Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Dibayar Jutaan Rupiah Per Acara, Ini Syarat Jadi Penonton Bayaran di China

Rahmi Anjani - wolipop
Selasa, 23 Jan 2018 08:47 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: ist
Shangai - Acara televisi memang kadang kurang lengkap tanpa kehadiran penonton. Meski tak selalu disorot kamera, reaksi pemirsa di studio penting demi menambah keseruan program. Atas kebutuhan tersebut, muncullah profesi penonton bayaran yang juga marak di Indonesia. Tak disangka, di China profesi ini bisa menghasilkan bayaran hingga jutaan rupiah per acara.

Dibayar Jutaan Rupiah Per Acara, Ini Syarat Jadi Penonton Bayaran di Chinapenonton bayaran di China. (Foto: ist)

Mencari hiburan dengan menonton pertunjukkan televisi secara langsung bisa jadi hal menyenangkan. Apalagi jika Anda pulang tidak dengan tangan hampa. Tak disangka jika bayaran penonton profesional cukup pun cukup menggiurkan meski ada beberapa persyaratan khusus untuk bisa menonton dibayar.

Penonton bayaran di China dikatakan bisa menghasilkan $44 (Rp 587 ribuan) hingga $160 (Rp 2,1 jutaan) per acara. Dilansir Korea Boo, penonton bisa mendapat tambahan 30% jika membawa teman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibayar Jutaan Rupiah Per Acara, Ini Syarat Jadi Penonton Bayaran di ChinaFoto: ist

Bayaran tersebut tentu cukup menggiurkan mengingat tugas penonton yang tidak seberapa. Biasanya para pemirsa di studio hanya diminta untuk bereaksi, seperti tepuk tangan, tertawa, berteriak, atau mengucapkan beberapa kata.

Namun untuk bisa menjadi penonton bayaran, ada beberapa persyaratan. Peonoton diharapkan bertinggi badan paling tidak 155 cm. Mereka juga diharapkan punya kepribadiaan yang gembira dan bisa menunjukkan emosi. Selama proses syuting, penonton bayaran pun akan diminta untuk menahan kantuk dan menggunakan ponsel.

Dibayar Jutaan Rupiah Per Acara, Ini Syarat Jadi Penonton Bayaran di China(Foto: ist)

Profesi sebagai penonton 'profesional' pun telah menjadi sebuah industri yang cukup booming sejak 2014 di China. Industri tersebut dikatakan telah menghasilkan $26,5 juta atau Rp 353 miliaran. (dtg/dtg)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads