Wanita Ini Ungkap Pelajaran Hidup yang Didapat Setelah 1 Tahun Stop Belanja
Jumat, 05 Jan 2018 13:15 WIB
Foto: istimewa
Jakarta - Sulit rasanya untuk menghentikan hobi berbelanja. Apalagi untuk wanita yang selalu ingin tampil menarik dengan tren makeup dan busana teranyar. Namun demi kondisi finansial yang lebih lebih baik, hal serupa mungkin patut diusahakan. Seorang penulis bernama Ann Patchett pun melakukan eksperimen dengan stop belanja selama setahun. Selain lebih hemat, ia mendapati sejumlah pelajaran hidup tak terduga.
Ann berhenti belanja di akhir 2016. Kala itu, ia mengaku tidak bisa membaca atau menulis karena selalu terpikir ingin belanja. Ann pun terus saja melihat katalog produk-produk fashion di dua situs belanja dengan perasaan takut. Setelahnnya, Ann mulai berpikir apa yang sebenarnya dibutuhkan dan barulah ia tersadar bahwa ia tak butuh banyak.
Kemudian, Ann mulai berjanji pada diri sendiri untuk tidak belanja satu tahun ke depan. Ini bukan berarti Ann tidak membeli apa-apa. Ia tidak akan beli sepatu atau baju tapi tetap membeli kebutuhan sehari-hari seperti sampo atau baterai di supermarket. Namun dengan satu syarat yakni hanya jika benar-benar kehabisan.
Di beberapa bulan pertama, Ann mengaku sudah menemukan sejumlah keuntungan. Misalnya ketika lip balm hampir habis, ia kemudian mencari-cari lip balm tak terpakai di rumah dan menemukan hingga lima buah. Ann juga jadi menggunakan produk-produk lain yang sebelumnya tak terpakai demi berhemat.
Selain berhemat, manfaat lain dari berhenti belanja adalah lebih banyak waktu. Waktu yang sebelumnya digunakan browsing baju atau tas di online shop bisa dipakai untuk hal-hal lebih berguna. Stop beli barang pun membuat Ann menyadari ternyata ia sudah punya banyak barang.
"Jika kamu berhenti memikirkan mengenai apa yang kamu mau, akan lebih mudah untuk melihat apa yang orang lain tidak punya," tulisnya di The New York Times.
Berkat eksperimen ini, pikiran Ann juga menjadi lebih terbuka mengenai uang dan pemakaiannya. Berhenti belanja satu tahun membuatnya lebih banyak beramal.
"Aku memang tidak menyimpan buku kas dan memberikan uang yang tidak aku belikan parfum ke orang miskin, tapi aku jadi lebih mengerti uang sebagai sesuatu yang kita dapatkan dan habiskan dan simpan untuk hal-hal yang kita ingin dan butuhkan. Sekali kita bisa melupakan apa yang kita mau dan jujur mengenai apa yang kita butuh, akan menjadi mudah untuk memberi uangku kepada orang-orang yang benar-benar membutuhkan. (ami/hst)
Ann berhenti belanja di akhir 2016. Kala itu, ia mengaku tidak bisa membaca atau menulis karena selalu terpikir ingin belanja. Ann pun terus saja melihat katalog produk-produk fashion di dua situs belanja dengan perasaan takut. Setelahnnya, Ann mulai berpikir apa yang sebenarnya dibutuhkan dan barulah ia tersadar bahwa ia tak butuh banyak.
Kemudian, Ann mulai berjanji pada diri sendiri untuk tidak belanja satu tahun ke depan. Ini bukan berarti Ann tidak membeli apa-apa. Ia tidak akan beli sepatu atau baju tapi tetap membeli kebutuhan sehari-hari seperti sampo atau baterai di supermarket. Namun dengan satu syarat yakni hanya jika benar-benar kehabisan.
Di beberapa bulan pertama, Ann mengaku sudah menemukan sejumlah keuntungan. Misalnya ketika lip balm hampir habis, ia kemudian mencari-cari lip balm tak terpakai di rumah dan menemukan hingga lima buah. Ann juga jadi menggunakan produk-produk lain yang sebelumnya tak terpakai demi berhemat.
Selain berhemat, manfaat lain dari berhenti belanja adalah lebih banyak waktu. Waktu yang sebelumnya digunakan browsing baju atau tas di online shop bisa dipakai untuk hal-hal lebih berguna. Stop beli barang pun membuat Ann menyadari ternyata ia sudah punya banyak barang.
"Jika kamu berhenti memikirkan mengenai apa yang kamu mau, akan lebih mudah untuk melihat apa yang orang lain tidak punya," tulisnya di The New York Times.
Berkat eksperimen ini, pikiran Ann juga menjadi lebih terbuka mengenai uang dan pemakaiannya. Berhenti belanja satu tahun membuatnya lebih banyak beramal.
"Aku memang tidak menyimpan buku kas dan memberikan uang yang tidak aku belikan parfum ke orang miskin, tapi aku jadi lebih mengerti uang sebagai sesuatu yang kita dapatkan dan habiskan dan simpan untuk hal-hal yang kita ingin dan butuhkan. Sekali kita bisa melupakan apa yang kita mau dan jujur mengenai apa yang kita butuh, akan menjadi mudah untuk memberi uangku kepada orang-orang yang benar-benar membutuhkan. (ami/hst)
