Hari Batik Nasional
Dikritik Karena Buat Motif Batik Modern, Ini Jawaban Bai 'Populo Batik'
Beragam motif batik hadir menjadi ciri khas setiap daerah di Indonesia. Sebut saja batik parang kusumo dari Jogjakarta, batik sidomulyo dari Solo, atau batik mega mendung dari Cirebon. Namun seiring dengan perkembangan industri mode, oleh para desainer motif-motif batik tersebut dimodifikasi hingga terkesan lebih modern dan tidak kaku.
Beberapa desainer tersebut membuat motif batik baru yang digabungkan dengan motif batik klasik. Salah satunya adalah Populo Batik, brand busana yang digawangi oleh Bai Soemarlono dan Joseph Lim ini pernah menampilkan batik bermotif jawa pesisiran, yakni Kawung dan Grinsing yang dikombinasikan dengan motif sisir, gunting, dan pipa rokok.
Namun motif batik buatannya ini tidak selamanya mendapat apresiasi yang bagus. Bai mengatakan, ia pernah dikritik lantaran menciptakan motif batik yang modern. "Pernah dibilang itu bukan batik dan melawan tradisi. Tetapi kita tenang saja menghadapinya karena sudah tahu jawabannya," ujar Bai saat dihubungi Wolipop via e-mail, Selasa, (29/9/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Contohnya zaman dulu tahun '20-an, sebenarnya sudah ada revolusi batik seperti yang kita buat sekarang. Seperti batik Van Zuylen, di mana batik tersebut ada gambar buket bunga dan kupu-kupu. Ada juga batik Hokokai, juga batik dengan gambar kapal laut, kapal terbang, dan Cinderella," tutur desainer yang sudah berkarya lebih dari 20 tahun itu.
Baca Juga : 50 Inspirasi Batik Modern
Menurutnya, banyak sekali orang Indonesia yang masih belum memahami sepenuhnya tentang batik. Bahkan, banyak produser besar yang menggunakan ketidaktahuan masyarakat dengan membuat batik printing yang diproses melalui teknik komputerisasi.
"Tapi karena batik yang dibuat itu motifnya batik klasik, jadi pada diam saja. Kalau menurut saya sebenarnya itu bukan batik, itu hanya kain yang bermotif batik," lanjutnya.
Berbeda dengan Bai, desainer dan pemilik label Sejauh Mata Memandang, Chitra Subiyakto mengaku belum pernah mendapat kritikan saat menciptakan motif-motif batik yang terinspirasi dari ayam jago, jamur, polkadot, hingga rumput laut. Karena sebelum membuat motif tersebut, ia selalu berkomunikasi dengan para ahli kain.
"Sebelum mendesain, aku ngobrol-ngobrol dulu dengan pakarnya. Salah satunya dengan Edward Hutabarat, minta saran dan pendapat," katanya saat dihubungi Wolipop, Selasa, (29/9/2015).
Chitra mengatakan, seorang manusia pasti akan membuat suatu hal yang baru dan tidak selamanya akan menggunakan batik klasik. Terlebih lagi bagi para kaum muda yang ingin tampil lebih trendi, batik bermotif modern tersebut bisa menjadi pilihan bagi mereka untuk tetap menggunakan batik.
(itn/itn)
Hobbies & Activities
Penggemar Gitar Akustik Perlu Coba! Donner DAG-1CE Bisa Jadi Gitar Andalanmu
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Hobbies & Activities
iReborn Treadmill Elektrik Paris: Biar Olahraga Jadi Lebih Praktis, Nyaman, dan Konsisten
Health & Beauty
Lip Care Goals! 3 Produk Andalan Untuk Bibir Halus dan Sehat Sepanjang Hari
Sentuhan Modern dan Mewah Grano Leather di Koleksi Musim Dingin Pedro
Kain Antik 100 Tahun Jadi Primadona di Koleksi 4 Dekade Adrian Gan Berkarya
Belum Setahun, Desainer Baru Versace Keluar Setelah Prada Resmi Akuisisi
Pantone Umumkan Tren Warna 2026: Cloud Dancer, Warna Putih Jernih
Prada Resmi Akuisisi Rivalnya, Versace, Senilai Rp22,2 Triliun
8 Foto Pernikahan Mewah Putri Kamboja Gen Z dengan Putra Konglomerat
Potret Pasangan Ikonik Shah Rukh Khan & Kajol Resmikan Patung DLJJ di London
Heboh Rumor Pacaran Jungkook BTS dan Winter aespa, Ini Kata Agensinya
Penampilan Terbaru Dilraba Dilmurat Jadi Sorotan, Picu Rumor 'Kloning'











































