Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kisah Pria Cuti Sakit 15 Tahun Penghasilannya Rp 1 M, Masih Tuntut Naik Gaji

Rahmi Anjani - wolipop
Rabu, 17 Mei 2023 17:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Ilustrasi Dompet Kosong
Foto: Shutterstock/
Jakarta -

Perusahaan umumnya memberi keringanan pada karyawannya yang mengalami sakit. Para pegawai diperbolehkan untuk tidak bekerja tanpa memotong cuti tahunan dan tetap dibayar karena biasanya hanya beberapa hari atau minggu. Karena itu, seorang pria mengejutkan publik karena ternyata sudah 15 tahun cuti sakit bahkan masih bisa menuntut kenaikan gaji.

Seorang pria bernama Ian Clifford telah 15 tahun tidak masuk kantor karena sakit. Meski begitu, perusahaan teknologi IBM masih membayar pria yang awalnya bekerja di bidang IT tersebut. Dilansir Oddity Central, ia mendapatkan £54.000 atau sekitar Rp 1 miliaran setiap tahunnya. Walau perusahaan sudah berbaik hati, Ian belum puas karena gajinya tidak mengalami kenaikan seperti pegawai biasa.

Pria asal Inggris itu awalnya mulai bekerja di perusahaan software Amerika, Locus Development pada 2000 yang kemudian diakuisisi oleh IBM. Cuti sakit sejak September 2008, ia mulai mengeluhkan kenaikan gaji pada 2013. Ketika itu, IBM menawarkan perjanjian kompromi di mana ia memperbolehkannya untuk masuk ke dalam program disablitas yang menjamin gaji meski tidak wajib bekerja sampai sembuh, pensiun, atau meninggal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ian akhirnya mendapat bayaran 75% dari gaji yang dijanjikannya selama 15 tahun terakhir tanpa bekerja. Pria tersebut juga mendapatkan uang pengganti libur yang dituntutnya pada 2013. Tapi belum juga puas, tahun ini Ia kembali mencoba menuntut IBM dalam sidang ketenagakerjaan Inggris karena merasa telah diperlakukan tidak adil oleh perusahaan.

"Inti dari rencana ini adalah untuk memberi keamanan kepada pegawai yang tidak bisa bekerja. Itu tidak diterima jika pembayarannya dibekukan selamanya," kata Ian dalam sidang yang mengeluhkan gajinya tidak bertambah seiring dengan naiknya inflasi.

ADVERTISEMENT

Sayangnya hakim tidak sependapat dengan Ian Clifford. Kasusnya pun sebenarnya sudah dibatalkan oleh pengadilan tapi baru-baru ini kembali viral. Kebanyakan orang mengkritik Ian karena mengeluhkan gajinya meski tidak pernah bekerja.

(ami/ami)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads