Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Daftar Pakaian yang Paling Banyak Tidak Terpakai Setelah Dibeli

Hestianingsih - wolipop
Jumat, 12 Agu 2016 11:31 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Carol_Anne/Thinkstock
Jakarta - Pernahkah Anda membeli pakaian, tapi tidak pernah memakainya satu kali pun dan hanya tergantung di lemari? Ya, tidak sedikit orang yang menghabiskan uangnya untuk sesuatu yang sesungguhnya kurang dibutuhkan.

CollectPlus, perusahaan jasa pengiriman parcel bekerjasama dengan Oxfam sebuah organisasi amal di Oxford, Inggris, melakukan survei untuk mengetahui jenis pakaian apa saja yang paling banyak tidak digunakan setelah dibeli. Apa saja daftarnya?

T-shirt atau tank-top berada di urutan pertama, dengan 53 persen orang mengaku tidak pernah memakainya setelah dibeli. Di urutan kedua celana panjang, dengan perolehan 30 persen dan sweater 29 persen. Jeans juga termasuk pakaian yang paling banyak tidak dipakai begitu dibeli, sekitar 26 persen orang hanya menyimpannya di rak lemari. Sementara di urutan lima teratas adalah mantel dengan suara 24 persen.

Dari hasil survei juga terungkap pria justru lebih banyak membeli pakaian yang akhirnya tidak terpakai. Data menunjukkan pakaian tak terpakai yang dibeli pria bernilai rata-rata 100 poundsterling atau sekitar Rp 1,7 juta per tahun, Rp 170 ribu lebih banyak ketimbang yang dibeli wanita.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu penyebab banyaknya barang tak terpakai adalah kebiasaan berbelanja online yang kini menjadi 'hobi baru' sebagian besar orang. Menjamurnya bisnis e-commerce, memicu meledaknya pembelian pakaian atau barang-barang fashion lainnya beberapa tahun belakangan.

"Banyak orang membeli barang secara online yang ternyata tidak sesuai keinginan saat mereka mencobanya di rumah," ujar Catherine Woolfe, marketing director CollectPlus, seperti dikutip dari Female First.

Belanja online kini memang sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Bahkan sebagian orang lebih suka mencari barang secara virtual karena lebih mudah dan untuk efisiensi waktu. Namun terkadang belanja online tidak selalu menyenangkan. Tidak sedikit kasus pembeli yang kecewa karena barang yang ditampilkan di website ternyata tidak sesuai kenyataan.

Meskipun pernah kecewa, banyak pula konsumen yang tak 'kapok' berbelanja online. Faktor penyebab orang kecanduan belanja online, salah satunya karena tekanan psikologis. Berikut ini beberapa tekanan psikologis yang dapat menyebabkan Anda kecanduan belanja online, dikutip dari Female Mag:

1. Masalah Keluarga
Hubungan percintaan yang gagal atau adanya masalah keluarga, menjadi salah satu pemicu orang menjadi gila belanja. Aktivitas belanja pun menjadi pelampiasan dari masalah yang dihadapi.

2. Kesepian
Ternyata, menyembunyikan rasa kesepian dan depresi juga membuat orang menjadi kecanduan belanja. Selain bisa memuaskan hasrat berbelanja, ada kenikmatan tersendiri yang didapat.

3. Demi Hubungan Sosial
Keinginan untuk bisa diterima dalam sebuah kelompok sosial juga merupakan faktor Anda menjadi kecanduan belanja.

4. Untuk Hiburan
Demi meringankan perasaan kecewa, marah dan rasa takut, tak sedikit wanita melampiaskannya lewat belanja online. (hst/hst)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads