Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kisah Wanita yang Tinggal di Panti Jompo di Usia 38 Tahun, Murah dan Damai

Rahmi Anjani - wolipop
Senin, 04 Agu 2025 05:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Wanita sedang duduk di pinggir jendela sambil memegang laptop dan duduk dengan nyaman
Foto: Freepik/pvproductions
Jakarta -

Banyak orang bermimpi untuk bisa pensiun dini. Seorang wanita berhasil mewujudkan keinginannya untuk berhenti bekerja dan menikmati hidup di usia 38 tahun. Tak hanya itu, ia memutuskan untuk benar-benar rehat dari sibuknya kehidupan dengan masuk ke panti jompo.

Adalah Alice Amanyu yang menuliskan cerita uniknya tentang pensiun dini. Setelah hubungan jangka panjangnya berakhir, wanita tersebut memutuskan sudah waktunya untuk memulai yang baru. Ia kemudian memutuskan untuk pindah dari apartemen yang ditinggali bersama di Melbourne. Setelah menghabiskan dua bulan tinggal di Airbnb, ia mulai mencari opsi lebih murah.

Sampai suatu saat ia mengunjungi bibinya di sebuah desa pensiun dan mengatakan kepadanya bahwa dia sedang mencari tempat. Bibinya yang sudah senja lalu bertanya apakah Alice ingin mencoba apartemen yang baru saja dibuka di desa tersebut. Ternyata, rumah tersebut adalah khusus orang-orang pensiun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Aku sudah tinggal di panti jompo selama lebih dari setahun. Aku tidak lagi menganggapnya sebagai batu loncatan menuju tempat yang lebih baik, dan sekarang aku melihatnya sebagai rumah saya," ujarnya kepada Business Insider.

ADVERTISEMENT

"Aku tidak pernah merasa canggung, dan tinggal di sekitar orang-orang yang tidak terburu-buru menjalani hidup atau terlena oleh teknologi sangat baik untuk kesehatan mentalku. Ini seperti surga."

Selain murah, panti jompo tersebut terasa menakjubkan bagi Alice. Ia mengaku kini bisa menjalani kehidupan yang damai dikelilingi oleh tetangga yang ramah yang selalu siap membantu atau memberikan nasihat. Secara umum, kehidupannya jadi jauh lebih sederhana daripada sebelumnya.

Banyak orang bertanya apakah dia tidak bosan tinggal di panti. Namun Alice sendiri menganggapnya sebagai terapi. Ia senang bisa terbangun oleh suara samar tetangganya yang terdengar tua tapi ceria, menikmati secangkir kopi, membaca koran, dan biasanya berjalan kaki sebentar di pagi hari.

Di sana, Alice juga mengikuti kelas yoga kursi, bersepeda, bermain bingo setiap Rabu, dan bahkan menyelesaikan beberapa pekerjaan freelance. Di malam hari, ia bisa berjalan ke minimarket atau restoran terdekat, membuat kue, atau duduk di teras dan bernostalgia dalam percakapan yang tak ada habisnya.

"Rumah baruku telah mengubah ambisi hidup dan cara pandang saya terhadap penuaan. Aku menemukan kedamaian yang luar biasa di sini, dan inilah definisiku tentang kehidupan yang indah. Sungguh melegakan mengetahui bahwa tahun 70-an dan 80-an ternyata tidak seburuk itu. Seperti yang saya pelajari dari orang-orang di sekitar saya, kita masih bisa memiliki kebebasan, menjadi sukarelawan, berteman, dan memulai hobi baru, berapa pun usia kita."

Beberapa orang hanya menertawakan Alice bahkan keluarganya masih berpikir ia terlalu muda untuk tinggal di panti jompo. Tapi ia sendiri telah menerima gaya hidup barunya dan tidak berencana untuk meninggalkan keluarganya barunya itu dalam waktu dekat.

(ami/ami)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads