Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Fenomena Penipuan Berkedok Pernikahan, Suami Ditinggal Baru 3 Bulan Nikah

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Kamis, 28 Nov 2024 21:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Ilustrasi Pernikahan Islami
Ilustrasi pernikahan tradisional China. Foto: Getty Images/iStockphoto/hxyume
Jakarta -

Jasa mak comblang atau perjodohan jadi salah satu lahan bisnis menjanjikan di China. Bahkan bisnis mak comblang sudah menjadi industri yang terus berkembang.

Dalam tradisi China, perjodohan biasanya diatur oleh keluarga atau mak comblang yang dikenal dengan sebutan mei po. Mereka memainkan peran penting dalam menemukan pasangan yang cocok berdasarkan latar belakang keluarga, status sosial, hingga shio.

Namun di sisi lain, bisnis mak comblang juga bisa menjadi celah untuk praktik penipuan. Seperti yang terjadi di provinsi Guizhou, bagian barat daya Negeri Tirai Bambu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekelompok perusahaan perjodohan berada di bawah pengawasan polisi karena telah menipu kliennya hingga ratusan juta rupiah. Sasaran komplotan ini adalah pria-pria lajang yang putus asa mencari jodoh.

Mak comblang kemudian mempertemukan mereka dengan wanita -anggota komplotan- yang berpura-pura jadi pasangan potensial. Setelah mengeruk harta, para wanita ini kabur.

ADVERTISEMENT

Seperti dikutip dari South China Morning Post, beberapa wanita ini bisa mengumpulkan uang hingga 300,000 yuan atau sekitar Rp 660 juta, hanya dalam beberapa bulan. Menurut pernyataan dari pengadilan di Guiyang, provinsi Guizhou, kantor polisi di area itu sudah menerima 180 laporan terkait mak comblang penipu sejak Maret 2023 hingga September 2024.

Selama periode tersebut, pengadilan telah menyelesaikan 50 kasus yang melibatkan biaya perjodohan dengan jumlah besar.

Banyak dari agen perjodohan ini menyewa ruang kantor kelas atas agar terlihat meyakinkan di mata klien (calon korban -red). Komplotan ini punya pembagian tugas, beberapa secara aktif mencari para pria lajang dari kota-kota kecil dan terpencil, sementara yang lain fokus merekrut wanita lajang untuk melakukan penipuan.

Traditional Chinese wedding costumeIlustrasi pernikahan tradisional China. Foto: Getty Images/iStockphoto/tylim

Sebagian besar wanita ini sudah bercerai atau terlilit utang. Staf mak comblang kemudian membujuk mereka untuk ikut menipu pelanggan pria. Dalam banyak kasus, hanya beberapa hari setelah klien pria bertemu wanita yang telah diatur oleh agensi, mereka setuju untuk menikah.

Keduanya lalu diperintahkan untuk menandatangani kontrak dengan membayar ratusan ribu yuan sebagai mahar. Pernikahan ini umum disebut sebagai 'pernikahan kilat' karena mempelai wanita sering kali melarikan diri, menghilang, atau memaksa pihak mempelai untuk bercerai melalui berbagai cara.

Seorang wanita yang jadi salah satu anggota komplotan dilaporkan memperoleh 300,000 yuan dalam tiga bulan dengan melakukan beberapa pernikahan kilat. Modusnya, dia mendaftarkan pernikahannya dengan seorang klien, namun tidak lama kemudian mengajukan gugatan cerai dengan alasan kekerasan dalam rumah tangga.

Wanita tersebut tidak mengembalikan mahar pengantin sebesar 170.000 yuan, bahkan mengambil beberapa properti bersama, termasuk mobil yang dibelikan untuknya. Setelah perceraian, dia terus melakukan kencan buta sementara agensi menyembunyikan status perceraiannya.

Banyak kasus serupa yang masih terus diselidiki pihak berwajib. Sayangnya, meskipun menjadi perharian polisi, bisnis gelap ini tetap akan berjalan mengingat banyaknya pria yang masih berusaha mendapatkan jodohnya lewat bantuan mak comblang.

"Kami sama sekali tidak mengkhawatirkan 'stok' pelanggan laki-laki. Ada banyak di seluruh negeri. Kami dapat memilih pelanggan pria untuk kencan buta dari 40 hingga 50 kandidat setiap hari," ujar mantan customer service salah satu agensi mak comblang kepada media setempat.

Maraknya penipuan berkedok bisnis perjodohan ini tak terlepas dari tekanan sosial untuk menikah sebelum usia 25 tahun. Di kawasan pedesaaan China, semakin sulit bagi pria untuk mendapatkan pendamping karena ketidakseimbangan gender dan preferensi wanita yang lebih tertarik hidup di perkotaan.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads