Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Waspada Kena Fungal Acne, Ruam Gatal di Kulit yang Sering Dikira Jerawat

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Selasa, 09 Des 2025 11:45 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Health problem, skin diseases. Young woman showing her itchy back with allergy rash urticaria symptoms
Foto: Getty Images/iStockphoto/Voyagerix
Jakarta -

Jerawat umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun, tidak banyak orang tahu bahwa jamur juga bisa menjadi penyebab munculnya jerawat yang terasa gatal dan mengganggu penampilan.

Kondisi ini awam dikenal sebagai fungal acne, meskipun dokter kulit tak serta merta menyebutnya sebagai 'jerawat'.

"Sebutan itu sebenarnya kurang tepat, karena sebenarnya bukan jerawat sungguhan," jelas Joshua Zeichner, MD, associate professor dermatologi di Mount Sinai Hospital, New York, seperti dilansir Women's Health Mag.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fungal acne atau jerawat yang disebabkan jamur umumnya berupa benjolan kecil berisi nanah yang terasa gatal, kadang tampak mirip ruam kemerahan. Biasanya muncul di badan seperti punggung dan dada, tapi bisa juga muncul di wajah.

Apa Penyebab Fungal Acne?

Fungal acne terjadi ketika ragi alami bernama Malassezia tumbuh berlebihan di kulit, masuk ke folikel rambut, lalu memicu peradangan.

ADVERTISEMENT

"Ragi ini hidup di kulit kita dan suka memakan sebum, yaitu minyak yang diproduksi kelenjar di bawah kulit," terang Blair Jenkins, MD, PhD, clinical assistant professor dermatologi di Michigan Medicine.

Saat tubuh panas dan berkeringat, produksi sebum meningkat. Lingkungan lembap, berminyak, dan tertutup membuat jamur berkembang dan akhirnya menimbulkan benjolan. Fungal acne paling sering muncul di punggung dan dada, tapi bisa juga terjadi di wajah.

Beberapa faktor yang dapat memicu pertumbuhan jamur berlebihan

- Terlalu lama memakai pakaian berkeringat

Kadang setelah olahraga, kita malas ganti baju. Pakaian yang lembap dan ketat dapat menjebak keringat, minyak, dan sel kulit mati di permukaan kulit.

"Ini menciptakan kondisi ideal bagi jamur untuk tumbuh cepat," ujar Dr. Blair.

- Jarang mandi setelah berkeringat

Tidak mandi setelah tubuh berkeringat membuat minyak dan sel kulit mati menumpuk di kulit, menjadi tempat berkembang biak jamur. Namun bagi yang memiliki kondisi kulit sensitif, selalu konsultasikan ke dokter sebelum mengubah rutinitas mandi.

- Cuaca panas dan lembap

Jamur menyukai sebum, dan produksi sebum meningkat saat cuaca panas serta lembap. Keringat yang bercampur minyak lalu terperangkap di kulit memberi kesempatan jamur untuk berkembang.

- Penggunaan antibiotik jangka panjang

Antibiotik bisa mengubah keseimbangan mikroorganisme di kulit. Meski berguna melawan infeksi bakteri, penggunaan antibiotik yang tak terkontrol atau dalam jangka panjang dapat mengganggu mikrobioma kulit, sehingga jamur tumbuh lebih banyak.

"Saya tidak bilang ini sangat umum, tapi bisa terjadi," kata Dr. Blair.

Perbedaan Fungal Acne dengan Jerawat Biasa

Jerawat karena bakteri biasanya muncul dalam bentuk komedo atau kista yang dalam dan terasa sakit. Sementara fungal acne cenderung berupa benjolan kecil, dangkal, ukurannya seragam, dan bisa tampak kemerahan atau keunguan tergantung warna kulit.

"Banyak orang juga merasakan benjolannya gatal. Itu salah satu pembeda utamanya," kata Dr. Blair.

Jika kamu mengalami ruam gatal yang mirip jerawat dan tidak kunjung membaik, konsultasikan dengan dokter kulit. Jika benar karena jamur, dokter biasanya akan memberikan resep salep atau krim antijamur dan sabun khusus.

Cara Mencegah Fungal Acne

Fungal acne bisa dicegah dengan menghindari beberapa pemicunya. Apa saja?

- Jangan biarkan tubuh berlama-lama dalam kondisi berkeringat

Jika tinggal di daerah panas atau sering berolahraga, segera ganti pakaian setelah berkeringat.

"Jamur benar-benar bisa tumbuh di kulit yang lembap dan berminyak," kata Dr. Joshua.

- Pilih pakaian yang menyerap keringat

Beberapa orang memang lebih mudah berkeringat. Jika kamu salah satunya, pertimbangkan memakai pakaian longgar yang membantu sirkulasi udara dan tidak menjebak keringat.

- Hindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu

Antibiotik tidak efektif untuk flu atau pilek, karena hanya bekerja melawan infeksi bakteri.

"Jadi jangan minum antibiotik kecuali memang diresepkan oleh tenaga medis," tegas Dr. Blair.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads