Cerita Sebenarnya di Balik Viral Guru Bergaji Kecil Nyambi Jadi Perias
Seorang guru tidak tetap (GTT) di Brebes, Jawa Tengah, nyambi sebagai perias atau make up artist (MUA) viral di media sosial. Guru tersebut melakoni pekerjaan sebagai MUA sepulang dari sekolah karena penghasilan sebagai guru tidak cukup untuk kebutuhan hidup sehari hari.
Kisah guru GTT nyambi jadi MUA ini viral melalui Tik Tok. Postingan Min Ayatin Aenun Siha (26) warga Desa Cikuya, Kecamatan Banjarharjo, Brebes sudah ditonton ratusan ribu kali. Video ini juga sudah dikomentari lebih dari 3 ribu warganet.
Ditemui di tempat kerjanya Sabtu (30/10/2021), wanita yang biasa disapa Minha ini menuturkan, dirinya sengaja menekuni MUA sebagai pekerjaan sampingan. Alasannya tidak lain untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai guru tidak tetap, Minha merupakan guru kelas dan mengajar kelas II SD Negeri Cigadung 1. Sejak menjadi guru, Minha belum masuk dapodik. Dirinya baru didaftar pada tahun ini, namun belum ada jawaban.
GTT ini mengaku hanya mendapatkan honor sebesar Rp 450 ribu per bulan. Sebelumnya, honor yang diterima Rp 350 ribu per bulan.
"Sekarang sudah ada kenaikkan, jadi Rp 450 ribu. Sebelumnya waktu baru masuk tahun 2019, honornya Rp 300 ribu, terus ada tambahan naik Rp 350 ribu dan sekarang naik jadi Rp 450 ribu," ucapnya.
Min Ayatin Aenun Siha atau Minha, guru nyambi jadi perias karena bergaji kecil. Foto: Imam Suripto |
Kecilnya honor yang diterima tidak membuat Minha terus berkeluh kesah. Berbekal ilmu rias yang dipelajari melalui Youtube, Minha mencoba memberanikan diri menjadi perias. Lambat laun, hasil riasnya ini banyak disukai orang.
Pekerjaan sampingan ini biasa dilakoni setelah mengajar. Bahkan jika job merias mepet dengan jam kerja, dia akan membawa perangkat riasnya ke sekolah.
"Sering banget dapat job mepet dengan jam kerja. Kalau sudah seperti itu, alat rias saya bawa ke sekolah," terusnya.
Meski hanya pekerjaan sambilan, hasil dari MUA ini ternyata bisa mencukupi kebutuhan hidup. Pekerjaan sampingannya sebagai perias bukan hanya sekadar untuk acara pernikahan, ada juga acara prewedding, pertunangan, hari Kartini atau karnaval.
"Dari hasil merias ini, cukup untuk kebutuhan keluarga. Asal mau capek, hasilnya lumayan, baik itu prewed, nikah atau tunangan," terangnya.
Kepala Sekolah tempat Minha bekerja memberikan tanggapannya terkait aksi sang guru viral nyambi jadi perias atau MUA. KLIK HALAMAN SELANJUTNYA.
Tanggapan Kepala Sekolah Soal Guru Kerja Sampingan Jadi MUA
Purwati Rahayu, Kepala SD Negeri Cigadung 1 menanggapi viralnya guru di tempatnya mengajar tersebut. Dia mengatakan, jumlah guru di sekolahnya ada sembilan orang termasuk dirinya. Dari sembilan orang ini, dua orang berstatus PNS, satu berstatus PPPK dan lainnya GTT.
"Yang PNS itu guru mapel olahraga, kepala sekolah, lalu guru kelas 4 itu PPPK. Selain itu guru wiyata bhakti (GTT)," terang kepala sekolah.
Honor para GTT di sekolahnya, dijelaskan Purwati diambil dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Besaran honor yang diterima tergantung dari lama kerja dan jumlah murid.
"Kalau untuk honor, mengingat situasi kondisi sekolah, jumlah murid yang segitu (120 orang), kemudian jumlah wiyata bhakti cukup banyak, maka kami hanya mampu memberikan honor paling tinggi Rp 650 ribu. Itu bagi yang sudah lama, jadi besarannya menurut masa kerja. Untuk Mba Minha itu Rp 450 ribu dan itu baru kemarin," bebernya.
Soal pekerjaan Minha, Purwari mengatakan, sejauh ini tidak mengganggu aktifitas dinasnya. Pasalnya, pekerjaan sampingan itu dilakukan setelah jam dinas.
"Alhamdulilah pekerjaan itu tidak mengganggu dinasnya, kegiatan yang itu selalu dikerjakan di luar jam dinas," tandas Purwati.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Sutrisno menerangkan, pengangkatan GTT merupakan kewenangan masing masing kepala sekolah. Dinas Pendidikan dalam hal ini, kata Sutrisno hanya sebatas memantau berdasarkan laporan yang masuk.
Kemudian soal honor para GTT, semuanya diambilkan dari dana BOS. Besarannya tergantung kemampuan masing masing sekolah dan jumlah murid.
"Jadi masalah GTT memang untuk pengangkatan ada di kepala sekolah, kemudian dapodik pun di sekolah masing masing. Kita hanya memantau. Kemudian untuk BOS yang jadi viral, ada Rp.300 ribu ada yang Rp.400 ribu dan Rp.500 ribu tergantung kemampuan sekolah. Kalau jumlah murid banyak jumlah dana BOS akan besar," tutupnya.
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Home & Living
Tidak Perlu Repot Bawa Setrika Besar! Setrika Ini Harus Kamu Bawa saat Traveling
Health & Beauty
Bulu Mata Lentik Instan Tanpa Ribet! Cek 3 Produk Ini, Praktis untuk Pemula
Home & Living
SANKEN HWN-K13: Dispenser Portable Ringan, Higienis & Hemat Listrik!
Bikin Takjub! Detail Makeup Flawless Amanda Zahra Saat Akad Nikah
Impian Mirip Kylie Jenner Berujung Koma, Kisah Pilu Wanita yang Oplasnya Gagal
8 Merek Skincare Lokal Terdaftar BPOM dan Halal MUI
Makeup Tetap On, Begini Cara Reapply Sunscreen yang Benar!
Seung Tae, Brand Skincare Singapura Rilis di Indonesia, Hadirkan Serum Mask
10 Artis China Terpopuler di TikTok Selama 2025, Dilraba Ditonton 8,9 M Kali
Potret Terbaru Tasya Farasya Naik BB 8 Kg, Curhat Ingin Lompat Dari Genteng
Transformasi Park Shin Hye Jalani Kehidupan Ganda di Undercover Miss Hong
Foto: Eksperimen Gaya Bintang 'K-Pop: Demon Hunters', Girlie hingga Nyentrik












































Min Ayatin Aenun Siha atau Minha, guru nyambi jadi perias karena bergaji kecil. Foto: Imam Suripto