Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kenali Jenis Filler yang Aman Agar Wajah Terlihat Cantik Alami

Daniel Ngantung - wolipop
Jumat, 11 Okt 2024 17:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Beautiful woman gets an injection in her lips.
Ilustrasi filler (Foto: Thinkstock)
Jakarta -

Sejalan dengan perkembangan teknologi kecantikan dan bergeliatnya konten beauty di media sosial, rekayasa estetika wajah bukan sesuatu yang tabu lagi. Filler termasuk salah satu treatment yang diminati oleh mereka yang ingin tetap awet muda. Banyak pilihan jenis filler, tapi mana yang aman?

Filler dilakukan sebagai prosedur face contouring, yakni mengubah kontur wajah pada bagian yang kehilangan volume dan mengalami kerutan. Area yang 'diisi' dengan suntikan biasanya mencakup hidung, dagu, pipi, kantung mata, dan dahi.

dr. Aji Bayu Chandra M. Biomed memaparkan, ada tiga jenis filler yang jamak dikenal, yakni filler nonpermanen, semi permanen, dan permanen. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya, tapi ia sangat tidak menyarankan pemakaian dua tipe filler terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cosmetologist does anti wrinkle injections on the chin, lips and on the face of a beautiful woman in a beauty salon. Cosmetology concept.Cosmetologist does anti wrinkle injections on the chin, lips and on the face of a beautiful woman in a beauty salon. Cosmetology concept.Ilustrasi filler (Foto: Getty Images/iStockphoto/dimid_86)

"Peredaran filler permanen semestinya sudah dilarang karena memiliki efek 'meleleh' di tubuh. Istilahnya, sampai kubur tidak akan hilang karena filler tersebut tidak bisa dikeluarkan dari tubuh jika terjadi kesalahan," katanya.

Filler permanen sempat marak pada awal kemunculannya. Banyak selebriti dunia yang menggunakannya, tapi malah berakhir dengan tampilan wajah yang tidak natural dan jauh dari kesan estetis.

ADVERTISEMENT

Tren kemudian bergeser ke semi permanen, yang meski sifatnya hanya sementara, tetap memiliki masa bertahan yang cukup lama. Perbaikan memang memungkinkan jika hasilnya kurang memuaskan, tapi pasien harus menunggu 2-5 tahun terlebih dulu sampai filler keluar secara alami dari tubuh untuk digantikan dengan yang baru.

Dalam prosedur filler, bisa saja terjadi overfilling syndrome. Kondisi ini merujuk pada penyuntikan filler yang berlebihan sehingga menyebabkan tampilan wajah tidak asimetris, membesar secara berlebihan seperti muka bantal.

Filler forehead injection for male face in beauty clinicIlustrasi filler (Foto: iStock)

Ada kaitannya dengan jam terbang dokter atau permintaan pasien sampai risiko tersebut bisa muncul. Tentu dengan filler permanen, dokter tidak bisa berbuat apa-apa. Begitu pula dengan semi permanen yang masa tunggunya terbilang panjang.

Oleh karena itu, dr Aji menegaskan, filler nonpermanen menjadi opsi yang paling aman. "Kenapa demikian, karena ada antidot khusus berupa enzim yang disuntikkan ke tubuh lalu dapat memecah filler dalam 1x24 jam menjadi air, lalu dibuang lewat air seni, keringat, dan napas," katanya.


Filler nonpermenan memiliki zat aktif Hyaluronic Acid (HA) yang sebenarnya juga diproduksi oleh tubuh untuk menjaga kelembaban dan elastisitas kulit. Namun seiring bertambahnya usia, produksi HA alami akan terus berkurang. Itu mengapa penggunaan Filler HA dinilai sangat aman.


Galderma Aesthetics termasuk salah satu penyedia filler HA, tapi diramu dengan teknologi NASHA & OBT sehingga membedakannya dari produk lain.

Filler NASHA & OBT diklaim mendekati HA alami. NASHA (Non-Animal Stabilized HA) yang dirancang khusus untuk lifting dan presisi tanpa adanya penambahan volume berlebih, sehingga dapat mengangkat bagian wajah yang mulai kendur.

Adapun OBT (Optimal Balanced Technology) untuk contouring pada area-area dinamis seperti pipi, pelipis, kantung bawah mata dan bibir. OBT juga memberikan flexible support untuk area wajah yang dinamis sehingga ekspresi wajah tetap natural.

(dtg/dtg)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads