Jepang Terancam Musnah, Makin Banyak Orang Muda Ingin Childfree
Senin, 06 Mar 2023 19:00 WIB
Jepang dikhawatirkan akan jadi negara yang hanya tinggal nama alias musnah. Pasalnya, banyak generasi muda di sana yang memilih childfree atau tidak berkeinginan memiliki anak.
Penasihat Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Masako Mori, menekankan bahwa Jepang bisa musnah jika tidak bisa mengatasi problema angka kelahiran yang terus saja mengalami penurunan. Jika dibiarkan berlarut-larut, kondisi ini akan menghancurkan 'jaring pengaman' sosial dan ekonomi di Negeri Matahari Terbit.
Masako Mori mengatakan bahwa dampak dari kondisi ini tidak akan dirasakan dalam waktu dekat. Tapi menjadi bahaya laten yang akan menimpa anak-cucu di masa mendatang.
"Jika terus seperti ini, negara kita akan hilang. Orang-orang yang harus menjalani proses hilangnya (negara Jepang) itulah yang akan menghadapi kerugian besar. Ini adalah penyakit mengerikan yang akan menimpa anak-anak tersebut," ujar Masako, seperti dikutip dari South China Morning Post.
Resesi seks dan penurunan angka kelahiran di Jepang memang sudah dalam tahap mengkhawatirkan. Tahun lalu, data statistik mencatat, jumlah orang yang meninggal dua kali lebih banyak daripada bayi yang lahir di Jepang.
Dalam setahun hanya ada kurang dari 800 ribu kelahiran, sementara jumlah kematian sekitar 1,58 juta. Populasi warga Jepang juga telah turun menjadi 124,6 juta dari puncaknya di angka lebih dari 128 juta pada 2008. Laju penurunan pun makin meningkat.
Sementara itu proporsi populasi orang di usia 65 tahun ke atas bertambah hingga 29 persen di 2022. Populasi Jepang pun terus menyusut dalam waktu singkat.
"Penurunan ini tidak terjadi secara bertahap, tapi langsung turun tajam," kata Masako, yang juga menyatakan bahwa nasib anak-anak yang lahir di masa sekarang akan menghadapi kondisi sulit.
"(Turun) Menukik berarti anak-anak yang lahir sekarang akan terlempar ke dalam masyarakat yang terdistorsi, menyusut dan kehilangan kemampuannya untuk berfungsi dengan baik," lanjutnya.
Jika tidak segera diatasi, sistem keamanan sosial di Jepang bisa runtuh. Begitu juha kekuatan industri dan ekonomi akan menurun dan tidak akan ada cukup rekrutan untuk Pasukan Keamanan yang bertugas melindungi negara.
Biaya hidup tinggi, ruang yang terbatas, dan kurangnya dukungan pengasuhan anak di perkotaan membuat membesarkan anak jadi sulit. Hal ini memicu pasangan memutuskan tidak ingin punya anak.
Daya tarik menikah di kalangan kaula muda Jepang juga telah berubah beberapa tahun terakhir. Banyak yang menunda pernikahan, salah satunya karena pandemi dan mereka juga pesimis dengan masa depan. Bahkan anak muda Jepang malas berkencan.
Simak Video "Euforia Warga Jepang Rayakan Ultah Kaisar Naruhito"
[Gambas:Video 20detik]
(hst/hst)