal untuk memperkenalkan batik. UNESCO sendiri telah mengukuhkan batik sebagai Warisan Budaya Dunia pada Oktober 2009.
Baca Juga: Jangan Asal Pakai, Kenali 7 Motif Batik Paling Populer dan Maknanya
Bagi Oscar sendiri, 'Batik for the World' bagaikan sebuah penantian lama yang akhirnya terwujud. Betapa tidak, Oscar harus menunggu hampir dua tahun agar bisa membawa batik ke UNESCO. "Soalnya bukan Indonesia saja yang mau tampil di sana. Banyak negara yang mengantre. Jadi beruntung sekali, batik akhirnya bisa tampil di UNESCO," ujar Oscar saat jumpa pers di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Selasa (8/5/2018) siang.
Untuk 'Batik for the World' yang berlangsung pada 6-12 Juni mendatang, Oscar juga menggandeng rekannya sesama desainer Denny Wirawan, serta desainer senior Edward Hutabarat. Keberangkatan mereka juga didukung Bank Mandiri dan Bakti Budaya Djarum Foundation.
Foto: 9 Inspirasi Padu-padan Sneakers dan Kain Batik ala Obin
Masing-masing desainer akan menampilkan delapan set busana berbahan batik yang berasal dari beragam daerah. Oscar sendiri memilih batik hasil perajin di enam daerah di Jawa Timur, yakni Trenggalek, Sidoarjo, Kediri, Tuban, Ponorogo, dan Madura.
"Batik itu kan luas sekali. Batik dari Jawa Tengah sudah sering diangkat, sementara batik dari Jawa Timur jarang. Padahal motifnya nggak kalah cantik. Perajinnya juga memakai pewarnaan alam," terang Oscar tentang alasannya memilih batik dari Jawa Timur.
Mengolah batik sebagai warisan Nusantara bagi Oscar memiliki tantangan tersendiri. "Tantangannya adalah bagaimana mengangkat batik itu sendiri walaupun look-nya modern. Fokusnya harus tetap ke batik, sehingga orang yang baru pertama kali lihat langsung bertanya-tanya itu kain apa," kata Oscar yang akan menampilkan koleksi bergaya cocktail dress.
(dng/eny)
Ide untuk menggelar 'Batik for the World' berangkat dari kepedulian dan apresiasi Oscar terhadap batik sebagai warisan budaya Indonesia. Menurut desainer berdarah Ambon-Minahasa ini, melestarikan batik tak hanya cukup dengan mempromosikannya di negeri sendiri.
Batik harus keluar kandang agar keindahannya bisa menggaung sampai ke seluruh dunia. Kantor pusat UNESCO sebagai organisasi PBB yang mengurusi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan PBB pun menjadi lokasi ideal untuk memperkenalkan batik. UNESCO sendiri telah mengukuhkan batik sebagai Warisan Budaya Dunia pada Oktober 2009.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Oscar sendiri, 'Batik for the World' bagaikan sebuah penantian lama yang akhirnya terwujud. Betapa tidak, Oscar harus menunggu hampir dua tahun agar bisa membawa batik ke UNESCO. "Soalnya bukan Indonesia saja yang mau tampil di sana. Banyak negara yang mengantre. Jadi beruntung sekali, batik akhirnya bisa tampil di UNESCO," ujar Oscar saat jumpa pers di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Selasa (8/5/2018) siang.
Jumpa pers Batik for The World, membawa batik ke UNESCO, Paris. Foto: Dok. BATIK FOR THE WORLD |
Untuk 'Batik for the World' yang berlangsung pada 6-12 Juni mendatang, Oscar juga menggandeng rekannya sesama desainer Denny Wirawan, serta desainer senior Edward Hutabarat. Keberangkatan mereka juga didukung Bank Mandiri dan Bakti Budaya Djarum Foundation.
Foto: 9 Inspirasi Padu-padan Sneakers dan Kain Batik ala Obin
Masing-masing desainer akan menampilkan delapan set busana berbahan batik yang berasal dari beragam daerah. Oscar sendiri memilih batik hasil perajin di enam daerah di Jawa Timur, yakni Trenggalek, Sidoarjo, Kediri, Tuban, Ponorogo, dan Madura.
"Batik itu kan luas sekali. Batik dari Jawa Tengah sudah sering diangkat, sementara batik dari Jawa Timur jarang. Padahal motifnya nggak kalah cantik. Perajinnya juga memakai pewarnaan alam," terang Oscar tentang alasannya memilih batik dari Jawa Timur.
Mengolah batik sebagai warisan Nusantara bagi Oscar memiliki tantangan tersendiri. "Tantangannya adalah bagaimana mengangkat batik itu sendiri walaupun look-nya modern. Fokusnya harus tetap ke batik, sehingga orang yang baru pertama kali lihat langsung bertanya-tanya itu kain apa," kata Oscar yang akan menampilkan koleksi bergaya cocktail dress.
(dng/eny)
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Home & Living
Tidak Perlu Repot Bawa Setrika Besar! Setrika Ini Harus Kamu Bawa saat Traveling
Health & Beauty
Bulu Mata Lentik Instan Tanpa Ribet! Cek 3 Produk Ini, Praktis untuk Pemula
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Season of Elegance, Kolaborasi Metro-MegaFirst Padukan Mode dan Aksi Sosial
Justin Bieber Rilis Sneakers Cetak 3D, Harga Dibanderol Rp 22 Jutaan
Brand Fashion AS 'Serbu' Indonesia: Ekonomi Melambat, Minat Belanja Tak Surut
Beyonce Hingga Nicole Kidman Ditunjuk Sebagai Co-Chair MET Gala 2026
Outfit Lewis Hamilton Serba Dior di F1 Abu Dhabi 2025, Disebut Fashion Victim
Most Popular
1
7 Gaya Davina Karamoy Saat Olahraga, Kini Ramai Jadi Sorotan
2
7 Potret Na Daehoon Setelah Cerai dari Julia, Oppa Korea Jadi Mas-mas Jawa
3
Lay EXO Minta Maaf Batal Ikut Fan Meeting, Ini Alasannya Pulang ke Cina
4
6 Zodiak yang Paling Jago Menyembunyikan Perasaan, Terlihat Baik-Baik Saja
5
Most Pop: Malam Pertama Gagal, Istri Minta Cerai 3 Hari Setelah Menikah
MOST COMMENTED












































Jumpa pers Batik for The World, membawa batik ke UNESCO, Paris. Foto: Dok. BATIK FOR THE WORLD