Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Jual Wajah ke AI demi Rp 30 Juta, Wanita Ini Kini Ketakutan

Kiki Oktaviani - wolipop
Sabtu, 15 Nov 2025 13:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Ilustrasi wajah AI
Ilustrasi wajah AI Foto: Getty Images/marcoventuriniautieri
Jakarta -

Ketika sebuah pesan Instagram masuk menawarkan kesempatan menjadi model AI, wanita bernama Lucy ini mengaku langsung tertarik tanpa terpikir risikonya. Lucy tertarik karena ia kerap melihat selebriti seperti Kendall Jenner emamerkan avatar AI mereka di media sosial. Dengan tawaran 1.500 poundsterling atau sekitar Rp 33 juta terasa seperti peluang yang menggembirakan baginya.

"Uang adalah hal yang paling menarik bagi saya. Saya rasa saya juga tertarik dengan konsep menjadi model AI karena saya pernah melihat selebritu melakukan hal yang sama di media sosial, jadi saya pikir akan menyenangkan untuk mencobanya sendiri," ujar Lucy, bukan nama sebenarnya kepada Manchester Evening News.

Keputusannya itu berubah menjadi mimpi buruk. Lucy tak menyadari bahwa dengan menandatangani kontrak tersebut, wanita 23 tahun itu sebenarnya telah menyerahkan hak atas wajahnya seumur hidup untuk digunakan dalam iklan berbayar. Kini, terikat oleh dokumen legal yang rumit, ia menghadapi kenyataan pahit bahwa wajahnya bisa dipakai untuk mempromosikan produk atau kampanye apa pun, bahkan berbau negatif tanpa sepengetahuannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kontrak tersebut bukan hanya memberi perusahaan hak atas wajahnya, tetapi juga membatasi kemungkinan Lucy untuk bekerja di dunia konten kreatif dan endorsement, sektor yang semakin diminati gen Z.

"Kontraknya singkatnya mengatakan saya tidak bisa menerima uang endorsement. Jadi jika saya ingin menjadi content creator, saya tidak bisa melakukannya. Itu baru saya sadari akhir-akhir ini," katanya.

ADVERTISEMENT

Menurut Sam, kasus seperti Lucy mungkin belum umum, tapi bisa saja menjadi tren dalam waktu dekat.

Kisah Lucy kini menjadi fokus sebuah dokumenter berdurasi 20 menit karya pembuat film Sam Tullen. Dokumenter itu mengeksplorasi fenomena meningkatnya model AI yang digunakan sebagai konten artificial intelligence di internet. Sam kemudian melakukan riset dan menemukan bahwa banyak model AI di berbagai situs sebenarnya dibuat berdasarkan wajah orang sungguhan.

"Saya menelitinya lebih lanjut dan mengetahui bahwa banyak model AI yang ditawarkan di berbagai situs web sebenarnya dimodelkan menggunakan orang sungguhan. Sejak saat itu, saya tahu saya harus membicarakan ini menjadi lebih luas," ucap Sam kepada M.E.N.

Sam berharap dokumenter berjudul "I sold my face to AI for Β£1,500" dapat membuka diskusi global mengenai bahaya penggunaan wajah manusia dalam teknologi AI tanpa kontrol dan perlindungan hukum memadai.

(kik/kik)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads