Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Nikah Hemat

Para Wanita Ini Gelar Pernikahan 'Ngirit', Ini Cara Mereka Menyiasati Bujet

Intan Kemala Sari - wolipop
Jumat, 19 Feb 2016 16:45 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Thinkstock
Jakarta - Menggelar pesta pernikahan meriah menjadi dambaan setiap pasangan yang menikah. Namun sudah menjadi rahasia umum bahwa merayakan pernikahan dengan mengundang banyak tamu diperlukan biaya yang tidak sedikit. Meski demikian, beberapa pasangan ini punya cara tersendiri untuk menekan anggaran biaya pesta semaksimal mungkin namun resepsi pernikahan tetap berjalan lancar.

Seorang pembaca Wolipop bernama Yuliah Qotimah. Yuliah yang menikah pada 2012 silam mengaku hanya mengeluarkan biaya yang tidak terlalu banyak untuk menggelar resepsi pernikahannya.

"Biaya nikah saya di bawah Rp 30 juta," tulisnya pada akun Twitter Wolipop, Selasa (16/2/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biaya tersebut digunakan untuk menyewa gedung serbaguna kala itu disewa seharga Rp 1,5 juta. Yuliah juga menyewa tenda tambahan di halaman gedung dengan harga Rp 1 juta. Untuk merias pengantin dan keluarga, ia mengeluarkan biaya Rp 4,5 juta.

Sedangkan biaya yang paling banyak dikeluarkan adalah biaya katering. Kala itu bujet katering yang harus dikeluarkannya mencapai Rp 22 juta.

Jika dihitung secara keseluruhan, total biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan adalah Rp 29 juta. Dana ini diakuinya cukup untuk mengakomodir 700 orang atau 350 tamu undangan.

Pembaca Wolipop lainnya, Devi Anggraeni menuturkan dirinya menghabiskan dana Rp 80 juta untuk mengadakan pesta pernikahan dengan tema monokrom. Tempat resepsi yang dipilihnya terletak di sebuah restoran di Bandung yang memiliki paket pernikahan cukup lengkap mulai dari gedung, makanan, dekorasi, kue pengantin, rangkaian bunga, paket spa, hingga pengisi acara.

Baca Juga: 50 Tas dan Sepatu Favorit Selebriti

Tugasnya kini tinggal membuat undangan dan souvenir pernikahan, menyiapkan busana pengantin, makeup, dan fotografer. Namun di antara paket tersebut, ada beberapa hal yang menurutnya dianggap kurang penting sehingga ia memilih untuk menyediakannya sendiri dan akhirnya bernegosiasi dengan pihak restoran.

"Pengisi acara saya 'cabut' dari daftar paket karena saya punya teman bekerja sebagai wedding band, jadi bisa lebih murah. Wedding cake dan special spa juga saya cabut, karena menurut saya dua hal itu tidak terlalu penting. Semua yang saya cabut, saya alokasikan ke makanan dan perijinan," ceritanya pada Wolipop melalui e-mail, Jumat (19/2/2016).

Untuk dekorasi dirinya meminta desain yang sesederhanan mungkin dan tidak terlalu rumit. Untungnya, restoran tempatnya menikah sudah memiliki dekorasi cantik dengan tipe semi outdoor yang desainnya mirip kapal pesiar sehingga tidak ada masalah baginya dalam menentukan tempat resepsi.

Untuk urusan busana pengantin, ia memilih untuk menyewa padas saat akad nikah. Tetapi untuk resepsi, ia memilih untuk menjahit sendiri dengan model yang simple tanpa banyak ornamen agar bisa digunakan lagi saat pergi ke pesta. Lagi-lagi berkat bantuan koleganya, ia berhasil menjahit busana pengantin dengan harga Rp 300 ribu saja.

"Saya juga beli sepatu yang biasa saja, cuma Rp 150 ribu. Makeup diserahkan ke salon langganan jadi bujet bisa ditekan kembali. Jadi totalnya tidak sampai Rp 5 juta untuk makeup pengantin, keluarga, termasuk sewa baju akad," katanya.

Devi menuturkan, untuk pernikahannya ini ia memang banyak sekali meminta bantuan kepada teman dan saudara khususnya untuk mencetak undangan dan jasa fotografi tetapi tanpa mengurangi kualitasnya. Menurutnya jangan mengeluarkan bujet lebih ke sesuatu hal yang bisa dibuang dalam sekejap seperti dekorasi, undangan, dan mobil pengantin.

"Sebisa mungkin pilih barang yang terpakai lama, baik itu souvenir, baju pengantin, aksesoris sampai buku tamu yang bisa dipajang. Buktinya saya bisa menekan bujet sampai Rp 20 juta karena semua itu, total biaya menikah saya Rp 80 juta dari anggaran Rp 100 juta," tuturnya.

Eka Purnama Sari, pembaca Wolipop yang turut menceritakan pengalamannya menikah dengan bujet minimalis mengatakan bahwa dirinya tidak menggunakan jasa wedding organizer. Semuanya dilakukan sendiri.

Meski tidak menyebutkan berapa jumlah total biaya yang dikeluarkan saat mengadakan pesta, namun ia mengaku banyak meminta bantuan kerabat dekat dan tetangga.

"Persiapannya dari 10 bulan sebelumnya. Jadi bisa survei vendor lebih banyak," demikian tulisnya di Twitter. (itn/itn)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads