Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Laporan dari Singapura

Demokrasi Busana, Cara Uniqlo Jual Baju Berkualitas dengan Harga Terjangkau

Rahmi Anjani - wolipop
Senin, 05 Sep 2016 13:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Rahmi Anjani
Jakarta - Industri apparel dunia dikabarkan sedang tidak terlalu bagus belakangan ini. Hal tersebut disampaikan oleh Tadashi Yanai selaku CEO Fast Retailing Co., Ltd. yang membawahi retailer fashion Uniqlo. Ia mengatakan jika cukup banyak rekanan yang pindah dari busana ke gadget sehingga bisnis ini tidak lagi mudah. Walau begitu, Uniqlo berniat untuk selalu mengusahakan produk berkualitas namun dengan harga yang tetap terjangkau dan bersaing.

"Di Singapura, Jepang, Eropa, dan Amerika, bisnis pakaian bukan bisnis yang mudah lagi apalagi jika kamu memberikan harga yang mahal. Department store di Amerika Serikat sudah mengadakan clearance sale di bulan Juni dan November. Kami akan memastikan jika harga serendah mungkin, kami benar-benar ingin melakukannya," ungkap Tadashi dalam konferensi pers pasca pembukaan flagship store Uniqlo Singapura di Jen Hotel, Orchard Road, Singapura, Kamis, (1/9/2016).

Meski begitu, Tadashi mengungkapkan jika harga murah bukan lah prioritas Uniqlo. Retailer fashion asal Jepang tersebut tetap mementingkan kualitas dari pakaian yang dinamakannya 'demokrasi busana'. Keinginan untuk menyediakan pakaian berkualitas dengan harga bersaing pun terbukti berhasil dilakukan dengan hadirnya jaket heatech dan busana kasmir dari Uniqlo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Ada beberapa kategori, misalnya produk outdoor. Dulu busana kasmir kelas atas harganya ratusan ribu dollar, sekarang semua orang bisa membeli. Lalu ada heatech yang ketika dirilis banyak orang menolak sekarang tidak ada yang melarangnya dipajang di window display," tutur Tadashi.

Dalam menghadirkan busana yang baik dan terjangkau, Uniqlo tentu mengalami sejumlah tantangan. Salah satunya kesulitan yang tengah dihadapi tim manajemen di Amerika Serikat. Menurut Tadashi, hal tersebut bukanlah sebuah kesalahan dan ia berniat untuk terus mengembangkan kualitas sumber daya manusia dari perusahaannya.

"Tantangannya adalah mengembangkan manusia. Mengembangkan toko bisa dilakukan dengan cepat tapi edukasi orang lebih lama. Apalagi kita mengharapkan pekerja bisa jadi pemimpin bisnis yang memakan waktu lama. Saat ini, kami sudah mengatur bingkai kerja yang tetap untuk menjadi perusahaan apparel paling baik," tambahnya lagi.

(ami/ami)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads