ADVERTISEMENT

Kisah Petinggi Polwan Afghanistan Diburu Taliban, Pernah Dipukul & Ditendang

Rahmi Anjani - wolipop Selasa, 07 Sep 2021 16:30 WIB
Foto: Instagram @gulafroz_ebtekar Foto: Instagram @gulafroz_ebtekar
Jakarta -

Seorang wanita bernama Gulafroz Ebtekar mengaku sedang menjadi target buruan Taliban. Mantan petinggi polwan Afghanistan itu juga menyatakan pernah disiksa oleh anggota kelompok ekstrimis tersebut bahkan ia dan keluarganya dijatuhi hukuman mati. Gulafroz pun meminta pertolongan dari Barat untuk membantunya kabur dari Taliban.

Minta Tolong Lewat Video
Sebelum Taliban menguasai negaranya, Gulafroz Ebtekar adalah mantan ketua investigasi kriminal di Kabul yang dikenal aktif mengampanyekan hak-hak wanita. Karena profesi dan jabatannya, hidup wanita 32 tahun tersebut sedang terancam. Dalam sebuah video, ia menceritakan ketakutannya dan memohon agar bisa keluar dari Afghanistan.

"Aku dulu adalah salah satu polisi wanita paling senior di Afghanistan. Aku melakukan semuanya untuk mendukung wanita masuk polisi, melawan perintah-perintah dari Taliban. Sekarang hidupku dalam bahaya. Benar-benar berbahaya. Tolong bantu aku dan keluargaku," ungkapnya dengan wajah pucat dilansir New York Post.

gulafroz ebtekargulafroz ebtekar Foto: Instagram @gulafroz_ebtekar

Memohon ke Beberapa Negara
Gulafroz merasa bahwa hidupnya dalam bahaya sesaat setelah Taliban menguasai Afghanistan. Ia lalu mencoba meminta pertolongan dari diplomat Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara dari Barat lain. Sayangnya, wanita itu tidak mendapatkan balasan meski menurutnya mereka tahu kondisinya. "Aku mulai mengirim email pada 18 Agustus tapi tidak menerima satu balasanku sejak itu," kata Gulafroz.

Dikatakan jika Gulafroz sudah berusaha untuk meminta bantuan AS dengan menunjukkan identitas dan posisinya dalam kepolisian tapi sayangnya tidak sempat dibawa terbang. Ia juga memohon bantuan Rusia namun pasukan mereka hanya membawa orang-orang dari negara mereka.

Kini Gulafroz memohon agar negara lain bisa membantunya mendapatkan visa untuk keluarga Afghanistan. Apalagi setelah mendengar rekannya Banu Nagar yang dipukul dan ditembak dalam kondisi hamil delapan bulan.

Selanjutnya
Halaman
1 2