ADVERTISEMENT

Pria Tinggalkan Gaji Rp 900 Juta untuk Kerja di McD, Ternyata Alasannya..

Rahmi Anjani - wolipop Jumat, 14 Okt 2022 19:02 WIB
Pembukaan restoran pengganti McDonalds di Rusia yakni Vkusno & tochka disambut antusias masyarakat. Antrean panjang warga terlihat di gerai restoran itu. Foto: REUTERS/Evgenia Novozhenina
Jakarta -

Gaji tinggi dan profesi prestise menjadi impian banyak orang. Tapi tak semua mau mengorbankan diri untuk mencapainya. Kisah seorang pria bernama Paul jadi perbincangan ketika memutuskan untuk meninggalkan penghasilan senilai ratusan juta dan bekerja di gerai McDonald. Bukan sebagai pemilik atau manajer, ia memilih jadi petugas kebersihan.

Seorang pria yang diketahui bernama Paul adalah salah satu dari sekian banyak pekerja di Australia yang memutuskan untuk resign. Berdasarkan riset Allianz, sekitar 2 juta orang siap untuk keluar dari perusahaan dalam waktu dekat. Yang mengejutkan, Paul memilih mundur dari profesi di bidang finansial yang dianggap sukses di mata banyak orang dan beralih jadi tukang kebersihan. Alasannya pun mengejutkan.

Paul sudah bekerja selama 23 tahun di industri jasa keuangan dan telah mencapai posisi tinggi dengan gaji AUD $ 100 ribu atau sekitar Rp 974 jutaan. Suatu hari ia merasa kewalahan dengan budaya kerja yang bikin stres hingga meeting 'sampah' yang dirasa tidak membuat bahagia.

"Aku hanya sudah sampai di titik di mata aku lelah mengatur orang dengan cara yang tidak membuatku nyaman," ungkapnya dilansir The News. "Itu adalah pekerjaan di mana aku hanya berbakat di sana daripada aku tidak benar-benar berminat. Aku akhirnya bangun suatu hari dan berpikir tidak bisa melakukannya lagi," tambah Paul.

Karena itu, Paul lebih memilih untuk jadi 'miskin' tapi hidup bahagia. Ia lalu memutuskan bekerja sebagai petugas kebersihan malam di gerai McDonald's. "Kamu tahu perasaan ketika kamu tidak mau pergi kerja? Saat Minggu siang kamu jadi tegang dan sedih dan aku pikir mengapa kita melakukan itu pada diri sendiri? Ayo jadi bangkrut dan miskin dan lihat apa kita bisa lebih bahagia," ujarnya.

Mengapa pilih jadi tukang kebersihan? Paul mengatakan jika kebanyakan perusahaan tidak mau memanggilnya karena punya pengalaman kerja selama 23 tahun di industri keuangan. Tapi saat melamar di McDonald's, ia langsung ditelepon 10 menit kemudian.

Kini Paul sudah bekerja hampir sebulan di sana dari pukul 23:00 hingga 07:00. Ia pun mendapat gaji 50% lebih sedikit daripada sebelumnya. Meski begitu, ia mengaku lebih bahagia terlebih bisa menghabiskan waktu dengan keluarga, seperti mengantar anak sekolah.

"Kepuasan bekerja naik pesat dan stres menurun. Tidak ada target yang terus menerus. Tidak ada meeting sampah dan tekanan untuk selalu mengingat semua aturan berbahasa korporat. Hanya membersihkan. Jika kotor, aku bersihkan," tutur pria 48 tahun itu.

"Aku kembali ke rumah dan aku lebih aktif di rumah dan aku kembali kepada hobiku karena otakku sudah tidak lelah. Menyenangkan bisa bekerja fisik, aku pikir aku melakukan sesuatu yang baik dan di usianya, senang bisa kembali aktif dan hal-hal kreatif muncul kembali," kata Paul.

(ami/ami)