Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Musim Hujan Harus Tetap Pakai Tabir Surya, Ini Alasannya

Daniel Ngantung - wolipop
Selasa, 29 Nov 2016 07:19 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Thinkstock
Jakarta - Hujan sedang sering-seringnya mengguyur sebagian besar daerah di Indonesia. Sinar matahari pun jarang terlihat. Meski matahari tidak bersinar terik, bukan berarti Anda boleh berhenti sejenak dari ritual memakai tabir surya.

Tabir surya di musim hujan, untuk apa? Bukankah tabir surya hanya untuk melindungi kulit saat berada di daerah tropis di mana pancaran sinar mataharinya cukup intensif?

Tapi tabir surya dengan SPF medium atau tinggi juga perlu Anda aplikasikan kulit meskipun paparan sinar matahari tidak begitu menyengat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca Juga: Editor's Choice: 5 Sunscreen untuk Cegah Kerutan dan Bintik Hitam di Wajah

Menurut Dendy Engelman, seorang dermatologis asal New York, hiperpigmentasi yakni proses penggelapan kulit di area tertentu tidak hanya disebabkan oleh sinar matahari. Pigmentasi rupanya juga dapat dipicu oleh cahaya inframerah yang terpancar dari layar komputer atau lampu.

"Biasanya orang berpikir, buat apa menggunakan tabir surya di musim dingin? Terutama di New York City, di mana matahari jarang muncul. Tapi sekarang kita sudah tahu, lampu di kantor, layar ponsel Anda bisa sangat membahayakan," ujar Dendy seperti dikutip Vogue.com.

Baca Juga: Bukan Hanya Wajah, 7 Area Tubuh Ini Juga Harus Dioleskan Tabir Surya

Jenis tabir surya dan tingkatan SPF sendiri dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan. Jika Anda sudah mengaplikasikan pelembap kulit yang bertekstur tebal, lapisi dengan tabir surya yang ringan.

Sementara untuk tingkatan SPF, bagi Anda yang sering terpapar cahaya lampu dan layar komputer serta ponsel, disarankan untuk mengaplikasikan tabir surya ber-SPF 30 ke atas. (dng/hst)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads