Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Fashion dan Beauty Jadi Produk Paling Laris, Mana Paling Cuan untuk Bisnis?

Rahmi Anjani - wolipop
Kamis, 22 Jun 2023 08:08 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Multicultural Business Meeting
Foto: Getty Images/iStockphoto/Rifka Hayati
Jakarta -

Industri brand lokal makin diminati di 2023. Tak kalah dengan merek-merek internasional, produk buatan dalam negeri punya kualitas yang bersaing apalagi harganya bisa jadi lebih murah. Hal ini patut dijadikan momentum untuk kamu yang berniat mulai buka usaha. Dari berbagai kategori yang tersedia, fashion dan beauty kini paling diunggulkan. Tapi di antara keduanya mana yang paling cuan untuk bisnis?

Berdasarkan data yang dikumpulkan Hypefast dari lebih dari 4.000 sampel, penjualan brand lokal semakin mengalami peningkatan yang signifikan. Perusahaan yang berbasis 'house of lifestyle brands' tersebut mengungkap bahwa setiap tiga minggu ada satu merek baru yang dirilis. Hal itu bisa diartikan bahwa kini semakin mudah untuk membangun sebuah brand berkat hadirnya marketplace atau situs belanja online.

"Dunia sekarang sedang takut resesi jadi orang beralih ke pilihan yang lebih hemat. Orang Indonesia punya pilihan yang lebih murah dari brand-brand lokal," kata Achmad ketika memberi paparannya mengenai Tren Brand Lokal 2023 di kantor Hypefast di Graha Binakarsa, Jakarta Selatan, pada Rabu, (21/6/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fashion dan beauty menjadi kategori yang paling dinamis. Meski sama-sama berpotensi laris manis, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Seperti apa perbandingannya?

Fashion
Dijelaskan Achmad Alkatiri selaku CEO Hypefast bahwa bisnis fashion mudah dimasuki. Brand owner mungkin hanya butuh Rp 3 juta untuk mulai menjual busana dan aksesori sehingga cocok untuk pemula usaha. Selain itu umumnya sebuah brand fashion hanya butuh waktu 4-6 bulan untuk merilis koleksi. Modalnya tidak harus banyak tapi fashion membutuhkan inovasi yang cepat karena pergantian tren. Dikatakan jika rata-rata laba kotor yang diterima adalah 42% dari penjualan sedangkan pembeli yang berulang hanyalah 32%.

ADVERTISEMENT

"Bisnis fashion harus ikut trend jadi cepat masuk, cepat keluar. Karena bergantung dengan tren, pembeli loyal lebih sedikit," kata Achmad.

Beauty
Industri kecantikan lokal berkembang sangat pesat dalam lima tahun ke belakang dan diprediksi bisa mengungguli merek-merek internasional di masa depan. Meski begitu, modal yang dibutuhkan umumnya lebih tinggi sekitar Rp 50 juta. Tapi bisnis itu cukup ditunjang dengan kemudahan manufaktur dan potensi laba kotor mencapai 65%. Sementara kemungkinan pembeli kembali memesan produk jika cocok dengan mereka sampai 58%.

"Manufakturnya sudah ada semua tinggal marketing-nya bagaimana. BPOM juga sekarang hanya butuh waktu 3-4 minggu. Beauty nggak terlalu mengikuti tren dan expired-nya lebih lama. Kalau sudah cocok, orang biasanya akan repurchase," kata Achmad.

(ami/ami)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads