Kunci Sukses Jadi Penulis ala Marchella FP 'NKCTHI': Buat dari Hati!
Rabu, 07 Apr 2021 08:30 WIB
Nafas sebentar, apa yang dikejar? Itu merupakan salah satu kutipan dalam buku berjudul 'Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini' atau yang lebih dikenal dengan NKCTHI.
Buat kamu yang punya hobi membaca, pasti sudah tahu kalau buku ini merupakan salah satu buku best seller yang tidak hanya sukses menyita hati penggemar literasi, tapi hampir semua generasi milenial. Hal ini dibuktikan dengan terjualnya 1.000 buku NKCTHI dalam 1 menit. Bahkan 4 ribu eksemplar ludes hanya dalam waktu 6 menit sebelum rilis.
Dengan semakin meroketnya popularitas NKCTHI membuat buku ini kemudian diangkat ke layar lebar. Adalah Marchella FP, wanita muda, cantik, dan kreatif yang menjadi sosok di balik kesuksesan buku ini.
Dalam webinar BNI Creative Club 'Berkreasi untuk #LompatLebihTinggi' pada Sabtu (3/4/2021), Marchella atau yang akrab disapa Chelchel membagikan formula rahasia yang dia ciptakan dalam membuat buku yang mampu menggerakan hati para pembaca. Kuncinya ada pada kemampuan storytelling.
Menurutnya, storytelling bisa diawali dengan mengidentifikasikan masalah. Masalah ini nantinya bisa diangkat menjadi ide atau pokok bahasan utama dari buku yang akan ditulis. Marchella menyebut, untuk buku NKCTHI dirinya berfokus pada isu quarter life crisis yang kerap dialami oleh anak muda berusia 20 sampai 30 tahun.
"Masalah apa yang terjadi, kegelisahan apa yang terjadi di saat aku menulis buku ini? Pertama, krisis usia seperempat atau quarter life crisis. Itu terjadi di usia 20 sampai 30 awalan. Selanjutnya tekanan sosial media. Banyak dari kita melihat keberhasilan orang lain, membandingkan apa yang ditampilkan di platform itu. Selanjutnya, isu kesehatan mental. Banyak dari kita yang nggak aware saat mendapat tekanan mental, saat dalam kondisi tidak baik," ujarnya.
Lebih lanjut, Marchella menjelaskan sebuah novel agar bisa menjadi buku yang bermakna perlu memiliki pesan. Pesan tersebut berisikan apa yang mau kamu sampaikan kepada pembaca. Tidak harus rumit, pesan bisa berupa nilai-nilai sederhana tapi seringkali dilupakan.
"Pesan apa yang mau diangkat dari NKCTHI? Manusia, ya jadi manusia aja. Sebenarnya sangat basic untuk gimana manusia tidak seolah-olah bisa menjadi tuhan, menyalahkan orang lain. Belajar menerima kesedihan, kemarahan, kebencian," terangnya.
Langkah selanjutnya adalah melakukan riset. Marchella mengatakan bukan hanya karya ilmiah saja yang butuh riset, akan tetapi novel juga. Hal ini dimaksudkan untuk menghimpun pandangan banyak orang untuk kemudian disimpulkan sehingga cerita yang ditulis lebih relatable dan memiliki perspektif yang lebih luas.
"Selanjutnya mencoba untuk mendengar. Mendengar dan meriset. Bisa dari sosial media, interview, kuesioner. Ini tergantung. Misalkan kalo aku, NKCTHI targetnya quarter life crisis. Aku akan ngobrol dengan usia 20 sampai 30 (tahun). Mereka kan pengguna aktif sosial media. (Jadi) aku pakai platform Instagram story," tuturnya.
Di samping itu, Marchella juga percaya bahwa karya novel yang berkesan adalah karya yang melibatkan 3 aspek, yakni relevansi, relasi, dan hati. Dia menilai, aspek relevansi dibutuhkan agar cerita dan pesan yang disampaikan bisa relate ke banyak orang. Sehingga nantinya bisa terbentuk sebuah koneksi. Dan yang tidak kalah penting adalah menulis dari hati. Dengan begitu, buku akan bisa diterima oleh masyarakat.
"Banyak dari kita yang sebenarnya sangat peka, tahu apakah proyek ini dibuat sincere, genuine untuk rilis kesukaan kita. Dan gue lebih prefer buat sesuatu dari hati," pungkasnya.
Sebagai informasi, Marchella mengisi sesi storytelling club di webinar BNI Creative Club 'Berkreasi untuk #LompatLebihTinggi'. Acara ini merupakan kolaborasi BNI dengan CXO Media. yang didedikasikan bagi anak muda Indonesia. Selain Marchella, ada pula Putri Tanjung, Raditya Dika, Nino Kayam, dan Ardhito Pramono yang membawakan penampilan spesial.
Simak Video "Cerita di Balik Film 'Story of Kale' yang Menyesuaikan Pandemi Corona"
[Gambas:Video 20detik]
(akd/eny)