Sebastian Gunawan Bawa Gaun Adibusana ke Paris Couture Fashion Week 2016
Alissa Safiera - wolipop
Rabu, 11 Mei 2016 15:17 WIB
Jakarta
-
Layaknya sebuah kiblat, semua mata memandang Paris jika bicara mengenai tren mode teranyar. Maka tak heran jika ada standar tinggi yang perlu dipenuhi untuk masuk dalam satu rangkaian pekan mode Paris, termasuk untuk Paris Haute Couture Week.
Bagi beberapa desainer Asia khususnya Indonesia, Haute Couture Week di Paris mungkin adalah mimpi besar. Sebuah perhelatan untuk dapat bersanding dalam satu panggung runway yang pernah dilewati desainer sekelas Givenchy, Chanel, atau Jean Paul Gaultier. Namun satu desainer Indonesia berhasil meraih mimpi itu.
Lewat sebuah asosiasi mode Asian Couture Federation (ACF), desainer Tanah Air Sebastian Gunawan akan membawa nama Indonesia dan mempersembahkan karya adibusana di Paris Haute Couture Week, 3 Juli 2016 mendatang. Kehadiran Seba pun akan menjadi momen penting dalam dunia adibusana Indonesia dan Asia secara luas.
"Fashion adalah bahasa yang universal. Walaupun kita orang Indonesia, kita bicara mengenai fashion dengan bahasa yang sama," tutur Sebastian Gunawan atau Seba dalam konferensi pers di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (11/5/2016).
Di momen ekstravagan tersebut, Seba akan mempresentasikan karya untuk dua label berbeda, yakni Sebastian Couture dan Sebastian Gunawan for Couturissimo; yakni lini yang digagas oleh president ACF, Dr. Frank Cintamani bersama Emily Hwang sebagai platform untuk membawa desain couture seharga ratusan juta rupiah dengan harga yang lebih 'ramah' bagi wanita di seluruh dunia.
"Gaun couture desainer bisa dijual sekitar 300.000 Euro atau Rp 4,5 miliar lebih. Menurutku itu jumlah yang konyol hanya untuk 1 buah baju. Kita perlu membuat akses agar wanita di seluruh dunia dapat menikmatinya, dengan kualitas terbaik namun harga yang tepat," ujar Pendiri Asian Couture Federation, Dr. Frank Cintamani.
Untuk lini utamanya, Sebastian Couture, 20 rancangan adibusana akan diboyong ke Paris dengan inspirasi Cloisonnism, atau gaya lukisan pasca impresionis dengan kesan kuat dan kontur gelap. Gaun-gaun ini pun dirancang layaknya konsep fashion couture yang kompleks nan mewah.
Lain hal dengan Couturissimo, yang dirancang khusus untuk harga terjangkau. Koleksi pun dikemas dengan tampilan pret-a-porter atau siap pakai, namun tetap memiliki DNA couture dengan kualitas tinggi.
"Tidak ada baju couture yang akan diganti karena berkaitan dengan harga," ujar desainer 48 tahun itu. "Couturissimo memang dibuat khusus untuk pasar online dengan permintaan yang lebih banyak sehingga harga lebih terjangkau namun tetap mendapat sentuhan seperti Sebastian Couture. Kualitas sama, namun bahan berbeda," pungkas Seba.
Sebagai penampilan perdananya di Paris, Seba memilih bermain aman dan menggunakan warna-warna klasik untuk menggarap pasar Eropa. Beberapa palet pilihannya adalah hitam, putih, abu-abu, emas, pink, merah dan biru, yang sekaligus menandai koleksi musim gugur dan musim dingin 2016.
Beberapa karya yang akan dibawa ke Paris dipertunjukkan kepada media hari ini. Sentuhan Seba begitu kental terasa saat melihat 6 gaun lace dengan emboridery bunga hingga 2 jumpsuit yang tampak edgy dan versatile dalam nuansa klasik antara hitam dan putih.
Peragaan adibusana dua tahunan ini adalah salah satu perhelatan prestisius di industri mode dunia. Agenda acara kerap menampilkan sejumlah rancangan terbaru desainer ternama yang menghadirkan inovasi material atau desain, seperti Maison Margiela, Valentino, Chanel, Atelier Versace, Christian Dior dan nama terkenal lainnya.
Di Indonesia, hanya segelintir desainer yang diakui sebagai desainer couture, antara lain Sebastian Gunawan, Tex Saverio dan yang terakhir bergabung adalah Rinaldy A. Yunardi; ketiganya adalah anggota dari Asian Couture Federation. Namun perlu digarisbawahi, tampil di Haute Couture Fashion Week di Paris, bukan berarti Sebastian Gunawan adalah desainer haute couture. Karena hanya desainer di Prancis dan mereka yang termasuk asosiasi di Paris yang bisa dikatakan haute couture. Dan hanya 13 rumah mode di dunia yang memiliki predikat itu.
"Kata 'couture' itu hanya mengacu pada teknik menjahit yang berkualitas, sedangkan 'haute couture' adalah kata yang dilindungi. Kamu bisa dituntut jika sembarang memakai kata haute couture," ungkap Dr. Frank Cintamani saat pembukaan pameran di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, Rabu (18/11/2015) malam. (asf/asf)
Bagi beberapa desainer Asia khususnya Indonesia, Haute Couture Week di Paris mungkin adalah mimpi besar. Sebuah perhelatan untuk dapat bersanding dalam satu panggung runway yang pernah dilewati desainer sekelas Givenchy, Chanel, atau Jean Paul Gaultier. Namun satu desainer Indonesia berhasil meraih mimpi itu.
Lewat sebuah asosiasi mode Asian Couture Federation (ACF), desainer Tanah Air Sebastian Gunawan akan membawa nama Indonesia dan mempersembahkan karya adibusana di Paris Haute Couture Week, 3 Juli 2016 mendatang. Kehadiran Seba pun akan menjadi momen penting dalam dunia adibusana Indonesia dan Asia secara luas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di momen ekstravagan tersebut, Seba akan mempresentasikan karya untuk dua label berbeda, yakni Sebastian Couture dan Sebastian Gunawan for Couturissimo; yakni lini yang digagas oleh president ACF, Dr. Frank Cintamani bersama Emily Hwang sebagai platform untuk membawa desain couture seharga ratusan juta rupiah dengan harga yang lebih 'ramah' bagi wanita di seluruh dunia.
"Gaun couture desainer bisa dijual sekitar 300.000 Euro atau Rp 4,5 miliar lebih. Menurutku itu jumlah yang konyol hanya untuk 1 buah baju. Kita perlu membuat akses agar wanita di seluruh dunia dapat menikmatinya, dengan kualitas terbaik namun harga yang tepat," ujar Pendiri Asian Couture Federation, Dr. Frank Cintamani.
![]() |
Untuk lini utamanya, Sebastian Couture, 20 rancangan adibusana akan diboyong ke Paris dengan inspirasi Cloisonnism, atau gaya lukisan pasca impresionis dengan kesan kuat dan kontur gelap. Gaun-gaun ini pun dirancang layaknya konsep fashion couture yang kompleks nan mewah.
Lain hal dengan Couturissimo, yang dirancang khusus untuk harga terjangkau. Koleksi pun dikemas dengan tampilan pret-a-porter atau siap pakai, namun tetap memiliki DNA couture dengan kualitas tinggi.
"Tidak ada baju couture yang akan diganti karena berkaitan dengan harga," ujar desainer 48 tahun itu. "Couturissimo memang dibuat khusus untuk pasar online dengan permintaan yang lebih banyak sehingga harga lebih terjangkau namun tetap mendapat sentuhan seperti Sebastian Couture. Kualitas sama, namun bahan berbeda," pungkas Seba.
Sebagai penampilan perdananya di Paris, Seba memilih bermain aman dan menggunakan warna-warna klasik untuk menggarap pasar Eropa. Beberapa palet pilihannya adalah hitam, putih, abu-abu, emas, pink, merah dan biru, yang sekaligus menandai koleksi musim gugur dan musim dingin 2016.
Beberapa karya yang akan dibawa ke Paris dipertunjukkan kepada media hari ini. Sentuhan Seba begitu kental terasa saat melihat 6 gaun lace dengan emboridery bunga hingga 2 jumpsuit yang tampak edgy dan versatile dalam nuansa klasik antara hitam dan putih.
Peragaan adibusana dua tahunan ini adalah salah satu perhelatan prestisius di industri mode dunia. Agenda acara kerap menampilkan sejumlah rancangan terbaru desainer ternama yang menghadirkan inovasi material atau desain, seperti Maison Margiela, Valentino, Chanel, Atelier Versace, Christian Dior dan nama terkenal lainnya.
Di Indonesia, hanya segelintir desainer yang diakui sebagai desainer couture, antara lain Sebastian Gunawan, Tex Saverio dan yang terakhir bergabung adalah Rinaldy A. Yunardi; ketiganya adalah anggota dari Asian Couture Federation. Namun perlu digarisbawahi, tampil di Haute Couture Fashion Week di Paris, bukan berarti Sebastian Gunawan adalah desainer haute couture. Karena hanya desainer di Prancis dan mereka yang termasuk asosiasi di Paris yang bisa dikatakan haute couture. Dan hanya 13 rumah mode di dunia yang memiliki predikat itu.
"Kata 'couture' itu hanya mengacu pada teknik menjahit yang berkualitas, sedangkan 'haute couture' adalah kata yang dilindungi. Kamu bisa dituntut jika sembarang memakai kata haute couture," ungkap Dr. Frank Cintamani saat pembukaan pameran di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, Rabu (18/11/2015) malam. (asf/asf)
Home & Living
Ravelle Airy Premium Air Purifier HEPA13 + Aromatherapy: Udara Bersih, Mood Tenang, Hidup Lebih Nyaman
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Fashion
3 Padel Bag Stylish & Fungsional yang Bikin Kamu Makin Siap Turun ke Lapangan!
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Kain Antik 100 Tahun Jadi Primadona di Koleksi 4 Dekade Adrian Gan Berkarya
Belum Setahun, Desainer Baru Versace Keluar Setelah Prada Resmi Akuisisi
Pantone Umumkan Tren Warna 2026: Cloud Dancer, Warna Putih Jernih
Prada Resmi Akuisisi Rivalnya, Versace, Senilai Rp22,2 Triliun
A$AP Rocky Jadi Brand Ambassador Terbaru Chanel
Most Popular
1
Foto: Gaya Bisnis Jennifer Lopez, Tetap Seksi dengan Blazer Tanpa Bra
2
8 Foto Alyssa Daguise-Al Ghazali Baby Moon di Thailand, Bumil Tampil Stylish
3
Foto: Pesona Winter aespa yang Digosipkan Pacaran dengan Jungkook BTS
4
7 Artis Korea Adu Outfit di Acara LV, Lisa BLACKPINK Hingga Jun Ji Hyun
5
Studi Ungkap Kencan Online Bikin Wanita Tergoda Operasi Plastik, Ini Alasannya
MOST COMMENTED












































