Studi: Terlalu Eksis di SocMed Bisa Pengaruhi Kepuasaan Pada Pernikahan
wolipop
Rabu, 17 Apr 2013 09:06 WIB
Jakarta
-
Sebuah penelitian terbaru dilakukan untuk mengetahui pengaruh keeksisan seseorang di social media pada hubungan orang tersebut dengan pasangannya. Inilah hasil studi yang dilakukan Oxford Internet Institute itu.
Studi tersebut dipimpin oleh Dr Bernie Hogan. Ada lebih dari 24 ribu orang menikah yang ikut terlibat dalam penelitian itu.
Riset dilakukan untuk mengetes teori media multiplexity yaitu kemampuan untuk berkomunikasi melalui beberapa chanel komunikasi yang pertamakali dikembangkan pada 2005. Teori tersebut menyebutkan ada hubungan yang kuat antara banyaknya penggunaan alat komunikasi dengan seberapa sering alat komunikasi itu digunakan dan bagaimana pengaruhnya pada pernikahan.
"Teori itu pertamakali dimulai ketika era email, chat dan pembicaraan telepon. Tapi sekarang ini di era komunikasi digital, social media mengambil alih. Kami ingin melihat apakah sekarang dengan semakin beragamnya alat komunikasi memperkuat sebuah hubungan pernikahan," jelas Dr Hogan seperti dikutip Huffington Post.
Setelah Facebook, social media kini memang hadir dalam berbagai bentuk. Tidak sedikit pasangan menikah yang saling berkomunikasi melalui Twitter, Instagram atau Path. Bagaimana kehadiran berbagai alat komunikasi itu mempengaruhi pernikahan?
Setelah diteliti, Dr Hogan dan timnya menemukan, responden yang banyak memiliki akun media sosial dan rajin menggunakannya untuk berkomunikasi dengan suami atau istrinya ternyata cenderung tidak merasa puas dengan hubungan pernikahannya. Malah beberapa responden melaporkan adanya penurunan pada kepuasaan pernikahan. Responden yang menggunakan lebih dari lima alat komunikasi untuk mengobrol dengan orang tercinta mereka, kepuasaan pada pernikahannya menurun 14%.
"Menggunakan media-media ini bagus selama dalam batas wajar. Kita sudah terlalu dimabukkan dengan kehadiran alat komunikasi baru selama 10 tahun terakhir. Sekarang kita sadar kalau tidak menggunakannya akan jadi buruk, tapi berlebihan juga tidak baik," jelas Dr Hogan.
Psikiatris Dr. Edward Hallowell mengatakan pasangan suami-istri bisa merasa terasin satu sama lain dengan penggunaan social media yang terus-menerus di smartphone atau laptop mereka. "Anda butuh waktu dan perhatian untuk merasakan empati, merasa percaya dan adanya kedekatan. Dan pada umumnya pasangan yang terlalu sibuk lupa bagaimana mematikan (gadgetnya)," jelasnya.
Energi pasangan sibuk ini, menurut Dr Halloweell dihabiskan untuk keeksisan mereka di social media. Dan ini bisa membuat mereka jadi jarang menghabiskan waktu untuk mengobrol face to face.
(eny/eny)
Studi tersebut dipimpin oleh Dr Bernie Hogan. Ada lebih dari 24 ribu orang menikah yang ikut terlibat dalam penelitian itu.
Riset dilakukan untuk mengetes teori media multiplexity yaitu kemampuan untuk berkomunikasi melalui beberapa chanel komunikasi yang pertamakali dikembangkan pada 2005. Teori tersebut menyebutkan ada hubungan yang kuat antara banyaknya penggunaan alat komunikasi dengan seberapa sering alat komunikasi itu digunakan dan bagaimana pengaruhnya pada pernikahan.
"Teori itu pertamakali dimulai ketika era email, chat dan pembicaraan telepon. Tapi sekarang ini di era komunikasi digital, social media mengambil alih. Kami ingin melihat apakah sekarang dengan semakin beragamnya alat komunikasi memperkuat sebuah hubungan pernikahan," jelas Dr Hogan seperti dikutip Huffington Post.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah diteliti, Dr Hogan dan timnya menemukan, responden yang banyak memiliki akun media sosial dan rajin menggunakannya untuk berkomunikasi dengan suami atau istrinya ternyata cenderung tidak merasa puas dengan hubungan pernikahannya. Malah beberapa responden melaporkan adanya penurunan pada kepuasaan pernikahan. Responden yang menggunakan lebih dari lima alat komunikasi untuk mengobrol dengan orang tercinta mereka, kepuasaan pada pernikahannya menurun 14%.
"Menggunakan media-media ini bagus selama dalam batas wajar. Kita sudah terlalu dimabukkan dengan kehadiran alat komunikasi baru selama 10 tahun terakhir. Sekarang kita sadar kalau tidak menggunakannya akan jadi buruk, tapi berlebihan juga tidak baik," jelas Dr Hogan.
Psikiatris Dr. Edward Hallowell mengatakan pasangan suami-istri bisa merasa terasin satu sama lain dengan penggunaan social media yang terus-menerus di smartphone atau laptop mereka. "Anda butuh waktu dan perhatian untuk merasakan empati, merasa percaya dan adanya kedekatan. Dan pada umumnya pasangan yang terlalu sibuk lupa bagaimana mematikan (gadgetnya)," jelasnya.
Energi pasangan sibuk ini, menurut Dr Halloweell dihabiskan untuk keeksisan mereka di social media. Dan ini bisa membuat mereka jadi jarang menghabiskan waktu untuk mengobrol face to face.
(eny/eny)
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Home & Living
Tidak Perlu Repot Bawa Setrika Besar! Setrika Ini Harus Kamu Bawa saat Traveling
Health & Beauty
Bulu Mata Lentik Instan Tanpa Ribet! Cek 3 Produk Ini, Praktis untuk Pemula
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Viral Verificator
Viral Pernikahan 'Satset' ala Gen Z, Cuma Akad di Masjid Tanpa Resepsi
Di Negara Ini Suami Bisa Ditetapkan Bersalah Jika 'Like' Foto Wanita Lain
Viral Verificator
Viral Pernikahan Unik, Tamunya Antre Makan Mi Instan Gelas & Jajanan Warung
Gaun Soft Glam Jadi Tren Pernikahan 2026, Ini Inspirasinya dari Selebriti
Malam Pertama Gagal, Istri Minta Cerai 3 Hari Setelah Menikah Karena Hal Ini
Most Popular
1
10 Artis Drama China Pendek Terpopuler di 2025, Pesonanya Bikin Jatuh Cinta
2
Visual Kelewat Imut, Lee Je Hoon Bikin Netizen Gemas, Tak Disangka Ahjussi
3
Viral Verificator
Viral Pernikahan 'Satset' ala Gen Z, Cuma Akad di Masjid Tanpa Resepsi
4
Putri Brunei Anisha Rosnah Pamer Baby Bump, Anak Pertama dengan Pangeran Mateen
5
5 Urutan Pemakaian Skincare Malam dengan Retinol agar Kulit Glowing
MOST COMMENTED











































