Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Gen Z Lebih Suka Koleksi Boneka dari Pada Beli Rumah, Ini Sebabnya

Rahmi Anjani - wolipop
Rabu, 23 Jul 2025 14:15 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Counterfeit Labubu dolls are displayed for sale on the sidewalk in Manhattan, New York City, U.S., July 22, 2025. REUTERS/David Dee Delgado
Foto: REUTERS/David Dee Delgado
Jakarta -

Mengoleksi boneka dan figur menjadi hobi banyak anak zaman sekarang. Apalagi dengan munculnya konsep blind box yang membuat kegiatan berburu mainan tersebut semakin menyenangkan. Tak sedikit yang rela mengeluarkan hingga jutaan rupiah untuk satu barang. Banyak gen Z disebut memilih menghabiskan uangnya di sana daripada menabung untuk rumah.

Boneka viral, seperti Labubu, Sonny Angel atau Hirono diperebutkan meski harganya mahal. Mengoleksi mainan tersebut memang bisa jadi ketagihan karena dopamine yang ditimbulkan dari berburu model incaran. Selain karena menyenangkan, menurut psikolog ada alasan mengapa hobi tersebut kini lebih diprioritaskan.

"Ada elemen seperti berjudi tapi dalam paket yang lebih menggemaskan," kata psikolog dan podcaster, Jemma Sbeg yang juga mengumpulkan Sonny Angel, dilansir Financial Review.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Bagiku, sensasinya adalah aspek blind box. Kita bisa membeli Sonny's dan Labubus yang sudah buka kalau mau yang spesifik, tapi aku belum pernah melakukannya. Aku suka kejutannya," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Efek Lipstik

Hobi membeli barang yang kurang dibutuhkan bukan sebuah fenomena baru. Berdasarkan teori Lipstick Effect, membeli blind box dan mengumpulkan boneka merupakan manifestasi kontemporer untuk orang-orang bisa menikmati kemewahan kecil, terutama di masa kesulitan keuangan. Teori Lipstik seperti adalah fenomena di mana orang cenderung suka membeli barang-barang 'mewah' yang terjangkau, seperti lipstik pada wanita justru saat kondisi ekonomi sedang sulit untuk menghibur diri sendiri.

LukeHartigan, mantan ekonom Bank Sentral Australia yang kini mengajar di Universitas Sydney berpendapat bahwa Efek Lipstik itu lah yang sebenarnya terjadi sekarang. Mengingat harga rumah yang semakin mahal, orang-o


rang memilih untuk memakai uang untuk bersenang-senang daripada ditabung tanpa benar-benar bisa memilikinya.

"Membeli barang-barang koleksi ini adalah keputusan logis yang diambil orang-orang. Mereka berkata, ya, aku tidak mampu membeli rumah, jadi aku akan menggunakan uang itu untuk membahagiakan diri sendiri sekarang," kata Luke. "Itulah yang terjadi dengan buku komik, kartu Pokemon, dan video game. Kita punya kegembiraan, dan itu membuat nilainya naik," tambahnya.

Nostalgia Masa Kecil

Selain karena efek kejutan, laporan ini juga mengaitkan tren blind box dengan konsumerisme 'inner-child' atau budaya 'kidult'. Ini terjadi ketika orang dewasa menikmati hal-hal kekanak-kanakan seperti mainan gemas atau video game demi terhubung dengan masa-masa dulu yang lebih bahagia dan tanpa beban.

Ketanggihan blind box sering dikaitkan dengan Gen Z yang dituduh suka konsumsi berlebihan. McLean sendiri tidak berpikir demikian tapi malah lebih menyalahkan "model bisnis yang merusak lingkungan" dan hal tersebut berasal dari generasi yang lebih tua.

(ami/ami)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads