Kisah Miris Dokter Muda Bunuh Diri Setelah Kerja Lembur 207 Jam Sebulan
Jepang dikenal dengan jam kerja relatif panjang serta masyarakatnya yang pekerja keras. Namun diduga akibat bekerja tanpa henti karena tuntutan kantor, seorang dokter muda frustasi hingga bunuh diri.
Pada Jumat (25/8/2023), keluarga dari pria bernama Takashima Shingo berencana menuntut sebuah rumah sakit tempatnya bekerja. Tuntutan berdasarkan dugaan karena kantornya telah memaksa anak mereka bekerja hingga meninggal.
Peristiwa itu terjadi satu tahun lalu, tepatnya pada Mei 2022. Takashima yang seorang dokter residen di Konan Medical Center, Kobe, Jepang, meninggal bunuh diri diduga karena tuntutan kerja yang berlebihan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir Nextshark, berdasarkan penjelasan pengacara keluarga, pria 26 tahun tersebut bekerja lebih dari 207 jam di bulan sebelum kematiannya. Takashima juga disebut belum pernah libur selama tiga bulan.
Sebelum kematiannya, dia meninggalkan memo untuk kedua orangtuanya. Dalam catatan tersebut Takashima berterima kasih karena masih sempat menghubungi untuk terakhir kalinya dan menjelaskan bahwa dia, "mencoba untuk tidak melakukan ini, tapi aku sudah mencapai batas."
Dalam konferensi pers, ibu Takashima mengatakan bahwa putranya berkali-kali curhat tidak ada orang yang peduli dengan keadaannya. Dia meyakini lingkungan kerja yang tidak sehat telah membuatnya kehilangan kendali atas dirinya.
Sementara dalam konferensi pers terpisah, Konan Medical Center membantah mengetahui dokter muda tersebut bekerja terlalu keras. Catatannya - dilaporkan ditinjau oleh komite khusus yang terdiri dari dokter dan pengacara - menunjukkan bahwa Takashima telah bekerja lembur selama 197 jam 36 menit pada April 2022, kemudian 133 jam 15 menit pada Mei.
"Ada kalanya (dokter) menghabiskan waktu belajar sendiri dan tidur sesuai kebutuhan fisiologisnya. Karena tingkat kebebasan yang sangat tinggi, tidak mungkin menentukan jam kerja secara akurat," kata juru bicara rumah sakit, seperti dikutip dari CNN.
Kemudian pada Juni 2023, Kantor Inspeksi Standar Ketenagakerjaan Nishinomiya memutuskan kematian Takashima sebagai insiden terkait pekerjaan yang disebabkan oleh jam kerja sangat panjang. Namun, tidak jelas apakah penetapan ini membuat rumah sakit tetap bertanggung jawab.
Jepang memiliki catatan kematian yang mengkhawatirkan terkait dengan kerja berlebihan, sebuah fenomena sosial yang dikenal sebagai "karoshi." Pemerintah dilaporkan menerima sekitar 200 klaim karoshi per tahun, namun para aktivis memperkirakan jumlah sebenarnya mencapai 10.000.
Informasi ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
(hst/hst)
Home & Living
Bikin Natal Lebih Ceria, Lampu Hias Ini Cocok Jadi Dekorasi Natalmu!
Home & Living
Rekomendasi 3 Hampers Natal Eksklusif yang Siap Bikin Momen Kamu Makin Spesial!
Home & Living
Rekomendasi 3 Dekorasi Natal Simple tapi Bikin Rumah Auto Hangat!
Health & Beauty
Skincare Set Ini Layak Jadi Hadiah Natal untuk Orang Terdekatmu
Viral Verificator
Tepis Gengsi, Kisah Viral Gen Z Jadi Tukang Pijat Panggilan Halal di Bandung
Viral Penampilan Bodyguard Tercantik, Berlatih Bela Diri di Kuil Shaolin
Cara Underrated Biar Kerjaan Gak Chaos di Akhir Tahun, Cek di Sini!
Most Pop: Trik Pegawai Curangi Absensi Pakai Foto Wajah, Padahal Bolos Kerja
Kisah Idol KPop Jadi Supir Taksi, Tak Sangka Gajinya Bisa Sampai Puluhan Juta
Kaleidoskop 2025
10 Gaya Ikonik Kate Middleton di 2025, Dinobatkan Sebagai Influencer Abadi
7 Gaya Han So Hee Tampil Standout Bergaun Dior di Presscon Project Y
Berawal dari Filter Medsos, Wanita Ini Oplas Wajah dan Berakhir Menyesal
Cucu Charlie Chaplin Jadi Varang, Villain Avatar: Fire and Ash, Ini Sosoknya











































