Pakar Nutrisi Sebut Botox Adalah Penipuan yang Bikin Kulit Makin Kendur
Botox telah lama menjadi perbincangan dan kontroversi di dunia kecantikan. Banyak orang yang mengandalkan suntikan kecantikan tersebut untuk menghilangkan kerutan dan mencegah penuaan dini. Namun, seorang ahli nutrisi dan kesehatan kulit Maria Marlowe memiliki pandangan berbeda.
Dalam podcast The Balance Theory, ia secara tegas menyebut Botox sebagai "penipuan total". Maria memperingatkan bahwa penggunaan Botox justru bisa membuat kulit lebih kendur seiring waktu.
"Saya bukan penggemar Botox preventif. Itu adalah penipuan total," katanya dalam wawancara di The Balance Theory.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan bahwa Botox bekerja dengan melumpuhkan otot-otot wajah, yang memang dapat mengurangi tampilan kerutan sementara. Namun, efek ini hanya bersifat sementara. Setelah Botox mulai hilang, kulit justru menjadi lebih kendur dan membuat seseorang semakin bergantung pada suntikan ini.
"Apa yang kita lihat sekarang adalah ketika kita mulai menggunakan Botox, terutama di usia muda, otot-otot menjadi lumpuh. Begitu efeknya hilang, kulit justru menjadi lebih kendur, sehingga menciptakan kebutuhan untuk lebih banyak Botox," ungkap Maria.
Maria juga menyoroti bahwa Botox sebenarnya adalah racun. Zat yang disuntikkan dalam prosedur ini adalah botulinum toxin, yang dalam dosis tinggi bisa menjadi sangat berbahaya.
"Semakin banyak saya meneliti, semakin saya menyadari bahwa Botox adalah toksin. Kita menyuntikkan racun ini ke dalam tubuh kita," tegasnya.
Maria bahkan berbagi pengalaman pribadinya ketika ia mencoba Botox di usia 17 tahun, tetapi bukan untuk kecantikan, melainkan untuk mengurangi keringat berlebih di ketiaknya. Namun, dia tidak merasakan manfaatnya. Maria mengklaim bahwa prosedur tersebut memicu masalah autoimun
Pendapat tentang Botox memang masih menjadi perdebatan. Sebagian ahli kecantikan percaya bahwa Botox bisa menjadi solusi efektif untuk mencegah penuaan dini. Dr. Shadi Kourosh, profesor dermatologi di Harvard Medical School menjelaskan bahwa Botox bisa dilakukan ketika tanda-tanda penuaan seperti garis ekspresi mulai terlihat jelas. Dia pun tidak setuju jika Botox dilakukan saat usia masih 20-an awal.
"Wajah muda seharusnya bisa bergerak. Terlalu banyak botox bisa menghasilkan tampilan yang kaku atau tidak alami, membuat seseorang terlihat lebih tua daripada lebih muda," jelasnya, seperti dikutip dari Vogue.
ur
Botox telah lama menjadi perbincangan dan kontroversi di dunia kecantikan. Banyak orang yang mengandalkan suntikan kecantikan tersebut untuk menghilangkan kerutan dan mencegah penuaan dini. Namun, seorang ahli nutrisi dan kesehatan kulit Maria Marlowe memiliki pandangan berbeda.
Dalam podcast The Balance Theory, ia secara tegas menyebut Botox sebagai "penipuan total". Maria memperingatkan bahwa penggunaan Botox justru bisa membuat kulit lebih kendur seiring waktu.
"Saya bukan penggemar Botox preventif. Itu adalah penipuan total," katanya dalam wawancara di The Balance Theory.
Ia menjelaskan bahwa Botox bekerja dengan melumpuhkan otot-otot wajah, yang memang dapat mengurangi tampilan kerutan sementara. Namun, efek ini hanya bersifat sementara. Setelah Botox mulai hilang, kulit justru menjadi lebih kendur dan membuat seseorang semakin bergantung pada suntikan ini.
"Apa yang kita lihat sekarang adalah ketika kita mulai menggunakan Botox, terutama di usia muda, otot-otot menjadi lumpuh. Begitu efeknya hilang, kulit justru menjadi lebih kendur, sehingga menciptakan kebutuhan untuk lebih banyak Botox," ungkap Maria.
Maria juga menyoroti bahwa Botox sebenarnya adalah racun. Zat yang disuntikkan dalam prosedur ini adalah botulinum toxin, yang dalam dosis tinggi bisa menjadi sangat berbahaya.
"Semakin banyak saya meneliti, semakin saya menyadari bahwa Botox adalah toksin. Kita menyuntikkan racun ini ke dalam tubuh kita," tegasnya.
Maria bahkan berbagi pengalaman pribadinya ketika ia mencoba Botox di usia 17 tahun, tetapi bukan untuk kecantikan, melainkan untuk mengurangi keringat berlebih di ketiaknya. Namun, dia tidak merasakan manfaatnya. Maria mengklaim bahwa prosedur tersebut memicu masalah autoimun
Pendapat tentang Botox memang masih menjadi perdebatan. Sebagian ahli kecantikan percaya bahwa Botox bisa menjadi solusi efektif untuk mencegah penuaan dini. Dr. Shadi Kourosh, profesor dermatologi di Harvard Medical School menjelaskan bahwa Botox bisa dilakukan ketika tanda-tanda penuaan seperti garis ekspresi mulai terlihat jelas. Dia pun tidak setuju jika Botox dilakukan saat usia masih 20-an awal.
"Wajah muda seharusnya bisa bergerak. Terlalu banyak botox bisa menghasilkan tampilan yang kaku atau tidak alami, membuat seseorang terlihat lebih tua daripada lebih muda," jelasnya, seperti dikutip dari Vogue.
(kik/kik)
Home & Living
Ravelle Airy Premium Air Purifier HEPA13 + Aromatherapy: Udara Bersih, Mood Tenang, Hidup Lebih Nyaman
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Fashion
3 Padel Bag Stylish & Fungsional yang Bikin Kamu Makin Siap Turun ke Lapangan!
Jakarta x Beauty 2025
Cara Dapat Produk Gratis di Jakarta X Beauty 2025, Sunscreen Hingga Vitamin
Wardah Diskon 50%, Mercredi 79%! Ini Deretan Promo Menarik di JxB 2025
Alasan Prilly Latuconsina Sempat Malu Pamer Wajah Asli Tanpa Makeup
8 Skincare Korea Terbaik yang Terbukti Mencerahkan Wajah Kusam
Tips Cegah Cushion Oksidasi Agar Makeup Tetap Flawless Seharian
Foto: Gaya Bisnis Jennifer Lopez, Tetap Seksi dengan Blazer Tanpa Bra
8 Foto Alyssa Daguise-Al Ghazali Baby Moon di Thailand, Bumil Tampil Stylish
Foto: Pesona Winter aespa yang Digosipkan Pacaran dengan Jungkook BTS
Studi Ungkap Kencan Online Bikin Wanita Tergoda Operasi Plastik, Ini Alasannya











































