Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

5 Hal yang Membuat Penumpang Taksi Online dapat Rating Buruk dari Driver

Hestianingsih - wolipop
Jumat, 09 Des 2016 18:41 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: GettyImages
Jakarta - Anda pengguna jasa taksi online lewat aplikasi Uber? Tentunya tahu kalau penumpang bisa memberikan rating baik atau buruk untuk driver selama perjalanan. Bintang lima untuk pelayanan terbaik sedangkan 3 bintang atau kurang jika sikap atau pelayanan driver buruk.

Tapi mungkin tidak banyak yang tahu kalau driver juga bisa memberi rating pada penumpang. Seperti hal nya driver, penumpang juga bisa dinilai mulai dari rating 1 sampai 5. Jika perilaku penumpang sudah sangat buruk dan tidak bisa ditolerir lagi, maka Uber berhak melarang penumpang untuk menggunakan aplikasi Uber lagi.

Apa saja yang bisa membuat penumpang taksi online mendapatkan rating buruk atau tidak bisa lagi memakai aplikasi tersebut? Sebelumnya Uber tidak pernah mempublikasikan aturan terhadap penumpang kepada publik. Namun baru-baru ini, lewat juru bicaranya, aplikasi taksi online ini mengumumkan sedikitnya lima hal terlarang yang bisa membuat perusahaan menonaktifkan akun penumpang. Apa saja? Ini dia seperti dikutip dari Business Insider.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Merusak Benda Milik Driver atau Penumpang Lain
Pengguna Uber dilarang merusak benda atau properti milik driver maupun orang lain seperti merusak mobil, merebut dan merusak ponsel, dengan sengaja menumpahkan minuman atau makanan, merokok atau muntah karena konsumsi alkohol berlebihan.

2. Melakukan Kontak Fisik dengan Driver atau Teman
Selama menggunakan layanan taksi online, penumpang dilarang menyentuh atau menggoda orang lain. Termasuk menyentuh driver dan teman yang datang bersama penumpang. Uber juga memberlakukan aturan dilarang bercinta di dalam taksi online. Selain kontak fisik yang menjurus pada seksualitas, penumpang juga dilarang memukul atau menyakiti driver maupun penumpang lain.

3. Berbicara dan Berperilaku Kasar
Pengguna Uber bisa kehilangan akses untuk memakai aplikasi apabila berbicara dan berperilaku kasar, baik secara verbal maupun non verbal. Artinya penumpang dilarang menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi kepada driver, mengancam, berkomentar atau menunjukkan bahasa tubuh yang agresif, diskriminatif dan tidak sopan. Diskriminasi terhadap agama, suku, negara, disabilitas, orientasi seksual, identitas gender, usia atau status perkawinan pengemudi atau penumpang lain juga dilarang.

4. Berkomunikasi dengan Driver Setelah Perjalanan Usai
Taksi online seperti Uber memang memungkinkan penumpang maupun driver saling menelepon atau berkirim pesan langsung dari aplikasi. Secara teknis, penumpang sebenarnya tidak pernah memberikan nomor teleponnya langsung kepada driver begitu pun sebaliknya. Jadi setelah perjalanan berakhir, nomor telepon keduanya seharusnya tetap menjadi anonim. Mengirimkan pesan atau menelepon setelah perjalanan berakhir tanpa persetujuan sang pemilik nomor juga bisa berarti pelanggaran dan membuat pengguna Uber tak bisa lagi mengakses akunnya.

5. Melanggar Peraturan
Melanggar peraturan saat memakai jasa Uber juga bisa membuat Anda masuk dalam 'daftar gelap'. Misalnya membawa alkohol dan obat-obatan terlarang; bepergian secara secara berkelompok dengan jumlah penumpang melebihi yang telah ditentukan; menyuruh driver melanggar peraturan lalu lintas seperti berjalan saat lampu merah atau ngebut melebihi batas kecepatan; atau menggunakan Uber untuk melakukan tindak kriminal.

Saat menerima laporan terkait pelanggaran dari driver maupun penumpang lain, sang pengguna akun yang diduga melakukan salah satu atau dua hal di atas tidak akan langsung dinonaktifkan aksesnya dari Uber. Namun pihak Uber akan melakukan investigasi terlebih dahulu berdasarkan laporan yang masuk. Tapi khusus untuk kasus kekerasan, pelecehan, diskriminasi atau aktivitas ilegal akan membuat penumpang langsung dilarang menggunakan layanan Uber.

"Kebanyakan penumpang menunjukkan respek kepada driver. Tapi ada beberapa yang tidak, baik itu menyampah di mobil, muntah di jok belakang setelah minum banyak alkohol atau meminta driver melanggar batas kecepatan berkendara agar mereka bisa janjian tepat waktu. Perilaku seperti ini tidak OK, itulah sebabnya kami akan mengambil tindakan terhadap penumpang yang kasar, brutal atau melakukan kekerasan," jelas Pimpinan Uber di Amerika Utara Rachel Holt dalam blog-nya. (hst/hst)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads