Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Berawal Ingin Urus Akta Lahir Anak, Pria Temukan Fakta Mengejutkan Istrinya

Vina Oktiani - wolipop
Rabu, 02 Jul 2025 09:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

A man sitting at the end of a bed, deep in solemn thought.
Foto: Dok. iStock
Jakarta -

Kisah pilu datang dari Mr. Luong, seorang pria asal Xuchang, Henan, Tiongkok, yang tak menyangka niat baiknya untuk mengurus akta lahir anak-anak justru membuka kenyataan pahit dalam rumah tangganya. Disebutkan bahwa Mr. Luong menikah muda dengan sang istri pada 2012 dalam kondisi sang istri sudah hamil terlebih dahulu. Setelahnya Mr. Luong dan istrinya dikaruniai tiga anak. Putri pertama lahir tahun 2012, disusul anak laki-laki pada 2013, dan putri bungsu pada 2015. Namun, karena saat itu belum menikah secara resmi, mereka tak sempat mengurus akta lahir anak-anaknya hingga akhirnya baru menikah secara legal di tahun 2016.

Namun sayang, pernikahan yang baru seumur jagung itu tidak bertahan lama. Melansir eva.vn, pada 2017, keduanya berpisah karena konflik rumah tangga. Sang istri disebut sudah beberapa kali menggugat cerai namun tidak berhasil, sementara Mr. Luong yang merawat ketiga anak mereka seorang diri mengaku istrinya telah menelantarkan anak-anak dan hanya fokus mengajukan gugatan cerai berulang kali.

Pada tahun 2021, Mr. Luong memutuskan untuk mengurus dokumen kependudukan anak-anaknya. Ia harus melengkapi akta lahir agar anak-anak bisa didaftarkan dalam sistem registrasi rumah tangga. Namun, sebagai syarat, ia diminta melakukan tes DNA untuk membuktikan hubungan biologisnya dengan ketiga anak. Hasil tes itulah yang menghancurkan hatinya, ternyata putri bungsu yang telah ia rawat selama enam tahun bukan anak kandungnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mr. Luong sendiri mengaku sebelumnya tidak pernah mencurigai hal tersebut. Ia mengatakan semua anaknya memiliki kemiripan, terutama dengan ibunya, sehingga tidak pernah terlintas kecurigaan sedikit pun. Ia bahkan mengungkapkan bahwa orang tuanya ikut menangis begitu tahu kebenaran itu. Meski terpukul, Mr. Luong tetap menganggap anak itu sebagai putrinya sendiri, karena telah tumbuh besar bersama saudara kandungnya.

Meski merasa kecewa namun Mr. Luong juga tetap berusaha berpikir jernih. Ia menyadari bahwa anak tidak bersalah atas situasi ini.

ADVERTISEMENT

"Anak tidak bisa memilih di mana mereka dilahirkan. Itu bukan kesalahan anak," terangnya.

Ia pun tetap berharap sang istri mau bekerja sama menyelesaikan urusan administrasi demi masa depan anak-anak. Namun, ayah mertuanya justru menambah beban Mr. Luong. Sang ayah mertua menuding bahwa keluarga Mr. Luong hanya ingin hidup bersama tanpa tanggung jawab, bahkan menuntut kompensasi lebih dari 400.000 yuan (sekitar Rp 1,45 miliar) setelah mengetahui bahwa cucu bungsunya bukan anak biologis Mr. Luong. Ia juga sempat meminta dilakukan tes DNA ulang karena tidak percaya dengan hasil sebelumnya.

Sayangnya, laporan forensik memastikan bahwa hanya dua anak pertama yang merupakan anak kandung Mr. Luong, sedangkan si bungsu hanya memiliki hubungan darah dengan sang ibu. Mr. Luong mengungkapkan bahwa istrinya pernah berkata tidak ingin mendaftarkan anak-anak secara resmi sampai perceraian mereka benar-benar selesai.

Meski telah dihancurkan oleh kenyataan yang menyakitkan, Mr. Luong memilih tetap bertanggung jawab. Ia menegaskan bahwa selama proses registrasi anak-anak bisa diselesaikan, ia akan terus bekerja sama dan tetap menjadi ayah bagi anak-anak yang telah ia rawat dan cintai.

(vio/vio)


Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads